Salah satu poin penting dari Kurikulum Nasional/Kurikulum Merdeka adalah penekanan yang diberikan pada pengembangan karakter dan nilai-nilai moral. Dalam kurikulum ini, aspek integritas dan kejujuran dipromosikan tidak hanya sebagai materi tambahan, tetapi sebagai bagian integral dari setiap aspek pembelajaran. Siswa diajak untuk memahami pentingnya bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip etika dalam setiap situasi, baik di dalam maupun di luar kelas.
Implementasi Kurikulum Merdeka juga memberikan peluang untuk memperkuat hubungan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Melalui keterlibatan yang aktif dari semua pihak terkait, nilai-nilai integritas dan kejujuran dapat ditanamkan dengan lebih efektif. Orang tua dapat berperan sebagai contoh yang baik dalam menjunjung tinggi nilai-nilai moral di rumah, sementara masyarakat secara luas dapat memberikan dukungan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter yang kuat bagi anak-anak dan remaja.
Selain itu, Kurikulum Merdeka juga menawarkan kesempatan bagi pendidik untuk memperkuat pendekatan pembelajaran yang berpusat pada nilai. Melalui pembiasaan yang konsisten dan pengakuan atas perilaku positif siswa, guru dapat membentuk lingkungan yang mendukung pertumbuhan moral dan spiritual. Dengan demikian, tidak hanya pengetahuan yang diperoleh, tetapi juga karakter yang terbangun menjadi ukuran keberhasilan pendidikan.
Siapa yang berperan besar membersamai proses pembentukan karakter di sekolah?
Tentu saja guru merupakan garda terdepan untuk membersamai siswa di sekolah. Proses pembentukan karakter akan berjalan jika ekosistem sekolah mendukung. Guru adalah salah satu ekosistem sekolah yang diharapkan memiliki integritas profesionalisme. Apa yang harus dilakukan untuk menjadi teladan bagi siswa dan membuktikan integritas diri?
1. Disiplin diri: masuk ke dalam kelas untuk mengajar dengan tepat waktu, menggunakan seragam sesuai ketentuan sekolah, dll.
2. Hubungan baik: tidak menyebutkan siswa menggunakan nama atau sebutan yang kurang baik karena hal ini akan mengajarkan siswa untuk berbuat bully atau buruk kepada orang lain dan tidak bersikap pilih kasih.
3. Resilien: mampu memberikan usaha yang terbaik dalam mengajar meskipun memiliki kondisi keadaan yang begitu sulit atau terbatas.
4. Pembelajar merdeka: selalu belajar agar bisa mengajarkan materi dengan baik dan mudah dipahami oleh para siswa di kelas serta melakukan pengembangan diri dengan tujuan memberi dampak bagi kemajuan siswa, bukan hanya bertujuan mendapatkan sertifikat semata.
5. Konsisten antara ucapan dan tindakan: integritas adalah kesesuaian antara hati, ucapan dan tindakan. Selaku pendidik, orang tua maupun guru sudah sepantasnya memberikan keteladanan dalam kebaikan kepada anak-anak didiknya. Masih banyakkah guru yang dengan santainya merokok di lingkungan sekolah? Apakah tidak terasa menyedihkan ketika kita melarang siswa merokok dengan berbagai slogan tertulis di area sekolah, tetapi guru memberi contoh yang sebaliknya? Kerjakan apa yang Anda katakan. Jangan menyuruh anak berbuat yang Anda sendiri tidak melakukannya.
Baca juga: Kurikulum Nasional Baru: Memilih Menjadi Guru Optimis atau Pesimis?
Tentu saja, perubahan tidak akan terjadi secara instan. Implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan kesabaran, kerja keras, dan komitmen dari semua pihak terkait. Namun, dengan tekad yang kuat untuk memperbaiki sistem pendidikan yang ada dan meningkatkan integritas serta kejujuran dalam dunia pendidikan, Kurikulum Merdeka memberikan harapan baru yang menyala bagi masa depan pendidikan Indonesia.
Dalam kesimpulannya, Kurikulum Merdeka tidak hanya menjadi alat untuk meningkatkan kualitas akademik siswa, tetapi juga sebagai wahana untuk membentuk karakter yang kuat dan moralitas yang tinggi. Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis nilai karakter, kita dapat membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bertanggung jawab, jujur, dan berintegritas tinggi. Itulah harapan kita dalam meraih masa depan pendidikan yang lebih baik untuk bangsa ini.
“Manusia sekarang adalah bibit bagi masa datang, hanya dengan memperbaiki yang rusak itu di waktu sekarang, juga dapat dijamin pertumbuhan masyarakat yang sehat ke dalam masa yang akan datang.” Bung Hatta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H