Penerapan sistem pendaftaran online ini muncul bukan tanpa sebab ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu:
- Mengaplikasikan kemajuan teknologi yang ada melalui sistem Elektronik Medical Record (EMR) atau Rekam Medis yang tadinya data pasien hanya menggunakan kertas sekarang dengan kemajuan teknologi yang ada bentuk data menggunakan database yaitu dalam bentuk dokumen digital.
- Adanya keluhan dari masyarakat karena antrian yang panjang untuk registrasi yang dilakukan langsung di rumah sakit sangat lama dan akhirnya banyak pasien yang protes pada pihak rumah sakit.
- Sarana dan prasarana di rumah sakit yang kurang memadai menjadi faktor penerapan sistem pendaftaran online, selain panjangnya antrian dan proses verifikasi yang lama biasanya loket pendaftaran pada pasien yang ingin dirawat juga tersedia sedikit.
2. Kendala Penerapan Sistem Pendaftaran Online di Rumah Sakit
Dibalik kemudahan dan keefisienan inovasi ini, ada beberapa kendala yang sering ditemukan seperti:
- kendala gadget menjadi salah satu kendala yang paling umum karena untuk mengakses sistem ini tidak semua handphone bisa mensupport biasanya hanya bisa digunakan di Android dan IOS, lalu masalah penggunanya seperti lansia yang sering mengeluh mereka tidak paham bagaimana cara mendaftar onlin.
- kendala sugesti, biasanya para orang tua tidak ingin dipusingkan oleh teknologi sehingga mereka beranggapan kalau mendaftar secara manual lebih mudah.
- kendala informasi, biasanya pasien tidak tahu jika ada sistem pendaftaran secara online karena kurangnya informasi yang diberikan oleh pihak rumah sakit terkait.
3. Keterkaitan terhadap Teori ModernisasiÂ
Modernisasi sebagai proses homogenisasi. Proses modernisasi merupakan proses yang menuntut kesamaan dan kemiripan, dan hal ini menjadi indikator keberhasilan proses pembangunan. Proses homogenisasi ini terjadi dalam beberapa tingkat. Pertama, homogenisasi internal, yaitu homogenisasi yang terjadi di dalam negara tersebut. Artinya, di antara masyarakat tidak terjadi ketimpangan ekonomi dan sosial. Kedua, homogenisasi eksternal, yaitu kemiripan dan kesamaan antara negara maju dan negara berkembang. Watak homogenisasi ini merupakan salah satu target para pemikir teori modernisasi untuk melaksanakan pembangunan secara efektif.
Modernisasi merupakan proses yang tidak bisa dihentikan ketika sudah mulai berjalan. Dengan kata lain, ketika sudah melakukan kontak dengan negara maju, dunia ketiga tidak mampu menolak proses selanjutnya. Penerapan teknologi dalam dunia kesehatan akan mempermudah pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Modernisasi dan inovasi dalam penerapan pelayanan medis telah membawa kemudahan dan manfaat yang besar bagi masyarakat. Selain itu, manfaat digitalisasi dalam bidang kesehatan dapat mengurangi waktu tunggu pasien. Jika kita ingin mendapatkan pelayanan medis di sebuah rumah sakit biasanya kita harus mengantri berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan tersebut. Namun kini, berkat adanya inovasi pendaftaran secara online di rumah sakit, kita dapat menghemat waktu dengan membuat janji temu secara online dan kemudian bertemu langsung dengan layanan medis tanpa harus mengantri panjang. Dengan adanya digitalisasi memudahkan penyedia layanan untuk menyimpan data penting pasien seperti data hasil registrasi dan data penting lainnya. penyedia layanan kesehatan dapat dengan mudah membuka dan menyimpan data kembali.
4. Inovasi Sistem Pendaftaran Online Pada Pelayanan Rumah Sakit Sebagai Wujud Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat -khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumber daya pembangunan- didorong untuk semakin mandiri dalam mengembangkan perikehidupan mereka. Pada dasarnya pokok pikiran dari pembangunan yang berpusat pada masyarakat (people centered development) diimplementasikan ke dalam sebuah pendekatan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan, dan wewenang yang lebih besar kepada masyarakat untuk mengelola proses pembangunan sosial (Soetomo, 2011: 69). Berkenaan dengan pemaknaan konsep pemberdayaan masyarakat, Ife dan Tisoriero (2006) menyatakan bahwa konsep pemberdayaan (empowerment) sebagai upaya memberikan otonomi, wewenang, dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin.
Ketika inovasi sistem pendaftaran online di terapkan di rumah sakit maka perlu sebuah indikator keberdayaan yang dapat menunjukkan program tersebut berdaya atau tidak. Sehingga ketika sebuah program pemberdayaan diberikan, seluruh upaya dapat di dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan yang perlu dioptimalkan. UNICEF mengajukan 5 dimensi sebagai tolak ukur keberhasilan pemberdayaan masyarakat, terdiri dari kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol. Lima dimensi tersebut adalah kategori analisis yang bersifat dinamis, satu sama lain berhubungan secara sinergis, saling menguatkan dan melengkapi. Berikut adalah uraian lebih rinci dari masing -- masing dimensi:
- Kesejahteraan
      Dimensi ini bisa kita identifikasi dari inovasi yang dibuat kalau dapat diukur tercukupinya kebutuhan akan kesehatan masyarakat karena semua masyarakat dapat menggunakan sistem pendaftaran online jika ingin mendapatkan pelayan rumah sakit dengan cepat.
- Akses
      Dimensi ini menyangkut kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya dan manfaat yang dihasilkan oleh program yang ada. Dalam menggunakan sistem pendaftaran online ini tidak ada ketentuan atau kesenjangan kelas yang menjadi syarat khusus dari mereka yang berada di kelas lebih tinggi dibanding mereka dari kelas rendah, yang berkuasa dan dikuasai, pusat dan pinggiran. Semua pasien yang ingin mendapat pelayanan rumah sakit dapat mengaksesnya.
- Kesadaran kritis