Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Perempuan di Garis Depan Transisi Energi Ramah Lingkungan

11 Juni 2024   18:29 Diperbarui: 16 Juni 2024   16:44 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Maria Telkes (sumber: culture.hu)

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya transisi menuju energi ramah lingkungan semakin meningkat. Perubahan iklim dan degradasi lingkungan mendorong masyarakat global untuk mencari solusi yang lebih berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan energi. 

Energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan biomassa, menjadi fokus utama dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan. 

Dalam konteks ini, peran perempuan menjadi sangat penting. Perempuan tidak hanya menjadi pengguna energi, tetapi juga penggerak inovasi, pemimpin kebijakan, dan pendidik dalam komunitas mereka. Mereka memainkan peran vital dalam berbagai sektor, termasuk energi terbarukan, yang sering kali tidak mendapat sorotan yang layak.

Artikel ini bertujuan untuk menyoroti kontribusi perempuan dalam proses transisi energi ramah lingkungan. Dengan memberikan contoh nyata dari kehidupan sehari-hari, artikel ini ingin menunjukkan bagaimana perempuan, dari berbagai latar belakang dan peran, berada di garis depan dalam upaya mewujudkan energi berkelanjutan. Bagaimana perempuan memimpin perubahan, menghadapi tantangan, dan menciptakan peluang untuk masa depan yang lebih hijau dan adil?

Peran Perempuan 

Perempuan memainkan peran penting dalam inovasi dan pengembangan teknologi energi terbarukan. Melansir dari laman stmarys.sa.edu.au, salah satu contoh ilmuwan bernama Dr. Maria Telkes, yang dikenal sebagai "The Sun Queen" atau "Ibu Energi Surya". Dr. Telkes mengembangkan teknologi panel surya efisien yang digunakan dalam berbagai aplikasi, dari rumah tangga hingga industri. Karyanya membantu membuka jalan bagi penggunaan energi matahari yang lebih luas dan efisien.

Dr. Maria Telkes (sumber: culture.hu)
Dr. Maria Telkes (sumber: culture.hu)

Melansir dari laman energiterbarukan.org, krisis iklim telah menjadi isu mendesak untuk berbagai negara di dunia, dan tujuan pembangunan berkelanjutan menjadi agenda global untuk mengatasi dampak krisis iklim dan memastikan keberlanjutan bumi. Pada tahun 2020, IESR menyelenggarakan Pojok Energi Sustainable Ladies yang mengundang 6 perempuan dari berbagai latar belakang untuk berbagi kisah kontribusi mereka dalam isu keberlanjutan. 

Keenam narasumber tersebut adalah Ratna Susianawati, Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi Pembangunan Kementerian PPPA; Tirza R. Munusamy, Deputy Director of Public Affairs Grab Indonesia; Lia Zakiyyah, Climate Leader Indonesia Climate Reality Project; Mike Verawati, Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia; Chandra Kirana, Pendiri dan Direktur Yayasan Sekar Kawung dan Hapsari Damayanti, Patriot Energi Angkatan II, Program Officer Sustainable Energy Access, IESR.

Dari dunia kampus, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melahirkan inovasi energi terbarukan. Mereka merancang "Mikrohidro", alat pembangkit listrik menggunakan tenaga air dan surya (hybrid). Alat tersebut merupakan karya tim mahasiswa Eco Campus, FMIPA. Ketua tim, Natasyah Valencia Nilafah Gea mengatakan bahwa alat yang mereka buat menggabungkan antara tenaga mikrohidro yang memanfaatkan debit air dengan tenaga surya.

Tim eco campus (sumber: www.unesa.ac.id )
Tim eco campus (sumber: www.unesa.ac.id )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun