Mohon tunggu...
Kris Arneta Simarmata
Kris Arneta Simarmata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ 2021

Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Penerapan Sistem Pendaftaran Online Pada Pelayanan Rumah Sakit

24 Oktober 2022   21:46 Diperbarui: 24 Oktober 2022   22:01 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: @mphg.official

Kris Arneta Simarmata

Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

krisnetaaa@gmail.com

PENDAHULUAN

Perkembangan digitalisasi saat ini begitu cepat, Dalam perkembangannya teknologi informasi telah merambah semua bidang kehidupan, termasuk bidang kesehatan. Salah satu upaya mewujudkan status kesehatan masyarakat yang optimal adalah dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar (Syukron dan Hasan,2015:28). Pesatnya perkembangan teknologi ini membuat pola kehidupan manusia menjadi semakin efektif dan efisien, teknologi juga sudah mulai diterapkan pada berbagai layanan publik. Salah satu layanan yang tak luput dari pengaruh teknologi adalah layanan kesehatan yang ada di rumah sakit. Pada umumnya persoalan pelayanan pendaftaran rumah sakit adalah antrian tunggu pendaftaran pasien yang berbelit-belit dan membutuhkan waktu tunggu antrian berjam-jam, menjadi tantangan yang sulit untuk diatasi dalam kegiatan pelayanan publik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut muncul sebuah program yaitu Pendaftaran atau Registrasi online pada pasien untuk pelayanan di rumah sakit, melalui inovasi pelayanan pendaftaran dalam jaringan (daring) atau online berbasis web atau aplikasi yang dapat diakses handphone yang terkoneksi dengan internet. Dengan adanya registrasi online sangat memudahkan para pasien yang ingin mendaftar antrian tanpa harus datang ke rumah sakit untuk mendapat nomor antri, sehingga pasien yang ingin datang ke rumah sakit dapat memperkirakan waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan medis dan pasien hanya cukup mendaftar melalui website RS lalu mengisi data-data yang dibutuhkan dan memilih jadwal kunjungan yang diinginkan (Masniah, 2015:9).

Untuk mendapatkan pelayanan rumah sakit melalui pendaftaran secara online pasien diwajibkan mengunggah semua dokumen dan berkas persyaratan pada aplikasi yang disediakan oleh rumah sakit, pastikan jaringan internet terhubung ke perangkat lalu unggah berkas dengan kualitas foto yang baik agar bisa terverifikasi oleh petugas, jika ada persyaratan yang belum atau gagal terverifikasi karena tidak memenuhi syarat mengakibatkan pasien tidak dapat melanjutkan proses pendaftaran, sehingga harus melakukan unggah berkas ulang yang belum terverifikasi untuk selanjutnya menunggu semua persyaratan dapat terverifikasi. Dan biasanya waktu akses pendaftaran online itu terbatas di jam kerja saja, dan pasien yang mendaftar melewati jam tersebut secara otomatis akan masuk dalam pendaftaran di hari berikutnya. Hal ini diungkapkan oleh Martiana (2018:34), bahwa pasien masih terkendala oleh kebijakan rumah sakit, dimana pendaftaran online hanya dapat dilakukan H-1 sebelum pasien mendapatkan pemeriksaan.

Berdasarkan penjelasan diatas, menjelaskan bagaimana terbentuknya inovasi penerapan sistem pelayanan aplikasi pendaftaran online di rumah sakit. Perkembangan zaman yang semakin canggih sangat penting bagi suatu instansi atau pemerintahan dalam melakukan perubahan inovasi pelayanan yang melibatkan teknologi informasi. Adanya aplikasi pendaftaran online mendukung proses pelayanan publik menjadi efektif dan efisien.

TEMUAN DAN ANALISIS

1. Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Pendaftaran Online di Rumah Sakit

Penerapan sistem pendaftaran online ini muncul bukan tanpa sebab ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu:

  • Mengaplikasikan kemajuan teknologi yang ada melalui sistem Elektronik Medical Record (EMR) atau Rekam Medis yang tadinya data pasien hanya menggunakan kertas sekarang dengan kemajuan teknologi yang ada bentuk data menggunakan database yaitu dalam bentuk dokumen digital.
  • Adanya keluhan dari masyarakat karena antrian yang panjang untuk registrasi yang dilakukan langsung di rumah sakit sangat lama dan akhirnya banyak pasien yang protes pada pihak rumah sakit.
  • Sarana dan prasarana di rumah sakit yang kurang memadai menjadi faktor penerapan sistem pendaftaran online, selain panjangnya antrian dan proses verifikasi yang lama biasanya loket pendaftaran pada pasien yang ingin dirawat juga tersedia sedikit.

