1. Memiliki sejarah berbeda
Bagi Kompasianer yang kuliah di jurusan ekonomi atau manajemen, atau yg suka nonton drakor, tentu tidak asing dengan istilah "Chaebol" untuk perusahaan Korea atau "Keiretsu" di Jepang.
Model bisnis perusahaan di Korea Selatan memang mengadopsi konsep Keiretsu Jepang yang artinya adalah konglomerasi. Bisa dibilang, ekonomi di Korea Selatan hanya ditopang oleh beberapa grup usaha besar yang memiliki anak usaha di bidang yang berbeda beda. LG pada awalnya adalah perusahaan bahan kimia yang berekspansi menjadi perusahaan elektronik.
Sedangkan Samsung awalnya merupakan perusahaan trading atau perdagangan yg berekspansi menjadi perusahaan semikonduktor dan elektronik.
Peralatan elektronik pada jaman dahulu tidak memerlukan pengetahuan yang rumit, tapi smartphone lebih mirip sebuah komputer mini dibanding peralatan elektronik biasa.
Keunggulan Samsung di bidang pengetahuan pembuatan semikonduktor inilah yang membuat Samsung selangkah lebih maju dibanding LG dalam pembuatan smartphone.
2. Menjadi supplier komponen Iphone dari Apple.
Era smartphone bisa dibilang sangat berkembang sejak kemunculan Iphone. Begitu produk tersebut muncul, Nokia dan Blackberry yang sempat menguasai pasar bisa dibuat gulung tikar. Karena bisa memproduksi chip dengan murah, Samsung ditunjuk sebagai pemasok komponen bagi Apple saat itu.
Faktor inilah yang membuat Samsung banyak belajar tentang dinamika technologi smartphone. Tetapi hal ini juga yang menyulut amarah Steve Jobs saat itu yg memutuskan untuk "berperang" melawan Samsung, salah satunya karena tuduhan Galaxy S yang menjiplak desain iphone. LG tidak mendapat kesempatan seperti ini sehingga membuat produknya ketinggalan.
3. Samsung menganggap penting pasar Amerika dan Eropa
Begitu memutuskan untuk serius terjun ke bisnis smartphone, pangsa pasar pertama yang mereka kejar adalah Amerika dan Eropa. Karena jika bisa sukses di kedua regional tersebut, kemungkinan mereka juga akan sukses di tempat lain.