Refleksi Masyarakat dan Masa Depan Moralitas Publik
Jika masyarakat terus melihat para pejabat melakukan korupsi meski sudah bersumpah di bawah Kitab Suci, akan timbul krisis kepercayaan yang serius. Nietzsche percaya bahwa masyarakat yang mengalami "kematian Tuhan" akan mengalami perubahan besar, termasuk penurunan standar moral dan nihilisme yang lebih luas. Ketika pejabat yang seharusnya menjadi teladan justru menunjukkan nihilisme moral, masyarakat dapat kehilangan orientasi dan menjadi permisif terhadap tindakan koruptif.
Untuk mengatasi kemerosotan moral ini, Nietzsche sebenarnya mengusulkan jalan yang sulit: manusia harus menciptakan dan menghidupi nilai-nilai yang baru. Di Indonesia, reformasi moral ini bisa diwujudkan dengan memperkuat transparansi, mengembangkan pendidikan karakter, dan menegakkan akuntabilitas tanpa pandang bulu. Para pejabat perlu menyadari bahwa meskipun mereka mungkin melihat sumpah di bawah Kitab Suci sebagai formalitas, masyarakat tetap menuntut mereka untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dijanjikan.
Pelajaran: Sumpah, Tanggung Jawab, dan "Tuhan yang Mati"
Nietzsche mengajarkan bahwa nilai-nilai moral tidak bisa hanya sekadar ritual tanpa substansi. Pejabat yang mengucapkan sumpah di bawah Kitab Suci tetapi tetap melakukan korupsi menegaskan realitas bahwa bagi mereka, "Tuhan telah mati." Mereka mengucapkan kata-kata yang suci namun tidak mempercayainya sebagai panduan moral dalam tindakan mereka. Sebaliknya, mereka menciptakan moralitas yang sesuai dengan kepentingan mereka sendiri.
Untuk menghidupkan kembali "Tuhan" dalam konteks moralitas publik, pejabat pemerintah harus mengembalikan kesakralan sumpah dan menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Tanpa upaya yang sungguh-sungguh untuk hidup sesuai dengan sumpah mereka, pejabat publik akan terus merusak kepercayaan masyarakat, dan Nietzsche akan terus mengingatkan kita tentang konsekuensi dari nihilisme moral yang merajalela.(KH.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H