Tidak dapat dipungkiri bahwa norma sosial dan budaya media sosial juga berperan besar dalam mendorong sharenting. Di era digital, ada kecenderungan kuat untuk mengikuti tren dan mendapatkan pengakuan dari orang lain. Banyak orang tua merasa terdorong untuk ikut serta dalam tren berbagi foto dan cerita tentang anak-anak mereka karena melihat orang lain melakukannya.
Tekanan sosial ini diperburuk oleh algoritma media sosial yang sering memprioritaskan konten pribadi dan emosional, seperti foto keluarga, yang mendapatkan perhatian lebih banyak dalam bentuk likes dan komentar.Â
Hal ini menguatkan dorongan orang tua untuk terus berbagi dan mencari validasi dari audiens online mereka. Dalam beberapa kasus, ini bahkan bisa menjadi kompetisi tak terucapkan antar orang tua mengenai siapa yang bisa memamerkan kehidupan keluarga mereka dengan cara yang paling menarik atau inspiratif.
Sharenting sebagai Edukasi
Sharenting tidak hanya sekadar berbagi foto atau cerita, tetapi juga bisa menjadi platform bagi orang tua untuk berbagi pengalaman dan tips seputar pengasuhan anak.Â
Banyak orang tua yang menggunakan media sosial untuk memberikan wawasan tentang bagaimana mereka mengelola kehidupan keluarga, tantangan dalam pengasuhan, serta cara mendidik anak dengan cara yang positif. Melalui berbagi pengalaman ini, orang tua dapat memberikan contoh konkret yang bermanfaat bagi orang tua lainnya yang mungkin menghadapi situasi serupa.
Misalnya, ada orang tua yang membagikan rutinitas harian anak mereka, cara mengatasi tantrum, atau tips untuk membangun komunikasi yang sehat dengan anak-anak. Konten-konten seperti ini memberikan panduan praktis yang dapat diadaptasi oleh orang tua lain yang mencari cara untuk mendidik anak dengan pendekatan yang lebih baik dan penuh kasih.
Selain berbagi pengalaman pribadi, sharenting juga dapat menjadi sumber edukasi positif yang berguna baik untuk orang tua maupun anak-anak. Banyak orang tua yang memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan konten yang mengedukasi tentang pengasuhan yang sehat, perkembangan anak, dan kesejahteraan keluarga.Â
Konten seperti artikel, video, atau infografis yang membahas pentingnya pola makan yang sehat, cara mengelola stres keluarga, atau teknik pengasuhan yang berbasis kasih sayang dan disiplin, dapat membantu orang tua meningkatkan kualitas pengasuhan mereka.
Bahkan, beberapa orang tua berbagi kegiatan pendidikan yang mereka lakukan bersama anak-anak, seperti belajar melalui permainan, eksperimen sains sederhana di rumah, atau membaca buku bersama. Ini tidak hanya memberikan inspirasi bagi orang tua lain, tetapi juga membantu anak-anak tumbuh dengan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat untuk perkembangan mereka.
Selain memberikan tips dan edukasi positif, sharenting juga bisa menjadi sarana untuk berbagi pembelajaran dari pengalaman pribadi, termasuk kesalahan yang pernah dilakukan dalam pengasuhan anak.Â