Hallo everyone, apa kabar?
Masih sehat dan bahagia?
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana sudah mengajak kalian ke Turki. Mbak May T Maharini sudah menceritakan pengalamannya rame-rame bersama grup tur ke sana.Â
Dosen Universitas Pamulang Tangsel itu sudah banyak mengisahkan perjalanannya. Terima kasih kepada mbak Dyah Narang-Huth dari IKAT agentur und Sprachenwerkstatt Hamburg, Jerman yang telah memberikan bantuan link dan recording acara.
Ketahuan juga mengapa ia ke sana, selain visanya bebas, harga trip-nya menggiurkan untuk kantong orang Indonesia. Cappadocia di mana ia bisa naik balon gas juga menjadi magnet untuk ke sana.Â
Selain itu, bunga tulip di Emirgan park, Istambul dan sejarah negara Sulaiman itu membuat mbak May ingin mewujudkan mimpi ke sana. Mimpi berikutnya? Jepang, tapi nabung dulu katanya.... kamu mau ikut? Nabung juga, yuk....
Oh, iya. Untuk oleh-oleh ada tempat namanya Arazta Bazaar dan Grand Bazaar. Pinter-pinter nawar, ya? Supaya dapat murah dan banyak. Biasa, orang Indonesia kan suka nanyain oleh-oleh.
Topkapi Palace, Hagia Sofia, Ephesus, perpustakaan Celsus, Pamukkale, museum Mevlana adalah tempat-tempat wisata yang dikunjungi mbak May dan direkomendasikan buat kalian yang pengen ke sana.
Tahukah kalian akan es krim ala Turki yang pakai acara diisengin yang jual kalau beli? Mbak May juga coba. Makanannya menurut perempuan berjilbab ini, kurang bumbu dibanding masakan Indonesia. Mungkin lain kali harus bawa cocolan sambal dari rumah biar pedasss. Mbak May paling suka ikan bakarnya. Sedap. Kalau kamu pasti suka kebab, ya? Hayooo...
Dari Turki, Koteka ingin mengajak kalian kembali ke Indonesia. Seri "Wonderful Indonesia" kali ini akan membahas Tanjung Puting. Taman nasional di mana Orang Utan dilindungi di Kalimantan Tengah itu menjadi tujuan admin Koteka Gana Stegmann. Bersama keluarganya, ia naik kapal klotok selama tiga hari dua malam menyusuri sungai Sekonyer di Tanjung Puting.Â
Guide Desi dari Beborneo menceritakan bahwa sungai ini juga memiliki sejarah perjuangan bangsa Indonesia, lho. Konon, ada kapal Belanda Lonen Konyer yang tenggelam diserang pejuang Indonesia. Karena lidah orang Indonesia suka plesetan, nama itu menjadi Sekonyer.Â
Sungai yang dulu disebut sungai buaya karena ratusan buaya berkeliaran di sungai, kini lebih kondang dengan nama sungai Sekonyer. Seiring dengan kunjungan wisatawan yang meningkat di Tanjung Puting, perempuan berjilbab itu mengira bahwa para buaya takut dan bersembunyi karena banyak orang wara-wiri. Tapi jangan mengira buaya sudah nggak ada ya. Masih ada, kok. Setidaknya satu yang terlihat sedang berjemur di siang hari.Â
Berapa harga naik kapal? Bagaimana rasanya tinggal selama tiga hari di klotok? Mandinya dan BAB/BAK gimana? Makanannya enak nggak di kapal? Apa saja yang bisa dilihat ketika berada di klotok? Bagaimana acara trekking untuk bertemu orang utan?Â
Untuk tahu banyak tentang perjalanan 3 hari 2 malam di kapal Klotok Tanjung Puting tersebut, mimin undang kalian untuk hadir di Kotekatalk-104 pada:
- Hari/Tanggal: Sabtu, 27 Agustus 2022Â
- Pukul: 16.00 WIB Jakarta/ 11.00 CEST Berlin
- Pendaftaran: bit.ly/kotekatalk104
- Hadiah: kartu pos
Mengingat keindahan Indonesia di pulau yang bakal menjadi tempat baru ibu kota Nusantara itu, pantaslah direkomendasikan untuk dikunjungi di masa mendatang. Nabung, duluuuu.
Baiklah, segera daftar dan catat supaya nggak lupa. Indonesia indah!
"Ke Bogor jangan lupa mampir ke istana. Di istana ada bunga Raflesia. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita bangkitkan pariwisata Indonesia." (Sandi Uno, Kotekatalk- 82, 2 April 2022).
Jumpa Sabtu.Â
Salam Koteka.(GS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H