Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Marah-Marah & IQ Jeblok

2 Oktober 2024   12:07 Diperbarui: 2 Oktober 2024   12:12 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Terapkan Empati: Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Ini dapat membantu Anda untuk memahami mengapa mereka bertindak seperti itu dan mengurangi kemarahan Anda.

5. Bersikaplah Proaktif: Alih-alih menunggu kemarahan muncul, cobalah untuk mengantisipasi situasi yang dapat memicu kemarahan Anda dan merencanakan respons yang lebih baik.

Marah, Sabar, dan Intelegensi Emosi

Keterampilan mengelola kemarahan dan bersabar sangat terkait dengan intelegensi emosional (IE). Intelegensi emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Orang dengan intelegensi emosional yang tinggi cenderung lebih baik dalam mengelola kemarahan mereka, karena mereka dapat mengenali perasaan mereka, memahami penyebabnya, dan mengekspresikannya dengan cara yang sehat.

Studi menunjukkan bahwa individu dengan intelegensi emosional yang tinggi mampu mengendalikan kemarahan mereka dengan lebih efektif, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik dan menjaga hubungan yang lebih sehat. Dengan demikian, mengembangkan intelegensi emosional dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam mengelola kemarahan dan berlatih kesabaran.

Kesimpulan

Marah adalah emosi yang wajar dan dapat dimengerti, tetapi penting untuk mengelolanya dengan baik agar tidak berdampak negatif pada diri sendiri dan orang lain. Memahami marah sebagai mekanisme pelepasan katup pengaman, serta mengenali akibat dari marah tak terkendali, dapat membantu kita lebih bijaksana dalam bereaksi.

Dengan menerapkan cara-cara untuk marah yang baik dan lebih memilih sabar, kita dapat menjaga kesehatan mental dan fisik, serta meningkatkan intelegensi emosi.(KH)

SUMBER & BACAAN LANJUTAN

Anger: Wisdom for Cooling the Flames** oleh Thich Nhat Hanh

The Dance of Anger oleh Harriet Lerner

Emotional Intelligence oleh Daniel Goleman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun