Ini berbeda dengan LG saat awal kemunculan smartphone mereka, masih tidak terlihat jelas fokus pemasaran produk mereka ada di negara mana.
4. Karena menganggap penting pasar Amerika dan Eropa, mereka serius menggunakan berbagai cara
Salah satunya adalah dengan merekrut agensi asal Amerika, SDM asal Amerika dan bahkan memberikan budget besar divisi marketing mereka di Amerika, yang sempat membuat iri divisi pemasaran di regional lain.
Salah satu kesuksesan mereka adalah dengan campaign mereka yang sempat viral saat Samsung menyindir Apple Fanboy yg sedang antri di depan apple store untuk mendapatkan Iphone terbaru tetapi ternyata semua yang baru di Iphone sudah ada di produk Samsung.
Lalu masih ingat foto selfie artis-artis di Academy Award 2014? Itu juga merupakan hasil campaign Samsung dalam mengedepankan keunggulan kamera depan mereka untuk selfie.
Usaha pemasaran produk mereka di Amerika bisa terbilang tidak lazim saat itu karena marketing campaign yang diviralkan masih merupakan strategi yang terbilang masih baru digunakan. Hal tersebut kontras dengan LG yang hanya membuat iklan standar pada umumnya.
5. Merekrut SDM luar
Hal sangat menonjol yang dibedah dalam buku tersebut adalah bagaimana Samsung merekrut "orang luar" untuk bisa bersaing di pasar smartphone global.
Samsung menyadari bagaimana "kekurangan" desain produk mereka dan memutuskan merekrut desainer produk dari luar negeri yang merubah mindset desainer produk di internal Samsung.
Dan tentu saja, sama dengan di Indonesia, mendatangkan orang dari outer circle perusahaan tentu saja akan mendapatkan banyak tentangan. Mulai dari manajer karir yg merasa kecewa karena posisi tersebut diisi orang dari luar perusahaan.
Di Samsung hal tersebut juga terjadi. Bagaimana kesuksesan divisi marketing di Amerika justru ditanggapi dengan audit dari kantor pusat Samsung karena dianggap hanya membuang uang dan keberhasilannya diragukan.Â