Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahaya Kesepian bagi Kesehatan Fisik

28 Oktober 2024   16:08 Diperbarui: 28 Oktober 2024   16:08 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahaya Kesepian bagi Kesehatan Fisik: Studi Terbaru Ungkap Risiko Stroke, Penyakit Jantung, dan Tekanan Darah Tinggi

Kesepian sering kali dipandang sebagai masalah emosional atau sosial yang dapat diatasi dengan bersosialisasi atau mencari hobi baru. Namun, penelitian terbaru dari University of Queensland menunjukkan bahwa kesepian lebih dari sekadar kondisi psikologis; kesepian memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan fisik. Menurut studi ini, orang yang mengalami kesepian memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stroke, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak merasa kesepian. Dengan menganalisis data dari lebih dari 150,000 partisipan, para peneliti menemukan bahwa efek kesepian dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan tubuh.

Kesepian: Masalah yang Kerap Diremehkan

Di era modern ini, kita semakin terhubung secara digital tetapi sering kali semakin jauh dalam interaksi nyata. Banyak orang yang memiliki ratusan teman di media sosial, namun merasakan kekosongan dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena ini menciptakan generasi yang mungkin terhubung secara virtual, tetapi tidak memiliki koneksi mendalam yang diperlukan untuk menekan rasa kesepian.

Kesepian bukan hanya masalah psikologis. Para ilmuwan menemukan bahwa kesepian dapat memicu respons biologis yang meningkatkan risiko berbagai penyakit, terutama penyakit jantung dan pembuluh darah. Ketika seseorang merasa kesepian, tubuh mereka melepaskan hormon stres yang berdampak pada tekanan darah dan kesehatan jantung. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memperburuk risiko kesehatan serius.

Dampak Kesepian pada Kesehatan Fisik

Menurut hasil penelitian University of Queensland, orang yang merasakan kesepian memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke. Penelitian ini menemukan bahwa ada beberapa mekanisme biologis yang menjadi alasan mengapa kesepian dapat berdampak langsung pada kesehatan fisik:

1. Peningkatan Hormon Stres

 Kesepian dapat memicu produksi hormon stres seperti kortisol. Kortisol yang berlebihan dalam tubuh bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang dalam jangka panjang dapat merusak arteri dan menyebabkan penyakit jantung.

2. Peradangan yang Tinggi

Kesepian juga dikaitkan dengan peradangan kronis. Peradangan ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh terus-menerus berada dalam keadaan waspada, menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

3. Pengaruh pada Gaya Hidup

Orang yang merasa kesepian sering kali kurang termotivasi untuk menjaga pola hidup sehat. Mereka cenderung makan tidak teratur, kurang berolahraga, atau merokok dan minum alkohol sebagai pelarian. Gaya hidup yang buruk ini semakin memperparah kondisi kesehatan fisik mereka.

Studi Terbaru: Data dari 150,000 Partisipan

Penelitian ini melibatkan analisis data dari lebih dari 150,000 partisipan dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang melaporkan perasaan kesepian memiliki risiko lebih besar untuk mengalami penyakit kardiovaskular. Ini menjadi bukti kuat bahwa kesepian bukanlah kondisi yang bisa diabaikan, terutama dalam konteks kesehatan masyarakat.

Menurut data ini, risiko terkena penyakit jantung atau stroke pada orang yang kesepian bahkan sebanding dengan risiko yang dihadapi perokok atau orang dengan tekanan darah tinggi. Ini menunjukkan bahwa kesepian seharusnya dianggap sebagai faktor risiko utama dalam kesehatan kardiovaskular.

Pandemi dan Peningkatan Kesepian

Perasaan kesepian menjadi lebih parah selama pandemi COVID-19, di mana isolasi sosial menjadi norma untuk mencegah penyebaran virus. Banyak orang yang merasa terputus dari orang-orang terdekat mereka, yang secara signifikan meningkatkan rasa kesepian. Efek jangka panjang dari periode isolasi ini masih dirasakan oleh banyak orang hingga hari ini.

Pandemi juga mempertegas fakta bahwa kesepian dapat berdampak pada kesehatan fisik. Lonjakan kasus tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan masalah mental dilaporkan meningkat selama masa isolasi, mengindikasikan hubungan erat antara interaksi sosial dengan kesehatan tubuh.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Sosial

Studi ini menggarisbawahi pentingnya kesehatan sosial sebagai bagian dari kesehatan keseluruhan individu. Menjalin hubungan yang bermakna dengan orang lain bisa menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik. Interaksi sosial yang positif dapat membantu mengurangi produksi hormon stres, meningkatkan perasaan bahagia, dan menurunkan risiko penyakit serius.

Menjaga hubungan sosial yang kuat adalah bentuk investasi kesehatan jangka panjang. Membangun komunitas atau meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman adalah cara efektif untuk menekan rasa kesepian dan mencegah dampak negatif pada kesehatan.

Langkah Preventif untuk Mengatasi Kesepian

Mengatasi kesepian adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Bergabung dalam Kelompok atau Komunitas

Bergabung dengan komunitas yang memiliki minat yang sama dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi rasa kesepian.

2. Aktif dalam Kegiatan Sosial

Luangkan waktu untuk terlibat dalam kegiatan sosial, seperti acara keluarga, kelompok olahraga, atau acara sukarela.

3. Batasi Penggunaan Media Sosial

Meski media sosial memungkinkan kita tetap terhubung, interaksi online sering kali tidak seefektif interaksi langsung. Batasi penggunaan media sosial dan fokus pada hubungan nyata.

4. Menjalani Gaya Hidup Sehat

Jaga pola makan sehat, tidur cukup, dan berolahraga secara teratur. Gaya hidup sehat dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental.

Tantangan Kesehatan Masyarakat

Dengan temuan baru ini, tantangan baru muncul bagi kesehatan masyarakat. Kesepian kini harus dipandang sebagai faktor risiko yang sama pentingnya dengan faktor risiko lain seperti merokok atau diabetes. Pemerintah, organisasi kesehatan, dan komunitas lokal perlu bekerja sama untuk menemukan cara-cara efektif dalam menangani masalah kesepian, terutama di kelompok usia yang rentan.

Beberapa inisiatif bisa dilakukan, misalnya menciptakan ruang terbuka untuk interaksi sosial, kampanye tentang pentingnya hubungan sosial, hingga akses mudah ke layanan konseling bagi mereka yang merasa kesepian. Dalam konteks ini, program seperti dukungan untuk lansia dan kelompok komunitas bisa sangat bermanfaat untuk menekan dampak kesepian.

Penutup: Kesepian sebagai Masalah Serius Kesehatan Fisik

Kesepian bukan lagi sekadar masalah sosial atau emosional. Studi dari University of Queensland ini menunjukkan bahwa kesepian berpotensi menjadi faktor risiko utama dalam kesehatan kardiovaskular, setara dengan gaya hidup tidak sehat lainnya. Dengan memahami dampak kesepian pada kesehatan fisik, kita diharapkan lebih peduli terhadap hubungan sosial dan kesehatan mental.

Mengurangi kesepian berarti juga menjaga kesehatan fisik. Jadi, jangan anggap sepele perasaan kesepian, baik pada diri sendiri maupun orang di sekitar. Tindakan sederhana seperti menyapa, berbicara, atau meluangkan waktu untuk orang lain bisa memberikan dampak besar dalam mengurangi risiko kesehatan yang serius. (KH.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun