Hari ini, merupakan hari terakhir di tahun ini, besok kita telah menginjakkan kaki di tahun yang baru.
Tahun 2022 akan segera kita tinggalkan, dan berganti tahun 2023 sebagai tahun baru yang akan kita sambut bersama.
Banyak kisah dan cerita berbagai warna  tercipta setiap hari menghiasi perjalanan kita dalam setiap tahun yang kita lalui.
Kisah sedih dan perih yang membuat mata dan hati menjadi pedih, hendaknya menjadi sebuah pengalaman berharga dan menjadi benih kebaikan bagi kita untuk lebih mawas diri.
Kisah suka dan bahagia yang membuat kita tertawa karena hati gembira, hendaknya menjadi obat pelega pengusir derita karena beban yang memaksa.
Bagai cerita bersambung, semua dapat kita baca pada halaman demi halaman buku perjalanan hidup sepanjang tahun yang akan segera terlewati.
Sesal dan kesal, hendaknya menjadi toping kehidupan yang semakin memberi warna dan mempercantik tampilan diri, agar semakin anggun dan elegan menapaki waktu demi waktu yang terus akan di lalui.
Jangan jadikan diri kita sebagai batu sandungan yang membuat kita kian terjerembab dalam dosa dan nista, penuh kemunafikan dan keegoisan.
Nikmat dan harumnya secangkir kopi hangat yang disajikan oleh tuan pesta akan semakin enak untuk di sruput bila dituang melalui lubang bejana kasih yang diaduk perlahan dalam manisnya kejujuran dan kesetiaan.
Tidak perlu hadir di jiwa kita untuk mendapatkan semua keindahan, karena tidak semua keindahan baik untuk kesehatan diri kita, apalagi untuk dompet seoraang bakul bakso seperti saya, yang memiliki penghasilan hanya pas-pasan.
Rumput di halaman tetangga memang nampak lebih indah, daripada di halaman rumah kita.
Pernyataan tersebut tidak dapat dikatakan salah atau betul, karena sangat bergantung pada perspekstif disertai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Demikian pula dengan aku dan dirimu, pujaan hatiku, Kompasiana.
Banyak mimpi indah yang ingin kudapatkan bersamamu, seperti yang telah engkau tayangkan pada Kaleidoskop 2022 beberapa waktu lalu.
Diriku membayangkan meraih harapan yang begitu indah, dimana suatu saat engkau menuliskan namaku sebagai pemujamu, yang berkesempatan terpilih sebagai salah satu nomine berpredikat penulis dengan kriteria bergengsi ala Kompasiana.
Harapan indah itu, tentu saja membutuhkan pengorbanan besar untuk mewujudkannya.
Kebahagiaan yang didapat oleh para pemujamu yang berprestasi, bukanlah merupakan hadiah cuma-cuma yang engkau berikan kepada mereka.
Gelegar suara tawamu, yang terkuak lewat aksara terungkap dan menggugah jiwaku untuk segera menorehkan prestasi melalui karya, bukan melalui mimpi.
Tak ada satu titik yang engkau sembunyikan bagi para pemujamu, termasuk diriku.
Karena aku menyadari, dirimu adalah kekasih jiwa yang memberikan harapan penuh kebahagiaan di masa mendatang.
Dalam rangkulan penuh kasih, engkau menggandeng tanganku meraih semua harapan indah itu.
Terhitung mulai tanggal 14 Desember 2022 hingga 31 Desember 2022, hari ini usia kencanku bersamamu, genap 17 hari.
Waktu yang sungguh sangat singkat untuk mengenal siapa, apa dan bagaimana tentang dirimu.
Aku masih sangat membutuhkan waktu yang begitu panjang, untuk meraih semua harapan itu, hingga mampu kupersembahkan secara utuh kepadamu.
Kompasiana, ijinkan aku setiap hari semakin mencintai dan merindukanmu.
Berbagi Senyuman, 31 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H