Sama halnya dengan ide Koteka of the year yang akan diadakan setiap tahun, dianugerahkan kepada siapa saja yang berkontribusi di Koteka dan pariwisata Indonesia. Tahun ini, admin baru Koteka 2023 memilih mas Ony Jamhari. Ia telah banyak berjasa dalam memajukan komunitas sejak bergabung bersama admin, mengatur komunitas selama 2023, mensponsori link 122 Kotekatalk dalam zoom dan mendukung promosi pariwisata Indonesia. Selamat dan sukses!
Kembali ke acara malam tahun baru. Suasana agak sedikit heboh karena putra pak Taufik menghilang sehingga membuat tuan rumah dan security turun tangan. Nggak tahunya, si putra pergi ke Indomaret untuk mencari minuman tapi tanpa pamit sedangkan HP-nya mati karena low batt.
Mimin sangat berterima kasih atas kebaikan dan ide mas Ony mengundang member Koteka offline dan online dalam acara kumpul santai ini di rumah pribadi. Â Semoga bisa diulang di tahun mendatang.
Pulangnya, banyak peserta yang naik KRL. Dari Manggarai ke Tanah Abang sampai menunggu 2 jam karena penumpang menumpuk. Tanah Abang ke Sumara juga full. Â Ada acara dorong-dorongan antara yang keluar dan masuk karena nggak sabar. Sebaiknya yang keluar didahulukan baru yang masuk kemudian. Sedangkan dari Bogor ke Manggarai lebih beruntung, lebih baik kondisinya, nggak perlu lama menunggu. Â Romantika tahun baru dalam wajah transportasi Indonesia, mewarnai pemandangan banjir di beberapa daerah seperti di kota Semarang.Â
Nah, selain admin Koteka mas Ony Jamhari yang ketua Koteka 2022, hadir dalam acara tiga generasi baru untuk kepengurusan Koteka tahun 2023; Nurul Dwi Larasati, Ednadus  Harjaka dan Mira Habibah. Mereka bertiga ini akan bertugas untuk pertama kalinya dalam kegiatan offline di Sukabumi Januari ini. Selamat dan sukses, ya untuk trio ini.Â
Sedangkan Ketua Koteka 2023, Gana Stegmann yang sempat masuk zoom sejak pukul 16.00, sempat menghilang 30 menit kemudian karena dalam perjalanan pulang dari Ravensburg ke rumah.Â
Ia baru saja melaksanakan program charity bersama 200 anak Jerman yang mengumpulkan uang untuk Indonesia, mengingat 4 biarawati di gereja Liebfrauen adalah dari Indonesia (suster Brigita and co). Sekretaris Koteka 2022 itu baru saja mengajari anak-anak tersebut untuk belajar tari Saman dari Aceh dan Poco-poco dari Maluku selama 2 jam.Â
Mbak Gana juga tampil dalam acara misa, menarikan tari Golek Manis dari Jawa atau di Jerman disebut "himlische Nymphe" alias peri dari kahyangan. Soft diplomacy yang tentu saja sevisi-misi dengan Koteka, mempromosikan Indonesia di seluruh dunia.
Baiklah. Tahun ini, lima sekawan; Gana, Ony, Nurul, Mira dan Ednadus akan bahu-membahu  menjalankan program offline dan online seperti biasa. Hanya saja, tanpa mengesampingkan kualitas kegiatan, kuantitas zoom akan dikurangi dan sebaliknya, kuantitas trip akan diperbanyak mengingat banyak kelonggaran dan inshaallah kemudahan yang ingin ditembus Koteka untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di tingkat lokal dan internasional.Â
Koteka offline selain dengan one day tour, akan ada Koteka academy atau Koteka training bekerjasama dengan Dejavato, untuk mengirim beberapa member dan atau admin untuk belajar bersosialisasi dengan masyarakat dan relawan dari seluruh dunia dengan menggunakan bahasa Inggris dalam program rutin "Weekend camp" di Kabupaten Semarang.Â
Program lain seperti kunjungan dan peliputan desa wisata menjadi rencana Koteka offline yang juga ingin dilaksanakan tahun ini. Pokoknya Koteka pengen asyik-asyik aja, deh. Mohon doanya.