Bundo Raudha, demikian kami menyebut namamu,
bukan sekadar nama dalam sejarah,
tapi suara yang menembus bumi,
menyelami akar enau,
menumbuhkan tunas harapan di tanah yang haus,
mengubah hutan menjadi nadi kehidupan,
memintal mimpi di ladang fakultas,
merajut narasi budaya dengan benang ilmu,
di mana ilmu tak lagi sekadar logika,
tetapi roh yang berembus di balik huruf-hurufmu.
D. The 1st verse of the Poem "Light in the Sky of Pagaruyung (For the Heir of the Pagaruyung Kingdom, bundo Raudha Thaib)" by Leni Marlina
In that moment beneath the tireless embrace of twilight,
a radiant beam was born from Puti Reno,
flowing through the veins of Minangkabau,
where knowledge and artistry entwine,
like dew resting on the edges of leaves,
piercing the mists of time, slicing through the silence of ages.
Bundo Raudha, we speak your name,
not merely an echo in the chronicles of history,
but a voice that penetrates the earth,
delving deep into the roots of the enau palm,
nurturing sprouts of hope in parched soil,
transforming forests into the pulse of life,
weaving dreams in the fertile fields of knowledge,
interlacing culture’s narrative with threads of wisdom,
where learning transcends mere logic,
becoming the very spirit that breathes behind your letters.
E. Teknik Terjemahan Puisi berjudul "Cahaya di Langit Pagaruyung (Untuk Putri Penerus Kerajaan Pagaruyung Bundo Thaib)" Karya Leni Marlina
1.Penerjemahan Komunikatif: Fokus pada penyampaian makna secara jelas tanpa mengorbankan pesan asli. Pada contoh ini, terjemahan menyesuaikan agar tetap mudah dipahami oleh pembaca bahasa target.
•Bahasa Asli: “lahir seberkas cahaya dari Puti Reno, mengalir dalam arteri Minangkabau”
•Terjemahan Komunikatif: “a radiant beam was born from Puti Reno, flowing through the veins of Minangkabau”
Pada contoh ini, terjemahan tetap setia pada makna kalimat, namun disampaikan dengan kata-kata yang lazim dalam bahasa Inggris.
2. Penerjemahan Estetik: Fokus menjaga keindahan bahasa, irama, dan gaya bahasa dari teks asli. Metafora dan gaya puitis dipertahankan agar nuansa emosional tetap terasa.
•Bahasa Asli: “seperti embun yang bersemedi di ujung dedaunan, menerobos kabut waktu, mengiris sunyi zaman”
•Terjemahan Estetik: “like dew resting on the edges of leaves, piercing the mists of time, slicing through the silence of ages”
Dalam contoh ini, terjemahan mempertahankan citraan visual dan suasana mistis dari bahasa sumber, meskipun struktur kalimatnya sedikit disesuaikan agar lebih puitis dalam bahasa Inggris.
Dua teknik ini bekerja bersama untuk memastikan terjemahan tidak hanya akurat secara makna, tetapi juga indah dan puitis.
F. Strategi Penerjemahaan Puisi berjudul "Cahaya di Langit Pagaruyung (Untuk Putri Penerus Kerajaan Pagaruyung Bundo Thaib)" Karya Leni Marlina