Mohon tunggu...
kresnap
kresnap Mohon Tunggu... karyawan swasta -

IG: middleclasstraveller Website: middleclasstraveller.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menelusuri Benang Merah Sejarah di Museum Louvre, Abu Dhabi

15 April 2018   14:15 Diperbarui: 15 April 2018   14:40 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kedua karya kaligrafi ini berasal dari Turki dan merupakan koleksi Zayed National Museum Abu Dhabi. Yang pertama merupakan karya Mehmed Sefik (1820 -- 1880) dan yang kedua dari masa Kekaisaran Ottoman/Utsmaniyah, kurang lebih antara tahun 1600-1800.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

(Foto-foto lainnya dapat dilihat di Instagram saya "middleclasstraveller".)

Di samping karya-karya tadi, terdapat pula beberapa lukisan terkemuka, di antaranya potret diri Vincent Van Gogh (1887 M), lukisan "Young Emir Studying" karya Osman Hamdy Bey, "La Belle Ferronniere" karya Leonardo da Vinci, lukisan "Arrangement in Grey and Black No.1 (juga dikenal dengan "Whistler's Mother")" karya James McNeill Whistler, dan lain sebagainya. Lukisan Whistler ini merupakan salah satu mahakarya seniman Amerika yang paling populer di dunia dan sering disandingkan sebagai Mona Lisa dari era Viktoria. Rasanya tidak perlu foto-foto lukisan tersebut saya pajang di sini, karena tentu sudah lazim yang menampilkannya di dunia maya.

Selain itu, terdapat pula karya-karya seni kontemporer, termasuk beberapa karya yang bagi saya pribadi tidak berkesan, bahkan nampak biasa saja, namun ternyata merupakan karya seni yang cukup bernilai. Mungkin memang benar bahwa kecantikan itu terletak di mata yang memandangnya.

Salah satu koleksi seni kontemporer karya Josef Albers (1963 & 1959) yang menurut saya tidak ada istimewanya:

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Demikian pula dengan rak botol karya Marcel Duchamp (1964) ini.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Berbeda dengan dua karya di atas, karya seni Zhang Huan (2000) berjudul "Family Tree" ini menarik perhatian saya.
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sama halnya dengan instalasi berjudul "Fountain of Light" karya Ai Weiwei (2016) yang menjadi centrepiece glamor dari galeri terakhir. Instalasi ini dibuat dari gabungan 9 lampu kristal (chandelier).
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setelah keluar dari ruang pameran, kami pun tiba di sebuah kubah yang atapnya bak jalinan tumpang tindih dengan beberapa sela di antaranya. Di siang hari, tempat ini sangat populer untuk berswafoto, karena cahaya sang surya yang menyusup dari balik sela-sela tadi menjadikan ruangan ini bak bermandikan cahaya. Memang gagasan inilah yang diusung sang arsitek, Jean Nouvel. Sayangnya, karena kunjungan kami berakhir pada malam hari, maka efek serupa tidak dapat kami nikmati.

Sebenarnya ada satu lukisan yang benar-benar ingin saya lihat namun justru tidak ditampilkan, yaitu Salvator Mundi ("Juru Selamat Dunia" dalam bahasa Latin), salah satu mahakarya Leonardo da Vinci. Lukisan yang menggambarkan wajah Yesus Kristus ini merupakan lukisan termahal yang pernah dilelang di dunia, yang dibeli oleh Museum Louvre Abu Dhabi bulan November lalu dengan harga 450 juta dolar Amerika ( Rp 6.2 triliun)! Menurut penjaga museum, lukisan ini memang belum ditampilkan untuk umum, entah mengapa. Mungkin diperlukan ruang khusus dengan sistem penjagaan yang khusus pula untuk menjaganya dari tangan-tangan jahil.

Namun kunjungan kami tetap berkesan walaupun tanpa Salvador Mundi. Kalau boleh jujur, saya bahkan lebih menikmati kunjungan ini dibandingkan kunjungan saya ke Louvre Paris beberapa tahun silam. Jumlah koleksi yang tidak terlampau banyak dan juga jumlah pengunjung yang tidak sampai membludak seperti memberikan kami waktu dan kesempatan yang cukup untuk benar-benar menikmati berbagai karya seni yang ditampilkan tanpa merasa terburu-buru atau dikejar waktu.

Untuk menutup tulisan ini, saya ingin membagikan sebuah kutipan dari penyair sufi kenamaan Jalaluddin Rumi, yang dipajang di pintu masuk museum ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun