Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Digital Overload, Mengidentifikasi Tanda-Tanda dan Solusi Efektif

10 Agustus 2024   13:44 Diperbarui: 10 Agustus 2024   15:25 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola penggunaan smartphone yang sering dan tidak teratur berkontribusi signifikan terhadap digital overload. Banyak orang memiliki kebiasaan memeriksa ponsel mereka secara berulang kali sepanjang hari, baik untuk memeriksa notifikasi, media sosial, atau email. Kebiasaan ini tidak hanya memecah perhatian dan mengganggu konsentrasi, tetapi juga meningkatkan volume informasi yang harus diproses. Efek dari gangguan konstan ini termasuk penurunan produktivitas dan peningkatan perasaan kewalahan.

Kebutuhan untuk Selalu Terhubung

Tekanan untuk tetap terhubung dan responsif dalam komunikasi digital juga berkontribusi pada digital overload. Di dunia yang serba cepat ini, ada harapan bahwa kita selalu tersedia dan siap merespons setiap pesan, email, atau notifikasi yang masuk. Tekanan ini menciptakan perasaan harus selalu siap dan terhubung, yang pada gilirannya meningkatkan beban informasi dan stres yang dialami individu. Ketergantungan pada konektivitas digital ini sering kali menyebabkan individu merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi sosial dan profesional yang tinggi, memperburuk masalah overload informasi.

Dengan mengenali faktor-faktor penyebab digital overload, kita dapat lebih baik memahami sumber masalah ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengelola informasi yang kita terima dan proses secara lebih efektif.

Baca juga: Hati-hati, Scrolling Media Sosial Bisa Jadi Jebakan "Fake Productivity"

Solusi Efektif untuk Mengatasi Digital Overload

Disarikan dari berbagai sumber, ada beberapa solusi efektif yang bisa kita coba untuk mengatasi digital overload yaitu,

Digital Detox

"Untuk mengatasi digital overload, terkadang kita perlu mengambil jeda dari teknologi yang kita andalkan sehari-hari." -- Cal Newport, Digital Minimalism. Digital detox adalah strategi yang efektif untuk mengurangi waktu layar dan memberikan diri kita kesempatan untuk beristirahat dari perangkat digital. Ini melibatkan menetapkan waktu tertentu di mana kita tidak menggunakan ponsel, komputer, atau perangkat lain yang terhubung dengan internet. Dengan melakukan digital detox secara berkala, kita dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan fokus serta kesejahteraan mental kita.

Pengaturan Prioritas dan Manajemen Waktu

Menurut David Allen, penulis Getting Things Done, "Manajemen waktu yang baik dimulai dengan pengaturan prioritas yang jelas dan strategi yang tepat untuk mengelola informasi." Mengatur waktu dan memprioritaskan informasi yang penting membantu kita fokus pada tugas-tugas yang benar-benar membutuhkan perhatian kita. Dengan menggunakan teknik seperti to-do lists, pengaturan jadwal yang efisien, dan menetapkan batas waktu untuk tugas-tugas tertentu, kita dapat mengelola informasi dan tanggung jawab kita dengan lebih baik.

Teknik Relaksasi dan Mindfulness

"Meditasi dan teknik relaksasi adalah alat yang kuat untuk mengatasi stres digital dan menemukan ketenangan di tengah hiruk-pikuk informasi." -- Jon Kabat-Zinn, penulis Wherever You Go, There You Are. Teknik relaksasi seperti meditasi dan pernapasan mindfulness dapat membantu mengurangi stres digital dengan memberi kita waktu untuk merenung dan merelaksasi pikiran kita. Latihan-latihan ini membantu mengembalikan keseimbangan dan mengurangi dampak negatif dari overload informasi.

Penyaringan Informasi dan Pengaturan Notifikasi

"Penyaringan informasi dan pengaturan notifikasi yang cerdas dapat meminimalkan gangguan dan membantu kita fokus pada yang benar-benar penting." -- Cal Newport, Digital Minimalism. Menyaring informasi dan mengelola notifikasi dengan cara yang bijaksana adalah langkah penting untuk mengurangi gangguan. Ini termasuk mematikan notifikasi yang tidak penting, menggunakan aplikasi yang membantu menyaring informasi yang masuk, dan menetapkan waktu khusus untuk memeriksa email atau media sosial.

Membangun Kebiasaan Sehat dalam Penggunaan Teknologi

"Mengembangkan kebiasaan sehat dalam penggunaan teknologi dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan perangkat digital secara positif." -- Sherry Turkle, penulis Reclaiming Conversation. Membangun rutinitas yang lebih sehat dan produktif dengan teknologi melibatkan penetapan batas waktu layar, menggunakan teknologi dengan cara yang mendukung kesejahteraan kita, dan mencari keseimbangan antara waktu online dan offline. Dengan membentuk kebiasaan yang lebih baik, kita dapat meminimalkan dampak negatif dari digital overload dan meningkatkan kualitas hidup kita.

Dengan menerapkan solusi-solusi ini, kita dapat mengelola beban informasi secara lebih efektif dan memperbaiki kesejahteraan mental serta produktivitas kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun