Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Bulan Syaban dan Harapan Pemilu: Spiritualitas dan Partisipasi Demokratis

9 Februari 2024   16:10 Diperbarui: 9 Februari 2024   16:17 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toleransi dan Keharmonisan: Nilai-nilai yang ditekankan dalam Bulan Syaban, seperti toleransi dan keharmonisan, dapat menjadi fondasi bagi proses demokrasi yang damai dan inklusif.

  • Bersatu dalam Keberagaman: Bulan Syaban mengajarkan umat Islam untuk bersatu dalam keberagaman. Begitu pula, pemilu menjadi saat di mana masyarakat, meskipun berbeda pandangan politik, bersatu untuk menciptakan pemerintahan yang baik.

  • Baca juga: Relevansi 6 Asas Pemilu Luber Jurdil bagi Gen Z

    Bulan Syaban dan Pemilu, meskipun berasal dari konteks yang berbeda, dapat menjadi momentum penting bagi masyarakat. Sementara Bulan Syaban mengajarkan nilai-nilai spiritual dan kebaikan, pemilu menawarkan kesempatan untuk melibatkan diri dalam pembentukan masa depan politik. Dengan menggabungkan nilai-nilai spiritualitas dan partisipasi demokratis, masyarakat dapat membangun panggung harmonis yang mencerminkan kearifan dan keadilan. Semoga bulan Pemilu yang berbarengan dengan Bulan Syaban dan Hari Raya Imlek bagi kawan Tionghoa yang merayakan akan memberi dampak baik bagi persatuan demokrasi negara  menuju Indonesia Emas 2045. Salam damai!

    Baca juga:  KrisantiEcho Chamber Pemilu: Mempersatukan atau Memecah?

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun