Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Laksmana Cheng Ho, Bahariwan Terbesar Sepanjang Sejarah Peradaban Manusia: Adakah Jejak Sejarahnya di Tanah Lampung?

20 Januari 2023   07:59 Diperbarui: 20 Januari 2023   10:26 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Meskipun belum banyak catatan sejarah yang mengungkapkan keberadaan kerajaan ini, namun catatan Cina kuno menyebutkan pada pertengahan abad ke-4 seorang pejiarah Agama Budha yang bernama Fa-Hien, pernah singgah di sebuah kerajaan yang makmur dan berjaya, To-Lang P'o-Hwang (Tulang Bawang) di pedalaman Chrqse (pulau emas Sumatera). 

Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan pusat kerajaan Tulang Bawang, namun ahli sejarah Dr. J. W. Naarding memperkirakan pusat kerajaan ini terletak di hulu Way Tulang Bawang (antara Menggala dan Pagardewa) kurang lebih dalam radius 20 km dari pusat kota Menggala. 

Seiring dengan makin berkembangnya kerajaan Che-Li-P'o Chie (Sriwijaya), nama dan kebesaran Tulang Bawang sedikit demi sedikit semakin pudar. Akhirnya sulit sekali mendapatkan catatan sejarah mengenai perkembangan kerajaan ini".

Hilman Hadikusuma seorang pakar Adat-Budaya Lampung di dalam Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam Volume 7 memaparkan informasi yang agak sedikit berbeda. Hilman menduga bahwa para perompak Cina pimpinan Leang Tao Ming yang tinggal di Palembang adalah asal nenek moyang suku ulun Lampung. 

Mereka diduga menyingkir ke wilayah Sekala Brak setelah Laksamana Cheng Ho membebaskan Palembang dari kekuasaan mereka dan mendirikan komunitas Cina muslim di sana. 

Jadi bukan Cheng Ho serta armadanya yang akhirnya menetap dan membangun peradaban baru di wilayah Lampung tersebut. Fakta lain bisa juga menjadi pertimbangan kemungkinan Cheng Ho beserta armadanya mungkin memang pernah berkunjung  ke wilayah Lampung. Kota Menggala dan alur sungai Tulang Bawang pada abad ke-15 merupakan dermaga tempat bersandarnya kapal-kapal dari pelosok Nusantara. Jalur Sutra yang tercatat di sejarah yaitu melewati Selat Malaka untuk menuju Palembang. 

Fakta bahwa Palembang letak geografisnya berdekatan dengan Lampung, kemungkinan armada tersebut bisa singgah di dermaga Tulang Bawang.

Melalui kisah perjalanannya ke berbagai wilayah dimana Cheng Ho selalu membawa misi perdamaian. Tidak ada catatan sejarah yang menyatakan Cheng Ho menciptakan konflik di daerah yang pernah dikunjunginya. 

Dalam catatan M. Yusuf di Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok (22 Feb 2005), "orang-orang Tionghoa yang datang bersama Cheng Ho juga melakukan pertukaran kebudayaan dengan misi kebudayaan penduduk setempat akan dikembangkan kembali di dataran Tingkok, selain itu mereka juga mengajarkan beberapa teknik pertanian yang lazim dipakai di Tiongkok, mereka juga telah berjasa menemukan teknik baru pengolahan padi, antara lain pada tahun 1750 memperkenalkan alat penyosoh padi yang dengan menggunakan dua-tiga ekor sapi dapat mengolah sampai 500 ton padi per hari, menggantikan sistim tumbuk tradisional memakai lesung yang hanya menghasilkan 100 ton per hari. Selain itu orang-orang Tionghoa juga memperkenalkan pompa berpedal, pemeras kelapa dan bajak serta teknik pembuatan garam. 

Berkat orang-orang Tionghoa yang datang bersama Cheng Ho, orang-orang di Nusantara mengenal jarum jahit, bahkan pakaian yang dijahit pun berasal mula dari Tiongkok. Mereka juga mengembangkan budi daya tanaman kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, semangka dan nila atau tarum yang dijadikan bahan pewarna. Sejak tahun 1611 mereka mengembangkan penyulingan arak yang dibuat dari beras yang difermentasi, tetes tebu dan nira. Dari kacang hijau dan kedelai mereka menghasilkan taoge, tahu, tauco dan kecap".

Dengan banyaknya armada yang dibawa dalam setiap eksedisi serta canggihnya perlengkapan kapal, bisa saja Cheng Ho menduduki wilayah yang didatanginya. Diterimanya Cheng Ho beserta armadanya diberbagai wilayah dengan kebudayaan yang berbeda-beda dikarenakan sikap plurasimen yang dibawanya. Cheng Ho dalam catatan sejarah dikenal sebagai sosok yang menghargai budaya setempat dan tidak memaksakan sistem value (value system).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun