Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Asal Klik! Ajarkan Anak Anda Literasi Digital untuk Menghindari Bahaya Online

9 Juli 2024   12:31 Diperbarui: 9 Juli 2024   13:26 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebetulan saya sangat membatasi penggunaan gawai untuk anak saya sejak usia dini. Mulai memasuki usia 11 tahun, saya mulai memperkenalkan penggunaan gawai dan memberi edukasi terkait bagaimana respon yang boleh dilakukan saat muncul iklan atau link tertentu. Kebutuhan akan gawai karena sudah ada beberapa kegiatan sekolah yang memerlukannya seperti keikutsertaannya dalam kompetisi Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten. Selain itu, dalam berbagai kesempatan, dia memerlukan informasi terkait bidang yang sangat digemarinya yaitu sejarah dunia/Indonesia dan berbagai pengetahuan umum. Oleh karena itu, saya melakukan pendampingan khusus saat anak saya meminjam gawai. Catatan: anak saya memakai gawai orangtua dengan batasan durasi waktu dan pendampingan saat memakainya.

Di era digital seperti sekarang, internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Anak-anak pun tidak luput dari penggunaan teknologi ini. Mereka menggunakan internet untuk belajar, bermain, hingga berkomunikasi dengan teman-teman. Namun, dengan segala kemudahannya, internet juga menyimpan berbagai risiko yang bisa mengintai anak-anak kita. Salah satu risiko yang paling sering diabaikan adalah bahaya dari mengklik iklan sembarangan. Mari kita bahas lebih lanjut tentang pentingnya mengajarkan anak-anak kita literasi digital untuk menghindari bahaya online.

Bahaya di Balik Klik Sembarangan

Mungkin kita berpikir, "Apa sih bahayanya mengklik iklan?" Ternyata, banyak sekali risiko yang mengintai di balik iklan yang tampak tidak berbahaya. Mulai dari malware, phising, hingga konten yang tidak sesuai untuk anak-anak.

Malware dan Virus

Ketika anak-anak mengklik iklan sembarangan, mereka berisiko mengunduh malware atau virus ke dalam perangkat mereka. Malware ini bisa merusak perangkat, mencuri data pribadi, bahkan mengakses informasi sensitif seperti password atau nomor kartu kredit. Contoh kasus yang cukup sering terjadi adalah ketika anak-anak tanpa sengaja mengunduh aplikasi game yang tampak menarik, namun ternyata berisi virus yang bisa merusak perangkat mereka.

Phising

Phising adalah upaya untuk mencuri informasi pribadi dengan menyamar sebagai entitas yang terpercaya. Misalnya, anak-anak mungkin mendapatkan email atau pesan dari seseorang yang mengaku sebagai perusahaan game favorit mereka, yang meminta mereka untuk memasukkan informasi login atau data pribadi lainnya. Jika anak-anak tidak diajarkan untuk berhati-hati, mereka bisa dengan mudah tertipu dan memberikan informasi tersebut.

Konten Tidak Sesuai

Internet adalah lautan informasi yang sangat luas, namun tidak semua informasi di dalamnya sesuai untuk anak-anak. Ada banyak iklan yang mengarahkan ke konten yang tidak sesuai, seperti situs dewasa atau situs dengan konten kekerasan. Anak-anak yang tidak memiliki literasi digital yang baik bisa saja tanpa sengaja mengakses konten-konten ini.

Mengajarkan Literasi Digital kepada Anak

Penting bagi orang tua untuk mengajarkan literasi digital kepada anak-anak mereka. Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi secara bijak dan aman. Berikut adalah beberapa cara untuk mengajarkan literasi digital kepada anak-anak.

1. Jelaskan Bahaya yang Ada

Langkah pertama adalah menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya yang bisa mereka temui di internet. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan berikan contoh nyata agar mereka bisa lebih memahami. Misalnya, jelaskan bahwa mengklik iklan sembarangan bisa seperti membuka pintu untuk orang asing masuk ke dalam rumah.

2. Ajarkan untuk Berpikir Kritis

Anak-anak perlu diajarkan untuk selalu berpikir kritis saat berada di internet. Ajarkan mereka untuk tidak langsung percaya pada semua yang mereka lihat dan baca. Misalnya, jika mereka melihat iklan yang menawarkan sesuatu yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah penipuan.

3. Beri Tahu Cara Mengenali Iklan Berbahaya

Ajarkan anak-anak cara mengenali iklan berbahaya. Misalnya, jika iklan meminta mereka untuk mengunduh sesuatu atau memberikan informasi pribadi, mereka harus berhati-hati. Juga, ajarkan mereka untuk memperhatikan tanda-tanda seperti URL yang aneh atau ejaan yang salah.

4. Gunakan Alat Pengaman

Gunakan perangkat lunak pengaman dan kontrol orang tua untuk melindungi anak-anak saat mereka online. Banyak perangkat lunak yang bisa membantu memblokir iklan berbahaya dan situs yang tidak sesuai. Pastikan juga untuk selalu memperbarui perangkat lunak ini agar perlindungannya tetap optimal.

5. Buat Aturan Penggunaan Internet

Buat aturan yang jelas tentang penggunaan internet di rumah. Misalnya, batasi waktu penggunaan gawai, tetapkan situs-situs yang boleh dan tidak boleh diakses, serta ajarkan anak-anak untuk selalu bertanya jika mereka ragu tentang sesuatu di internet.

Data dan Fakta

Melansir dari laman skata.info, penelitian yang dilakukan di Middlesex University London, 56% dari anak usia 11-16 tahun, telah melihat secara jelas konten dewasa dari situs online. Sepertiga anak-anak di Inggris dengan usia 12-15 tahun pernah melihat adegan seksis, rasis, dan diskriminasi di internet, serta 1 dari 10 anak usia 8-11 tahun mengaku pernah melihat konten menjijikan dan meresahkan. Faktanya, tak semua konten ini mereka lihat dengan sengaja. Kejadian serupa juga sangat mungkin terjadi di Indonesia.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat beberapa data terkait bahaya online bagi anak-anak yang disarikan dari berbagai sumber:

  • Menurut laporan dari Norton Cyber Safety Insights, sekitar 60% anak-anak di seluruh dunia pernah mengklik iklan yang membawa mereka ke situs berbahaya.
  • Studi dari Internet Safety 101 menunjukkan bahwa 70% anak-anak usia 8-18 tahun pernah terpapar konten tidak pantas melalui iklan online.
  • Data dari Kaspersky menunjukkan bahwa 30% serangan malware pada perangkat anak-anak berasal dari iklan yang mengandung virus atau link phising.

***

Mengajarkan anak-anak tentang literasi digital bukan hanya penting, tetapi juga merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua. Dengan memahami bahaya yang mengintai di balik klik iklan sembarangan dan mengajarkan mereka cara menggunakan internet dengan bijak, kita bisa membantu melindungi mereka dari berbagai risiko online. Ingatlah, internet adalah alat yang sangat bermanfaat jika digunakan dengan benar, namun bisa menjadi sangat berbahaya jika tidak digunakan dengan bijak. Jadi, mari ajarkan anak-anak kita untuk selalu berhati-hati dan berpikir kritis saat berinternet. Jangan asal klik, demi masa depan digital yang aman dan cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun