Menghadapi pemimpin / pemilik pesantren jadi seperti apa yang katakan oleh kalimat "The King can do no wrong", Â "Raja tidak pernah berbuat salah", meski kesalahan itu nampak jelas di siang bolong.
Pelecehan seksual merupakan masalah serius yang tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat umum, tetapi juga di lembaga pendidikan agama, termasuk pesantren.
Pesantren sebagai pusat pendidikan dan pembentukan akhlak bagi generasi muda memiliki peran penting dalam penanaman nilai-nilai moral dan etika. Namun, ketika terjadi kasus pelecehan seksual, hal ini tidak hanya merugikan korban, tetapi juga mencoreng nama baik pesantren dan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.
1. Fenomena Pelecehan Seksual di Pesantren
Kasus pelecehan seksual di pesantren, meskipun masih jarang terungkap atau terungkap sebagian kecil, telah mencuat ke permukaan dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai laporan menunjukkan bahwa sejumlah kejadian pelecehan melibatkan santri, baik dari pengurus pesantren maupun sesama santri. Dalam banyak kasus, ketidakberdayaan dan stigma yang melekat pada korban seringkali menjadi penghalang bagi mereka untuk melaporkan kejadian tersebut. Bisa jadi kasus-kasus yang mencuat ini hanya merupakan puncak gunung es.
2. Â Faktor Penyebab
Beberapa faktor yang menyebabkan pelecehan seksual di pesantren antara lain:
- Kekuasaan dan Ketergantungan.
Biasanya, santri berada dalam posisi yang lebih lemah karena ketergantungan mereka kepada pengurus pesantren. Hal ini dapat memudahkan terjadinya eksploitasi.
- Kurangnya Pendidikan Seksual.
Pendidikan tentang hak-hak individu dan batasan-batasan seksual sering kali diabaikan, sehingga santri tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang pelecehan seksual.