2. Kendala Penerapan Sistem Pendaftaran Online di Rumah Sakit

Dibalik kemudahan dan keefisienan inovasi ini, ada beberapa kendala yang sering ditemukan seperti:

  • kendala gadget menjadi salah satu kendala yang paling umum karena untuk mengakses sistem ini tidak semua handphone bisa mensupport biasanya hanya bisa digunakan di Android dan IOS, lalu masalah penggunanya seperti lansia yang sering mengeluh mereka tidak paham bagaimana cara mendaftar onlin.
  • kendala sugesti, biasanya para orang tua tidak ingin dipusingkan oleh teknologi sehingga mereka beranggapan kalau mendaftar secara manual lebih mudah.
  • kendala informasi, biasanya pasien tidak tahu jika ada sistem pendaftaran secara online karena kurangnya informasi yang diberikan oleh pihak rumah sakit terkait.

3. Keterkaitan terhadap Teori Modernisasi 

Modernisasi sebagai proses homogenisasi. Proses modernisasi merupakan proses yang menuntut kesamaan dan kemiripan, dan hal ini menjadi indikator keberhasilan proses pembangunan. Proses homogenisasi ini terjadi dalam beberapa tingkat. Pertama, homogenisasi internal, yaitu homogenisasi yang terjadi di dalam negara tersebut. Artinya, di antara masyarakat tidak terjadi ketimpangan ekonomi dan sosial. Kedua, homogenisasi eksternal, yaitu kemiripan dan kesamaan antara negara maju dan negara berkembang. Watak homogenisasi ini merupakan salah satu target para pemikir teori modernisasi untuk melaksanakan pembangunan secara efektif.

Modernisasi merupakan proses yang tidak bisa dihentikan ketika sudah mulai berjalan. Dengan kata lain, ketika sudah melakukan kontak dengan negara maju, dunia ketiga tidak mampu menolak proses selanjutnya. Penerapan teknologi dalam dunia kesehatan akan mempermudah pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Modernisasi dan inovasi dalam penerapan pelayanan medis telah membawa kemudahan dan manfaat yang besar bagi masyarakat. Selain itu, manfaat digitalisasi dalam bidang kesehatan dapat mengurangi waktu tunggu pasien. Jika kita ingin mendapatkan pelayanan medis di sebuah rumah sakit biasanya kita harus mengantri berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan tersebut. Namun kini, berkat adanya inovasi pendaftaran secara online di rumah sakit, kita dapat menghemat waktu dengan membuat janji temu secara online dan kemudian bertemu langsung dengan layanan medis tanpa harus mengantri panjang. Dengan adanya digitalisasi memudahkan penyedia layanan untuk menyimpan data penting pasien seperti data hasil registrasi dan data penting lainnya. penyedia layanan kesehatan dapat dengan mudah membuka dan menyimpan data kembali.

4. Inovasi Sistem Pendaftaran Online Pada Pelayanan Rumah Sakit Sebagai Wujud Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat -khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumber daya pembangunan- didorong untuk semakin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka. Pada dasarnya pokok pikiran dari pembangunan yang berpusat pada masyarakat (people centered development) diimplementasikan ke dalam sebuah pendekatan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan, dan wewenang yang lebih besar kepada masyarakat untuk mengelola proses pembangunan sosial (Soetomo, 2011: 69). Berkenaan dengan pemaknaan konsep pemberdayaan masyarakat, Ife dan Tisoriero (2006) menyatakan bahwa konsep pemberdayaan (empowerment) sebagai upaya memberikan otonomi, wewenang, dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin.

Ketika inovasi sistem pendaftaran online di terapkan di rumah sakit maka perlu sebuah indikator keberdayaan yang dapat menunjukkan program tersebut berdaya atau tidak. Sehingga ketika sebuah program pemberdayaan diberikan, seluruh upaya dapat di dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan yang perlu dioptimalkan. UNICEF mengajukan 5 dimensi sebagai tolak ukur keberhasilan pemberdayaan masyarakat, terdiri dari kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol. Lima dimensi tersebut adalah kategori analisis yang bersifat dinamis, satu sama lain berhubungan secara sinergis, saling menguatkan dan melengkapi. Berikut adalah uraian lebih rinci dari masing -- masing dimensi:

  • Kesejahteraan

            Dimensi ini bisa kita identifikasi dari inovasi yang dibuat kalau dapat diukur tercukupinya kebutuhan akan kesehatan masyarakat karena semua masyarakat dapat menggunakan sistem pendaftaran online jika ingin mendapatkan pelayan rumah sakit dengan cepat.

