Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pengajar Praktik Angkatan 11; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-Hati Ancaman Stress Proliferation dari Kebijakan Student Loan

2 Juni 2024   20:17 Diperbarui: 2 Juni 2024   21:40 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nuthawut Somsuk | iStock | Getty Images 

Kesehatan mental yang buruk dapat berdampak pada banyak aspek kehidupan seseorang, termasuk performa akademik, produktivitas di tempat kerja, dan kualitas hubungan personal. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa dampak student loan tidak hanya terbatas pada aspek finansial, tetapi juga memiliki konsekuensi yang serius terhadap kesejahteraan mental individu.

Pengaruh Terhadap Tujuan Hidup

Pengaruh student loan terhadap tujuan hidup individu dapat sangat signifikan, seringkali menyebabkan penundaan dalam mencapai pencapaian-pencapaian penting seperti membeli rumah, menikah, atau memulai keluarga. Beban utang yang besar dapat menjadi penghalang dalam mencapai tujuan-tujuan ini karena membatasi kemampuan individu untuk mengalokasikan sumber daya finansial mereka dengan bebas. Sebagai contoh, banyak lulusan yang memiliki utang mahasiswa cenderung menunda pembelian rumah karena keterbatasan dana untuk membayar uang muka atau untuk membayar cicilan bulanan.

Studi dan statistik menunjukkan bahwa penundaan tujuan hidup seperti pembelian rumah, pernikahan, atau memulai keluarga telah menjadi tren yang semakin umum di kalangan lulusan yang memiliki utang mahasiswa di AS. Menurut Federal Reserve, sekitar 30% dari lulusan perguruan tinggi yang memiliki utang mahasiswa melaporkan bahwa utang mereka telah menunda pembelian rumah.

Selain itu, student loan juga dapat menjadi penghambat karier bagi individu. Beban utang yang besar dapat membatasi pilihan karier karena mendorong lulusan untuk mencari pekerjaan yang memberikan gaji yang lebih tinggi, bahkan jika pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan minat atau keahlian mereka. Selain itu, utang mahasiswa juga dapat mempengaruhi mobilitas pekerjaan, karena lulusan mungkin enggan atau tidak mampu untuk mengambil risiko dengan mencari pekerjaan baru atau pindah ke lokasi yang lebih baik secara ekonomi.

Kisah sukses yang tertunda juga sering kali menjadi dampak dari beban utang mahasiswa. Banyak individu yang memiliki impian atau ambisi tertentu yang tertunda karena keterbatasan finansial yang disebabkan oleh pembayaran utang. Misalnya, seseorang yang bermimpi untuk memulai bisnisnya sendiri mungkin harus menunda rencana tersebut karena harus fokus pada pembayaran utang yang menumpuk. Ini adalah contoh bagaimana beban utang mahasiswa tidak hanya memengaruhi keputusan keuangan sehari-hari, tetapi juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan karier jangka panjang individu.

Kesimpulannya, kebijakan student loan mungkin dapat memberikan akses ke pendidikan tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan juga memiliki dampak negatif yang signifikan, terutama terkait dengan stres finansial, kesehatan mental, dan penundaan pencapaian tujuan hidup. Penting bagi pemerintah, lembaga keuangan, dan lembaga pendidikan untuk bekerja sama dalam menelaah dengan lebih berhati-hati guna meningkatkan kesejahteraan finansial dan mental mahasiswa dan lulusan di masa depan. Jangan sampai kita mengulang masalah yang sudah terjadi di negara AS yang konon katanya sudah lebih maju dari negara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun