Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Marketing Change, Konsumen Sentris Solusinya

13 Juni 2020   17:14 Diperbarui: 16 Januari 2021   09:53 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image MarkPlus Institute

Kemajuan teknologi informasi membuat konsumen cerdas, mereka tidak mudah percaya dengan tenaga penjualan, konsumen akan mengadakan pencarian terlebih dahulu di mesin pencari, mempelajari produk, melihat testimoni pengguna  dan membandingkan dengan produk pesaing. Bisa jadi konsumen lebih menguasai produk dan kinerja pelayanannya dibandingkan dengan para tenaga penjual.

Kesimpulan

Pemasaran dengan berpusat pada konsumen sekarang ini, menuntut perusahaan dapat mengelola komunikasi dua arah yang baik dengan pelanggan. Yang pertama harus dilakukan adalah membuat aplikasi dan konten yang menarik baik yang dapat diakses melalui komputer, laptop, smarphone, tablet, netbook. Dan media konsumen berkomunikasi melalui call center, kuesioner pelanggan, testimoni dan sebagainya.

Bagian  IT (Information Technology) yang ahli sangat berperan untuk membangun sistem komunikasi yang mudah diakses pelanggan dan mendapatkan respon cepat dari perusahaan. Perusahaan tidak mematikan sarana offline, tetapi tetap dimaksimalkan sebagai tempat bertemu secara langsung dengan pelanggan.

Customer service jangan sepenuhnya melalui sistem mesin, tetapi bisa digabung dengan pelayanan yang dikelola oleh tenaga customer service yang profesional. Produk yang bagus tidak menjamin produk tersebut laku di pasaran tetapi perlu sentuhan orang ahli dibidang IT, tenaga sales and marketing yang andal dan customer service atau public relation yang mumpuni.

Peran departemen HRD besar untuk mengadakan pelatihan, meningkatkan soft skill para frontliner. Manajemen puncak dalam membangun budaya perusahaan yang menjunjung tinggi etika, moral dan nilai-nilai positif, yang akhirnya menjadi pembeda dengan pesaing, bukankah satu hal yang tidak dapat ditiru pesaing mana-pun adalah budaya perusahaan (corporate culture).

Referensi : Marketing of Competitiveness, Philip Kotler - Hermawan Kartajaya & Hooi Den Huan, Bentang 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun