Di era modern ini, fenomena long-distance marriage (LDM) semakin sering dijumpai. Berbagai alasan membuat pasangan suami-istri memilih atau terpaksa menjalani pernikahan jarak jauh, seperti tuntutan pekerjaan di luar kota atau luar negeri, kebutuhan pendidikan lanjutan, atau alasan-alasan personal lainnya.
Meskipun teknologi komunikasi sudah sangat maju, memungkinkan video call dan pesan instan kapan saja, tantangan emosional dalam pernikahan jarak jauh tidak sepenuhnya bisa dihilangkan.
Salah satu masalah utama yang sering muncul dalam LDM adalah risiko terjebak dalam lonely marriage, sebuah kondisi di mana pasangan merasa terikat secara hukum atau formal, namun mengalami kekosongan emosional karena jarak fisik dan keterbatasan interaksi sehari-hari.
Tanpa kedekatan fisik, bentuk dukungan emosional yang biasanya tersedia dalam hubungan pernikahan menjadi berkurang. Hal ini dapat menyebabkan kesepian, kecemasan, dan, dalam jangka panjang, masalah dalam hubungan.
Namun, apakah LDM harus selalu berakhir dengan lonely marriage? Apakah jarak fisik memang secara otomatis menyebabkan jarak emosional, atau sebenarnya ada solusi dan cara untuk menjaga keintiman dan keharmonisan dalam hubungan? Yuk, lanjut baca artikel ini.
Apa Itu Long-Distance Marriage dan Lonely Marriage?
Long-distance marriage (LDM) adalah kondisi di mana pasangan yang telah menikah harus tinggal di lokasi yang berbeda untuk jangka waktu tertentu.Â
Biasanya, kondisi ini terjadi karena alasan pekerjaan, pendidikan, atau kebutuhan pribadi yang tidak memungkinkan mereka tinggal bersama dalam satu tempat.
Dalam LDM, pasangan sering kali mengandalkan teknologi komunikasi, seperti panggilan video dan pesan teks, untuk mempertahankan hubungan mereka.Â
Namun, kedekatan fisik yang terbatas dapat menimbulkan tantangan tersendiri dalam menjaga keharmonisan dan keintiman hubungan.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Family Psychology, pasangan yang menjalani LDM mungkin memiliki tingkat kepuasan hubungan yang lebih rendah karena terpisah jarak fisik, meskipun teknologi komunikasi dapat membantu menjaga komunikasi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!