Mohon tunggu...
Kresna Pradiva
Kresna Pradiva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hai hai

Haii

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Iman Kristen dan Politik?

10 Juni 2021   13:59 Diperbarui: 10 Juni 2021   14:01 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak orang-orang Kristen yang saat ini aktif di dalam partai-partai non-Kristen, tentu saja dengan alasannya masing-masing. 

Untuk pihak yang tidak setuju berpendapat bahwa adanya partai-partai Kristen tidak relevan dengan perkembangan masyarakat kita yang justru makin lama makin memperlihatkan kecenderungan ke luar dari batas-batas primordial, seperti agama, suku, dan ras misalnya. 

Dengan membentuk partai Kristen di Indonesia, ditambah lagi dengan jumlah pemilih yang terbatas, maka tentunya akan merugikan kita semua, karena tidak akan ada satu pun kursi bakal diperoleh nanti. Bagi pihak yang setuju menilai bahwa justru sekaranglah partai-partai Kristen dibutuhkan, sebab selama ini partai-partai (yang bercorak nasionalis) di mana di dalamnya orang-orang Kristen menjadi anggotanya tidak memperjuangkan kepentingan Kristen.

Iman

Menurut Alkitab, Iman merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan anugerah keselamatan (Efesus 2:8-9), dimana apabila seseorang hidup tanpa iman, maka akan mustahil seseorang dapat berkenan kepada Allah. Selain itu, hidup seseorang yang tidak memiliki iman, maka kehidupan rohaninya akan mati (Roma 1:17, Hab. 2:4). Dengan kata lain, tanpa iman kita tidak mungkin bias masuk sorga. Artinya sudah jelas, bahwa iman merupakan sarana yang dengannya kita diselamatkan (Rm. 10:9). Jangan salah mengerti. Bukan iman yang menyelamatkan kita. Dalam hal ini tentunya yang menyelamatkan kita ialah objek iman itu sendiri, yaitu Yesus Kristus. Iman hanyalah sarana, penghubung atau jembatan dalam kita memperoleh anugrah keselamatan dari Kristus. Yesus Kristus tetap harus menjadi objek iman itu sendiri, kemudian barulah iman tersebut membawa kepada keselamatan.

Pada dasarnya, iman Kristen merupakan keyakinan yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Iman Kristen adalah tindakan percaya dan penyangkalan diri, dimana seseorang tidak lagi bergantung kepada kekuatan sendiri, tetapi bergantung kepada Yesus. Di sisi lain, iman Kristen digambarkan sebagai dasar dari semua harapan, dimana iman menjadi bukti untuk sesuatu yang tidak bisa dilihat secara jasmani. Hal ini terkandung dalam Alkitab, tepatnya injil Ibrani 11:1 yang berbunyi: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.".

Ada beberapa hasil dari iman itu sendiri, antara lain sbb :

  • Iman yang sejati akan membawa kepada pengampunan dosa (KPR 10:43; 13:39)
  • Iman yang sejati akan membawa pada keselamatan kekal (Roma 10:9-10; 1 Yohanes 5:13)
  • Iman yang sejati akan memberikan kita identitas baru: Menjadi anak Allah (Yoh. 1:12); Menjadi ciptaan baru baru (2 Kor. 5:17); Menjadi orang benar di dalam Kristus (2 Kor. 5:21); Menjadi warga Kerajaan Sorga (Fil. 3:20; Ef 2:6); Menjadi Imam (1 Pet. 2:9-10); Menjadi ahli waris (Gal. 4:7); Menjadi sahabat Yesus (Yoh. 15:15); Menjadi kudus dihadapan Allah (1 Kor. 1:2; Ef. 1:1); Menjadi bait Roh kudus, tempat tinggal Allah (1 Kor. 3:16; 6:19)
  • Iman yang sejati akan melahirkan perubahan hidup (Lukas 19; 1 Kor. 15:16; 2 Kor. 5:17)
  • Iman yang sejati akan memungkinkan kita menghasilkan buah Roh (Galatia 5:20)

