Datangnya mereka ke tempat yang lebih miskin memicu munculnya fasilitas baru, jalur bus baru, harga tanah meningkat karena pemilik tanah menyesuaikan harga dengan kemampuan para pendatang itu.
“Jakarta itu cinta yang tak hapus oleh hujan tak lekang oleh panas. Jakarta itu kasih sayang.”
— Sapardi Djoko Damono
Senada dengan quotes Sapardi Djoko Damono tersebut, setiap tahun kota Jakarta masih menjadi tujuan urbanisasi yang memiliki daya tarik luar biasa. Segala fasilitas yang lengkap ala kota metropolitan menjadi magnet tersendiri.
Selain itu, cerita tetangga di kampung saat mudik Lebaran dan iming-iming keberhasilannya mampu menarik minat masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi ke kota Jakarta dengan harapan mendapatkan keberhasilan yang sama.
Urbanisasi ke kota Jakarta dan fenomena gentrifikasi adalah dua sisi dari koin yang sama, membawa konsekuensi yang kompleks bagi kota dan penduduknya.
Sementara urbanisasi membawa peluang bagi individu untuk meningkatkan taraf hidup dan mengejar impian mereka, gentrifikasi dapat menghasilkan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi komunitas yang sudah ada di kawasan tersebut.
Pertanyaannya adalah, apakah fenomena ini memberikan peluang atau masalah bagi masyarakat luas, dan apa yang perlu dipersiapkan oleh para perantau?
Peluang
1. Peningkatan Kesempatan Ekonomi.
Urbanisasi ke Jakarta membawa peluang bagi individu untuk mengejar karir dan meningkatkan penghasilan. Kota ini menawarkan berbagai lapangan kerja dan kesempatan bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh para perantau.
Jakarta menawarkan beragam industri dan lapangan pekerjaan. Dengan keterampilan yang tepat dan tekad untuk belajar, ada banyak peluang untuk meraih kesuksesan di berbagai bidang.
2. Akses Terhadap Fasilitas dan Layanan.
Jakarta sebagai kota metropolitan menawarkan akses yang lebih baik terhadap fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, dan hiburan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup bagi para pendatang.