Usai seremoni pembukaan, moderator Shahnaz Soehartono memulai Sesi I bersama enam narasumber. Tema diskusi di sesi ini adalah "Menggali Kesiapan Kawasan Olahraga Mandalika".Â
Presentasi dari para narasumber di sesi ini menggarisbawahi beberapa poin, di antaranya pemberdayaan sektor ekonomi kreatif, faktor dan kesiapan masyarakat sekitar, potensi pengembangan wisata olahraga Mandalika pascagelaran WSBK, serta sejauh mana keberhasilan pengembangan wisata olahraga dan tantangan penerapannya di Indonesia.Â
Deretan narasumber di sesi pertama ini yaitu Dr. M. Firmansyah, Lalu Putria, Adi Prinantyo , dan Ekawati Moncarre (Country Manager VITO Perancis). Usai pemaparan materi presentasi, diskusi pun dibuka, baik untuk peserta yang hadir langsung di venue maupun peserta online.
Pengembangan Wisata Olahraga dan Ekraf Mandalika
Penegasan dari tema ini sudah dibuka oleh Rizki Handayani saat sambutan, bahwa potensi ekonomi kreatif (ekraf) atau kuliner khas Lombok sangat mungkin dikembangkan. Salah satu contoh, terdapat akomodasi yang konsisten menyediakan hanya varian dari beragam kuliner khas Lombok atau Sumbawa, sehingga siapapun wisatawan yang berkunjung bisa semakin mengenal dekat kuliner khas tersebut.
Pernyataan itu dipertegas oleh tiga dua narasumber offline di sesi kedua serta dua narasumber lainnya yang hadir secara online. Helianti Hilman, contohnya. Founder dari Javara ini menyampaikan presentasi terkait potensi gastronomi satu destinasi wisata yang sebaiknya juga segera dikembangkan di DSP Mandalika.
"Kuliner khas, baik itu makanan dan minuman, sewajarnya juga dikembangkan sebagai bagian dari keberadaan satu destinasi wisata. Saya percaya, Mandalika dan Lombok sebenarnya kaya dengan hal tersebut. Sekarang tinggal bagaimana para pengelola akomodasi bisa konsisten menghadirkan kuliner khas tersebut bagi para tamunya," urainya.
Di area konferensi offline sendiri terdapat beberapa stand ekraf, di antaranya Sate Rembiga Goyang Lidah, kerajinan mutiara, kain tenun khas Lombok, bahkan produk skincare yaitu Oganic Lombok. Di momen konferensi ini, lapak para UMKM/ekraf diserbu peserta. Transaksi pembelian dan pembayaran menggunakan aplikasi khusus, di mana satu barcode khusus di masing-masing HP peserta dipindai oleh penjual di lapak.
Narasumber lain di sesi ini menunjukkan bahwa potensi olahraga wisata sudah cukup lama eksis, salah satunya karena keberadaan Gunung Rinjani sebagai magnet utama bagi para wisatawan yang menyukai suasana pegunungan dan aktivitas pendakian.