Politik

Istilah politik sering dipakai untuk menunjuk kepada dimensi kekuasaan dalam  masyarakat atau sistem sosial. Politik sendiri berasal dari bahasa yunani  yakni polis yang berarti benteng, kota, negara atau bentuk negara dan politea yang berarti penduduk atau warga negara, hak warga negara,kewarganegaraan tata negara dan bentuk pemerintahan. Politik secara  sederhana dapat dipahami sebagai upaya untuk menata kehidupan bersama di dalam “polis” dengan sebaik-baiknya. Terdapat dua ancaman terbesar bagi penyelenggaraan atau penataan kehidupan bersama yang sebaik-baiknya di dalam sebuah “polis” tersebut, dimana yang pertama adalah tirani atau kesewenangwenangan penguasa, sedangkan yang lain adalah anarki atau keliaran dan sekaligus keganasan massa rakyat.

Karl W Deutch mengemukakan bahwa politik adalah ruang di mana keputusan - keputusan dibuat berkenan dengan masyarakat secara keseluruhan, keputusan-keputusan mana bersifat memaksa (enforceable). The “core area” atau area inti dari politik adalah “the area of enforceable decisions; dan esensi dari politik adalah koordinasi yang saling bergantung dari seluruh usaha manusia untuk mencapai tujuan-tujuan suatu masyarakat.

Hubungan Iman Kristen dan Politik dalam sifat tanggungjawabnya

Politik itu berbicara mengenai masalah tentang kebijakan untuk mencapai kebaikan, dimana politik itu tidak hanya berbicara tentang bagaimana penyelenggaraan bangsa dan negara saja. Politik juga ada di dalam organisasi dan komunitas. Di dalam tingkat terkecil sekalipun, manusia juga melakukan politik. Tingkat terkecil itu adalah keluarga, dimana didalamnya terdapat ayah, ibu, dan seorang anak. Ayah sebagai kepala keluarga, ibu sebagai pendamping ayah, dan anak sebagai anggota keluarganya. Namun bagaimanakah kita melakukan sifat politik yang baik dan benar dalam tanggung jawabnya menurut iman Kristen?

  • Pemimpin Tertinggi Alam Semesta adalah Allah itu sendiri (Mazmur 47: 2-3)

Dalam melakukan kebijakan, anggota tidak hanya bertanggungjawab terhadap pemimpinnya di dunia, dia juga akan bertanggungjawab kepada Allah. Begitu juga dengan pemimpin di dunia, segala perbuatannya tersebut juga harus dipertanggungjawabkan kepada Bapa sebagai pemimpin alam semesta yang bertahta di surga.

  • Kejujuran dalam Berpolitik (Amsal 21:6)
  • Sosialisasi itu Penting (Amsal 17:17) (Amsal 22:11)

Komunikasi adalah hal yang penting supaya kesalahan bisa diminimalisir. Seorang pemimpin akan tahu masalah yang dialami oleh anggotanya bila melakukan komunikasi yang intensif dengan anggotanya.

  • Melayanilah dengan Ikhlas (Matius 20:25-28)

Bukan berarti hubungan Iman Kristen dan politik sebagai anggota harus duduk manis saja di bangku untuk dapat pelayanan dari pemimpin. Anggota sebuah komunitas atau organisasi tentunya harus dapat ikut dalam membantu pemimpin untuk melakukan kebijakan.

  • Jangan Bawa Nama TUHAN demi Kepentingan Pribadi (Keluaran 20:7)

Banyak pihak yang menggunakan agama dan nama Tuhan demi kepentingan pribadinya saja.Contohnya adalah Lia Eden dan Joseph Smith dengan Kristen Mormon sesatnya. Hal ini dimanfaatkan hubungan Iman Kristen dan politik untuk memperkaya diri sendiri.

Mungkin dengan kenyataan seperti itu, kita merasa sulit untuk dapat menerima fakta bahwa apa yang kita lakukan itu semuanya adalah politik. Politik itu adalah kebijakan. Apa yang kita lakukan akan mempengaruhi masa depan. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam melakukan kebijakan karena apa yang kamu lakukan itu bisa saja merugikan orang lain dalam hukum tabur tuai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun