Kalau memungkinkan, coba berikan alternatif solusi (menyarankan rekan kerja lain yang mungkin bisa membantu atau mengerjakannya di waktu yang lebih sesuai). Ini menunjukkan bahwa kamu tetap mau membantu dan tetap berpikir solutif meskipun butuh penjadwalan yang lebih baik
Contoh kalimat yang bisa digunakan:
- "Mungkin rekan kita, Budi, bisa membantu dengan tugas ini. Dia punya pengalaman yang relevan dan mungkin bisa menyelesaikannya dengan baik."
- "Bagaimana kalau kita jadwalkan ulang tugas ini minggu depan? Saat itu saya punya lebih banyak waktu luang."
Dengan memberikan alternatif, kamu menunjukkan itikad baik dan tetap membantu mencari solusi. Dengan menawarkan waktu yang lebih sesuai, kamu tetap menunjukkan komitmen tanpa harus membebani diri sendiri.
Â
Pentingnya Komunikasi Terbuka
Komunikasi yang baik dengan bos adalah kunci untuk menjaga hubungan kerja yang sehat dan produktif. Ketika kita punya hubungan yang baik dan terbuka dengan bos, banyak masalah bisa diatasi dengan lebih mudah. Jadi, bagaimana cara membangun komunikasi yang baik ini?
Pertama, jadilah orang yang proaktif. Jangan hanya menunggu bos yang datang ke kamu untuk berbicara. Jika ada sesuatu yang perlu dibahas, jangan ragu untuk mengajak bos berdiskusi.
Kedua, bersikaplah jujur dan terbuka tentang apa yang sedang kamu kerjakan, tantangan yang kamu hadapi, dan kemajuan yang sudah kamu capai. Bos akan lebih menghargai jika kamu bersikap transparan dan tidak menyembunyikan masalah.
Ketiga, jadilah pendengar yang baik. Dengarkan apa yang bos katakan, pahami sudut pandangnya, dan tunjukkan bahwa kamu menghargai pendapatnya. Ini akan membuat komunikasi jadi lebih dua arah dan saling menguntungkan. Terakhir, ciptakan momen-momen informal di mana kamu bisa berbicara dengan bos di luar konteks pekerjaan yang formal. Kadang, obrolan santai di pantry atau saat makan siang bisa membantu memperkuat hubungan dan memudahkan komunikasi di masa depan.
Selain itu, penting untuk memberikan update secara rutin tentang progres kerja kamu. Ini membantu bos untuk tetap mengetahui apa yang sedang kamu kerjakan dan bagaimana perkembangan tugas-tugas yang sudah diberikan. Dengan begitu, jika ada perubahan atau tambahan tugas, bos juga akan lebih memahami kapasitas dan beban kerja kamu saat ini.
Dengan menetapkan ekspektasi yang realistis dan jelas, kamu tidak hanya membantu diri sendiri untuk mengelola beban kerja dengan lebih baik, tetapi juga membantu bos untuk memahami batasan dan kemampuan kamu. Ini akan membuat proses menolak tugas tambahan menjadi lebih mudah dan diterima dengan baik.
***