Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Asal Klik! Ajarkan Anak Anda Literasi Digital untuk Menghindari Bahaya Online

9 Juli 2024   12:31 Diperbarui: 9 Juli 2024   13:26 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunakan perangkat lunak pengaman dan kontrol orang tua untuk melindungi anak-anak saat mereka online. Banyak perangkat lunak yang bisa membantu memblokir iklan berbahaya dan situs yang tidak sesuai. Pastikan juga untuk selalu memperbarui perangkat lunak ini agar perlindungannya tetap optimal.

5. Buat Aturan Penggunaan Internet

Buat aturan yang jelas tentang penggunaan internet di rumah. Misalnya, batasi waktu penggunaan gawai, tetapkan situs-situs yang boleh dan tidak boleh diakses, serta ajarkan anak-anak untuk selalu bertanya jika mereka ragu tentang sesuatu di internet.

Data dan Fakta

Melansir dari laman skata.info, penelitian yang dilakukan di Middlesex University London, 56% dari anak usia 11-16 tahun, telah melihat secara jelas konten dewasa dari situs online. Sepertiga anak-anak di Inggris dengan usia 12-15 tahun pernah melihat adegan seksis, rasis, dan diskriminasi di internet, serta 1 dari 10 anak usia 8-11 tahun mengaku pernah melihat konten menjijikan dan meresahkan. Faktanya, tak semua konten ini mereka lihat dengan sengaja. Kejadian serupa juga sangat mungkin terjadi di Indonesia.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat beberapa data terkait bahaya online bagi anak-anak yang disarikan dari berbagai sumber:

  • Menurut laporan dari Norton Cyber Safety Insights, sekitar 60% anak-anak di seluruh dunia pernah mengklik iklan yang membawa mereka ke situs berbahaya.
  • Studi dari Internet Safety 101 menunjukkan bahwa 70% anak-anak usia 8-18 tahun pernah terpapar konten tidak pantas melalui iklan online.
  • Data dari Kaspersky menunjukkan bahwa 30% serangan malware pada perangkat anak-anak berasal dari iklan yang mengandung virus atau link phising.

***

Mengajarkan anak-anak tentang literasi digital bukan hanya penting, tetapi juga merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua. Dengan memahami bahaya yang mengintai di balik klik iklan sembarangan dan mengajarkan mereka cara menggunakan internet dengan bijak, kita bisa membantu melindungi mereka dari berbagai risiko online. Ingatlah, internet adalah alat yang sangat bermanfaat jika digunakan dengan benar, namun bisa menjadi sangat berbahaya jika tidak digunakan dengan bijak. Jadi, mari ajarkan anak-anak kita untuk selalu berhati-hati dan berpikir kritis saat berinternet. Jangan asal klik, demi masa depan digital yang aman dan cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun