Hujan. Bagi cewek
bernama lengkap Chika Nakanishi yang akrab disapa Chika ini, hujan adalah
sesuatu yang sangat indah. Dia merasa ketika hujan tiba, hatinya menjadi tenang
dan damai. Dia sangat suka yang namanya hujan. Apalagi saat ini sedang musim
hujan.
Sebenarnya itu
hanyalah salah satu alasan kenapa dia suka hujan. Alasan lainnya karena dia
bisa melihat cowok itu. Cowok hujan yang sudah diperhatikannya sejak dia SD.
Kenapa cowok hujan? Karena setiap kali hujan turun, cowok itu selalu duduk di
salah satu bangku taman yang tak jauh dari rumahnya. Mungkin cowok itu suka
hujan, karena hanya di saat hujanlah, cowok itu akan duduk di taman itu.
Tak banyak yang dia
tahu tentang cowok itu. Bahkan namanya saja dia tidak tahu. Yang dia tahu hanyalah
cowok itu tinggal di daerah sekitar sini, itupun tak tahu pasti yang mana
rumahnya. Yang dia tahu juga cowok itu suka hujan sama seperti dirinya.
Sore ini, hujan
turun dengan derasnya. Bukannya diam di rumah, Chika malah melangkah keluar
rumah setelah sebelumnya memakai mantel tebalnya dan mengambil payung.
“Kamu mau kemana
hujan-hujan gini, Chika?” Tanya ibunya yang saat itu sedang ngeteh bersama
ayahnya.
“Mmhh, Chika mau ke
taman.”
“Sebaiknya kamu di
rumah saja, Chik.” Kali ini ayahnya yang bicara. “Nanti kamu sakit.”
Chika tidak
kehabisan akal. Dia terus berpikir mencari alasan yang tepat untuk dapat pergi
ke taman sore ini. Biasanya sepulang sekolah, hujan telah turun sehingga dia
dapat langsung segera menuju taman. Tapi, hari ini hujannya turun ketika semua
orang sudah berhenti dari aktifitas mereka. Hal ini sangat kurang menguntungkan
bagi dirinya. Apalagi sekarang sedang hujan deras.
Tiba-tiba secercah
cahaya muncul di kepalanya. Dengan senyum terkembang dia pun memberikan alasan
yang semoga saja dapat diterima oleh kedua orang tuanya.
“Sore ini teman
Chika, Mira mau pindahan. Jadi, Chika mau ngebantu. Tapi, berkumpul dulu di
taman sama teman-teman yang lain.”
Semoga
berhasil.. Semoga berhasil...
“Tapi, jangan
sampai kamu masuk angin yaaa...”
Yes!
“Tenang ayahku
sayang.. Lihat! Chika kan udah pakai mantel tebal dan bawa payung lagi.”
Tanggapnya sigap dengan wajah gembira. “Kalau begitu, Chika berangkat dulu
ya..”
“Hati-hati, Chik.”
Ujar Ibunya sedikit khawatir.
“Iya, Ma..”
Taman Abadas..
Tak memerlukan waktu yang lama untuk menemukan si cowok hujan karena
tempat duduk si cowok hujan sudah sangat dihapal Chika. Dia sekarang tinggal
berjalan lurus dari tempatnya berdiri dan belok ke kanan sedikit dan ada! Si
cowok hujan itu sudah ada di tempatnya. Payung hitam pekat sedikit menghalangi
wajah manisnya.
Chika menoleh ke
arah bangku yang terletak tak jauh dari bangku si cowok hujan. Meskipun basah,
dia tak mempedulikannya. Dia hanya ingin berada dekat dengan si cowok hujan.
Dia tersenyum memandangi langit yang masih memuncratkan air.
Mereka diam. Hanya
suara hujan yang menemani keduanya. Waktu terasa begitu lambat dan setiap
detiknya sangat berharga. Hujan, sampaikan bahwa aku ada disini...