  • Akses

            Dimensi ini menyangkut kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya dan manfaat yang dihasilkan oleh program yang ada. Dalam menggunakan sistem pendaftaran online ini tidak ada ketentuan atau kesenjangan kelas yang menjadi syarat khusus dari mereka yang berada di kelas lebih tinggi dibanding mereka dari kelas rendah, yang berkuasa dan dikuasai, pusat dan pinggiran. Semua pasien yang ingin mendapat pelayanan rumah sakit dapat mengaksesnya.

  • Kesadaran kritis

            Kesadaran pasien akan teknologi khususnya pasien lanjut usia harus lebih ditingkatkan karena lansia biasanya tidak mau untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada karena alasan paling umum yang sering ditemukan adalah mereka tidak mengerti cara mengakses pendaftaraan online yang ada jadi mereka lebih memilih untuk mengantri berjam-jam di rumah sakit secara langsung

  • Partisipasi

            Keberdayaan dalam tingkat ini adalah masyarakat terlibat dalam program yang ada, dalam program ini keputusan pasien berpartisipasi menggunakan sistem pendaftaran online saat ingin mendapatkan pelayanan rumah sakit.

  • Kontrol

            Keberdayaan dalam konteks ini adalah semua lapisan masyarakat ikut memegang kendali terhadap sumber daya yang ada. Artinya, dengan program yang ada, semua lapisan masyarakat yang ada dapat memenuhi haknya, bukan hanya segelintir orang yang berkuasa saja yang menikmati program, akan tetapi semua lapisan masyarakat secara keseluruhan. Contohnya seorang pasien yang dari kalangan atas dan kalangan bawah ingin mendaftar secara online pelayanan keperawatan dirumah sakit dari kedua itu tidak ada yang lebih didahulukan atau tidak mendapat perawatan keduanya sama-sama dapat memenuhi haknya.

KESIMPULAN 

Pada umumnya persoalan pelayanan pendaftaran rumah sakit adalah antrian tunggu pendaftaran pasien yang berbelit-belit dan membutuhkan waktu tunggu antrian berjam-jam, menjadi tantangan yang sulit untuk diatasi dalam kegiatan pelayanan publik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut muncul sebuah program yaitu Pendaftaran atau Registrasi online pada pasien untuk pelayanan di rumah sakit, melalui inovasi pelayanan pendaftaran dalam jaringan (daring) atau online berbasis web atau aplikasi yang dapat diakses handphone yang terkoneksi dengan internet. Dengan adanya registrasi online sangat memudahkan para pasien yang ingin mendaftar antrian tanpa harus datang ke rumah sakit untuk mendapat nomor antri, sehingga pasien yang ingin datang ke rumah sakit dapat memperkirakan waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan medis dan pasien hanya cukup mendaftar melalui website RS lalu mengisi data-data yang dibutuhkan dan memilih jadwal kunjungan yang diinginkan (Masniah, 2015:9).

Kendala Penerapan Sistem Pendaftaran Online di Rumah Sakit Dibalik kemudahan dan keefisienan inovasi ini, ada beberapa kendala yang sering ditemukan seperti: kendala gadget menjadi salah satu kendala yang paling umum karena untuk mengakses sistem ini tidak semua handphone bisa mensupport biasanya hanya bisa digunakan di Android dan IOS, lalu masalah penggunanya seperti lansia yang sering mengeluh mereka tidak paham bagaimana cara mendaftar online. Dalam menggunakan sistem pendaftaran online ini tidak ada ketentuan atau kesenjangan kelas yang menjadi syarat khusus dari mereka yang berada di kelas lebih tinggi dibanding mereka dari kelas rendah, yang berkuasa dan dikuasai, pusat dan pinggiran. Artinya, dengan program yang ada, semua lapisan masyarakat yang ada dapat memenuhi haknya, bukan hanya segelintir orang yang berkuasa saja yang menikmati program, akan tetapi semua lapisan masyarakat secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Ife, Jim, dan Frank Tesoreiro. (2008). Alternatif pengembangan masyarakat di era globalisasi community development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

"Modernisasi Layanan Kesehatan, Saatnya Penerapan Digitalisasi." 2021. DNR Corporation. https://www.dnr.id/news/modernisasi-layanan-kesehatan-saatnya-penerapan-digitalisasi

Septian, Esa. 2021. "Penerapan Sistem Pelayanan Aplikasi Pendaftaran Online di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta." 53-64.

Yohana, Hanevi, Adi. 2021. "DAMPAK IMPLEMENTASI APLIKASI PENDAFTARAN DARING PELAYANAN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT." Vol. 24:48-54.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun