Penelitian ini tidak hanya relevan dalam konteks hiburan atau tempat wisata seperti rumah hantu, tetapi juga dalam situasi-situasi sosial dan psikologis yang lebih luas. Sebagai contoh, pemahaman mengenai ketakutan yang terukur dapat berguna dalam terapi untuk mengatasi trauma, fobia, dan bahkan dalam strategi pembelajaran dan pelatihan yang memerlukan pengelolaan ketakutan atau kecemasan.
Apa yang Diungkapkan oleh Penelitian?
Dalam studi yang dilakukan di rumah hantu Onionhead's Revenge, para peneliti menemukan bahwa pengalaman ketakutan ternyata menghasilkan bonding atau ikatan sosial yang lebih kuat. Ketika orang-orang merasa takut bersama-sama, mereka cenderung mencari dukungan dan kehadiran orang lain sebagai respons alami untuk mengurangi ketakutan tersebut.Â
Hal ini memicu pelepasan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai "hormon cinta" atau hormon yang memperkuat hubungan sosial.
Pelepasan oksitosin ini mungkin adalah alasan mengapa pasangan atau teman cenderung merasa lebih dekat setelah melalui pengalaman menakutkan bersama-sama.
 Ketakutan, yang pada awalnya merupakan respons defensif, berubah menjadi alat sosial yang mempererat hubungan. Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak orang mencari pengalaman seperti rumah hantu atau film horor untuk dinikmati bersama orang terdekat.
Teori, Hipotesis, dan Asumsi yang Mendasari
Penelitian ini dibangun di atas teori emosi dan respons psikologis terhadap ketakutan yang terkendali. Ada beberapa hipotesis yang bisa diuji dalam konteks ini:
1. Teori Emosi dan Oksitosin
Ketika kita merasa takut, tubuh kita melepaskan oksitosin sebagai mekanisme untuk mengatasi stres, dan oksitosin meningkatkan keinginan untuk berinteraksi atau terhubung dengan orang lain.
 Â
2. Hipotesis Respons Sosial Terhadap Ketakutan
Pengalaman ketakutan yang terkendali dapat meningkatkan ikatan sosial di antara individu yang terlibat karena adanya perasaan "senasib."