Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Penulis Berdampak, Membangun Legacy Kartini di Era Digital

21 April 2024   19:38 Diperbarui: 22 April 2024   01:39 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Hermit Art Design (sumber: id.postermywall.com)

Oleh: Krisanti_kazan

Tanggal 21 April merupakan Hari Kartini, hari bersejarah yang mengingatkan kita pada sosok Raden Ajeng Kartini telah lama menjadi ikon perjuangan bagi perempuan di Indonesia. Raden Ajeng Kartini adalah salah satu tokoh yang menginspirasi melalui tulisan-tulisannya. 

Sebagai seorang wanita Jawa pada abad ke-19, Kartini menulis banyak surat kepada teman-temannya di Belanda, terutama kepada sahabatnya, Estella Zeehandelaar. Dalam surat-suratnya, Kartini mengungkapkan aspirasi, pemikiran, dan pandangannya tentang kondisi perempuan Jawa pada zamannya.

Tulisan-tulisan Kartini menggambarkan keinginannya untuk melihat perempuan Jawa memperoleh akses yang sama dengan pendidikan seperti laki-laki, serta mendapat kebebasan untuk mengejar cita-cita dan pengembangan diri. 

Kartini juga menyoroti banyak masalah sosial yang dihadapi perempuan Jawa pada masanya, seperti praktek perjodohan yang sering kali tidak memperhatikan kehendak perempuan dan kurangnya akses perempuan terhadap pendidikan formal.

Desain Hermit Art Design (sumber: id.postermywall.com)
Desain Hermit Art Design (sumber: id.postermywall.com)

Melalui tulisan-tulisannya, Kartini tidak hanya menyuarakan aspirasi pribadinya, tetapi juga menjadi suara bagi jutaan perempuan yang pada masanya terbatas oleh norma-norma sosial dan budaya yang menghambat kebebasan dan kesetaraan. 

Pesan-pesannya tentang pentingnya pendidikan dan kebebasan perempuan masih relevan bahkan hingga saat ini, dan menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam perjuangan untuk kesetaraan gender dan hak asasi manusia.

Dengan mengambil contoh dari Kartini, banyak perempuan di seluruh dunia telah terinspirasi untuk menggunakan tulisan mereka sebagai alat untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan memperjuangkan perubahan sosial yang positif. 

Kartini adalah bukti nyata bahwa satu individu dengan satu pena dapat memiliki dampak yang luar biasa dalam mendorong perubahan dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi berikutnya.

Siapa sajakah penulis wanita dunia tersebut?

Chimamanda Ngozi Adichie (Sumber: Manny Jefferson (sumber: equalitynow.org)
Chimamanda Ngozi Adichie (Sumber: Manny Jefferson (sumber: equalitynow.org)

Chimamanda Ngozi Adichie
Seorang penulis Nigeria yang dikenal karena karyanya yang mengangkat isu-isu perempuan dan gender. Dalam karya-karyanya seperti We Should All Be Feminists dan Dear Ijeawele, or A Feminist Manifesto in Fifteen Suggestions, Adichie dengan jelas menyoroti ketidaksetaraan gender yang masih ada di dunia dan mendorong perempuan untuk mengambil peran aktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka.

Sama seperti Kartini, Adichie juga menggunakan pengalaman dan kecerdasannya untuk menyuarakan suara perempuan yang seringkali terpinggirkan. Dia mengajak pembaca untuk melihat dunia dengan sudut pandang yang lebih luas dan menginspirasi perempuan untuk mengejar mimpinya tanpa terhalang oleh stereotip gender.

Malal Yousafai. (Sumber: VOA news.com)
Malal Yousafai. (Sumber: VOA news.com)

Malala Yousafzai
Seorang aktivis pendidikan Pakistan yang menjadi target penembakan Taliban karena pendiriannya yang teguh terhadap hak pendidikan perempuan, telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia melalui bukunya "I Am Malala" dan pidato-pidatonya yang mengharukan.