**
“Sampai
kapan kau hanya akan terus memandangi dia?”
“Jika suatu saat dia menghilang,
apakah kau tidak akan menyesal karena tak pernah bilang padanya soal
perasaanmu?”
“Jika aku jadi kau, aku akan bicara
dengannya dan menyatakan semua perasaanku padanya sebelum aku menyesal.”
IN">Itulah kalimat Naya-sahabat Chika, yang sampai sekarang terus terngiang
dibenakknya. Naya benar! Aku harus bicara
dengannya. Aku ingin bicara dengan cowok hujan. Tegasnya dalam hati sembari
dia berlari menerobos hujan yang sore itu sedang derasnya. Namun, hal itu tak
menjadi penghalang untuknya terus berlari.
Sementara itu...
“Kau
mau kemana?” Tanya Anna, kakaknya Ryu begitu melihat adiknya ini telah rapi
dengan mantel tebalnya dan payung.
“Ke
taman.”
“Kau
sudah jadian ama si siapa namanya, Rainy ya? Kapan? Oh iya, siapa nama
aslinya?” Tanya Anna bertubi-tubi. Ryu sampai menghela nafas karenanya.
“Aku
belum jadian sama dia, dan aku tidak tahu nama aslinya.” Jawab Ryu singkat dan
sangat jelas.
“Apa?
Jadi sampai sekarang kau belum pernah bicara dengannya? Ryu, ini sudah hampir
10 tahun dan kau masih belum bicara dengannya? Kenapa kau jadi pengecut seperti
ini?”
“Bukannya
pengecut, kak. Hanya saja, aku tidak yakin dia mau bicara denganku atau tidak.
Itu saja.”
“Halah..”
Anna mengibaskan tangannya di depan wajah. “Bilang aja kalau kau takut. Aku
bilangin ya, kalau aku jadi kau, aku akan menyapanya dan berbicara padanya.
Gimana kalau dia tiba-tiba menghilang. Pasti kau akan menyesal karena tidak
pernah menyapa dan menyatakan perasaanmu padanya yang telah berumur hampir 10
tahun ini.”
“...”
Tak ada tanggapan dari Ryu. Dia hanya diam dan mencerna baik-baik kalimat
kakaknya barusan. Benar! Aku harus bicara
dengannya! Harus! Detik itu juga, Ryu berlari keluar rumah tanpa membawa
payung. Dia menerobos hujan yang hari itu turun dengan derasnya. Dia terus
berlari dan berlari hingga tiba di taman tempat favorit si Rainy.
**
Keduanya
tiba di waktu bersamaan. Nafas keduanya tersengal-sengal akibat kelelahan
berlari. Mata mereka saling beradu dalam diam. Hanya suara hujan yang
terdengar. Keduanya tampak sudah basah kuyup.
“Aku..”
Ujar Ryu dengan nafas yang masih ngos-ngosan akibat kelelahan berlari. “Ada
yang.. ingin aku.. katakan.. padamu...” Batanya.
“Hei,
pelan-pelan saja.” Chika tersenyum melihat tingkah Ryu. “Masih banyak waktu.”
Ryu
tertawa kecil. “Aku suka padamu..”
Deg!
“Sudah
lama aku suka padamu. Aku sering datang ke taman di waktu hujan ini karena aku
ingin sekali melihatmu. Aku ingin menyapamu tapi, aku takut kau tidak akan mau
berbicara denganku. Alhasil aku hanya diam selama ini. Aku sangat suka padamu.”
Kalimat Ryu mengalir begitu saja sama seperti hujan yang masih dengan setianya
turun.
“Aku
juga.. Aku juga suka sama kamu. Dan keliatannya selama ini kita hanya saling
menunggu, tak berani menyapa duluan.”
Keduanya
pun saling pandang dan tersenyum. Mereka membiarkan hujan membasahi tubuh
mereka. Hujan, aku sangat menyukainya...
Gumam Chika dalam hatinya.
*END*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H