Seperti Kartini yang menantang norma sosial dan budaya, Malala juga menantang kekuasaan yang menindas dengan berani menggunakan kata-kata dan keberaniannya. 

Dia mendorong perempuan muda untuk berdiri teguh dan melawan ketidakadilan, serta menunjukkan bahwa bahkan satu suara kecil pun dapat membuat perubahan yang besar.

Dengan mengikuti jejak Kartini, penulis wanita di era modern ini terus meneladani semangat perjuangan untuk kesetaraan dan keadilan. Melalui tulisan mereka, mereka menerangi jalan bagi perubahan sosial yang lebih baik dan mengilhami generasi berikutnya untuk terus memperjuangkan hak-hak mereka. Seperti yang dikatakan oleh Kartini sendiri, "Habis gelap terbitlah terang" - dan melalui tulisan-tulisan mereka, penulis wanita hari ini terus menjadi cahaya dalam kegelapan ketidaksetaraan gender.

Namun, dalam era digital saat ini, bagaimana kita bisa meneladani semangat dan perjuangannya melalui tulisan yang berdampak? Bagaimana kita bisa membangun legacy Kartini dalam bentuk yang relevan dengan zaman?

Menyuarakan Isu-isu Kontemporer

Kartini bukan hanya tentang perjuangan untuk hak pendidikan, tetapi juga tentang kesetaraan gender, hak-hak reproduksi, dan isu-isu kontemporer lainnya. Menulis tentang isu-isu ini dengan tajam dan penuh pengetahuan dapat membawa perubahan dalam pemikiran masyarakat.

Memanfaatkan Teknologi

Jika Kartini hidup di era digital ini, pasti dia akan menggunakan segala kemungkinan teknologi untuk menyuarakan pesannya. Menggunakan blog, media sosial, atau platform online lainnya untuk menyebarkan gagasan-gagasan progresif adalah cara yang efektif untuk membangun pengaruh dan menginspirasi banyak orang.

Menjadi Suara yang Empati

Kartini dikenal karena empatinya terhadap perempuan di sekitarnya. Menjadi penulis berdampak berarti tidak hanya menyuarakan pendapat kita sendiri, tetapi juga memahami dan mengartikan pengalaman orang lain dengan empati. Ini bisa memperluas jangkauan pesan kita dan meningkatkan solidaritas di antara pembaca.

Berani dan Tanpa Kompromi

Kartini adalah contoh keberanian dan ketegasan dalam memperjuangkan hak-haknya. Menjadi penulis berdampak berarti tidak takut untuk berbicara terang-terangan tentang isu-isu sulit dan bahkan berisiko untuk dipertanyakan. Konsistensi dan keberanian akan membawa pengaruh jauh dalam membangun legacy Kartini.

Menginspirasi Generasi Berikutnya.

Salah satu aspek paling penting dari legacy Kartini adalah kemampuannya untuk menginspirasi generasi-generasi berikutnya. Menulis dengan tujuan untuk mendorong perubahan sosial dan membangun masa depan yang lebih baik bagi perempuan di masa mendatang adalah cara terbaik untuk melanjutkan warisan Kartini.

Menjadi penulis berdampak dalam era digital ini adalah cara modern untuk meneladani semangat perjuangan dan legacy Kartini. Dengan menyuarakan isu-isu penting, memanfaatkan teknologi, menjadi suara yang empati, berani dan tanpa kompromi, serta menginspirasi generasi berikutnya, kita dapat memastikan bahwa semangat Kartini terus hidup dan berkembang di tengah-tengah kita. 

Di tengah dinamika zaman modern, semangat perjuangan Kartini untuk kesetaraan gender dan pendidikan tetap hidup melalui penulis wanita yang menginspirasi melalui karya tulis mereka. 

Sebagian besar dari mereka menggunakan pena mereka sebagai alat untuk menggugah kesadaran, memperjuangkan isu-isu yang penting, dan membangun perubahan positif dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun