Mohon tunggu...
rizqa lahuddin
rizqa lahuddin Mohon Tunggu... Auditor - rizqa lahuddin

hitam ya hitam, putih ya putih.. hitam bukanlah abu2 paling tua begitu juga putih, bukanlah abu2 paling muda..

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengenal Sepatu Lari "Aneh-Aneh"

23 Januari 2018   21:26 Diperbarui: 23 Januari 2018   22:33 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini olahraga lari bisa dibilang sedang dalam masa puncak-puncaknya. Ini sejalan dengan adanya pembangunan fasilitas umum seperti taman yang disertai jogging track yang disediakan pemerintah, ataupun menjadi fasilitas dari pengembang perumahan untuk meningkatkan nilai jual. Selain itu, kebiasaan masyarakat yang gemar memamerkan aktivitas di media sosial menjadi daya tarik sendiri terutama saat melakukan aktivitas fisik. 

Jika Kompasianer saat ini rutin lari atau sekedar jogging, modal utamanya tentu saja hanya satu, yaitu sepatu. Memang lari terkenal murah. Dan tentu saja bisa dilakukan kapan saja, bahkan sendirian pun bisa. Tinggal keliling komplek satu putaran pun cukup untuk membuat badan sehat. Kalau soal outfit seperti jersey dan celana atau perlengkapan lain, tentu bukan hal yang mutlak. Tetapi sepatu wajib (terutama di Indonesia) dimana masih banyak ranjau paku atau pecahan beling berserakan di jalan raya.

Soal sepatu, harganya bisa bervariasi. Tetapi tidak ada yang mengalahkan kepopuleran sepatu buatan Nike, Adidas, Reebok atau Puma karena jika membicarakan apparel olahraga, kebanyakan orang pasti langsung terbayang dengan "empat besar" penguasa pasar tersebut. Tapi jangan salah. Apparel olahraga sebenarnya tidak hanya didominasi oleh mereka saja. Ada beberapa brand lainnya yang cukup unik (bahkan bisa dibilang nyentrik) dengan produk yang mereka keluarkan terutama sepatu lari, seperti:

Vibram Five Fingers

amazon.com
amazon.com
Biasa disingkat dengan VFF, jika Kompasianer melihat seseorang memakai sepatu ini, mungkin hanya seperti pakai kaos kaki saja. Memang seperti itu tujuan dari produsennya, yaitu menghadirkan pengalaman "nyeker" seperti halnya nenek/kakek kita jaman dulu. Bagian bawahnya dilapisi karet yang cukup tebal jadi tidak usah kuatir kalau menginjak pecahan kaca karena tetap aman. Walaupun terlihat simple, jangan kaget dengan harganya ya.. 

On

amazon.com
amazon.com
Kalau sepatu yang satu ini memiliki outsole yang bentuknya bolong-bolong. Tujuannya supaya memiliki efek seperti bantal, yang seharusnya sih tidak akan membuat kaki terasa capek. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa terlalu memanjakan kaki saat berlari itu kurang bagus karena justru memperlemah otot kaki. Tetapi jika memang cocok dengan sepatu seperti ini kenapa tidak?

Vivo Barefoot

amazon.com
amazon.com
Lain lagi dengan Vivo Barefoot (tidak ada hubungannya dengan produsen smartphone). Mereka menciptakan sepatu dengan pendekatan "minimalis". Hampir seperti VFF tetapi masih berbentuk sepatu. Dengan upper yang bolong-bolong tentu saja tidak akan terasa gerah sama sekali. Sayangnya sepatu ini agak sulit ditemukan di Indonesia karena kalau dipakai di bawah sinar matahari terus menerus, efek belang di kulit akan membentuk pola seperti sarang tawon yang justru jadi terlihat lucu.

Hoka One One

amazon.com
amazon.com
Berlawanan dengan filosofi Vivo Barefoot, Hoka One One justru menciptakan sepatu yang bisa dikatakan "maksimalis". Outsole nya sangat tinggi dan tebal. Awalnya terlihat agak aneh memakai sepatu seperti ini, tapi Hoka populer lho di Indonesia, terutama di kalangan pelari ultra atau trail runner karena sangat nyaman untuk dipakai dalam waktu yang lama dan jarak jauh.

Newton

amazon.com
amazon.com
Mengambil nama fisikawan terkenal, sepatu Newton mencoba menciptakan inovasi dengan membuat bantalan yang mirip seperti pegas di bagian bawahnya. Kalau di foto, terlihat di bagian berwarna orange yang lebih menonjol dibandingkan sekitarnya. Kalau On bisa dibilang menghadirkan sensasi berlari seperti di atas bantal, Newton hampir terasa seperti berlari di atas springbed. Tujuan dibuat seperti itu supaya si pelari bisa menghemat tenaga karena dengan adanya bagian yang seperti pegas tersebut saat menginjak aspal atau tanah ada sensasi sedikit memantul.

Yang bisa diambil pelajaran, walaupun dunia apparel olahraga sepertinya sudah "dikuasai" oleh produsen terkenal, masih selalu akan ada celah pasar yang bisa dimasuki dengan menciptakan produk secara spesifik terhadap konsumen tertentu. Yang penting adalah dengan melakukan inovasi yang belum terpikirkan oleh raksasa-raksasa tersebut.

Jika Kompasianer ingin memiliki sepatu lari yang budget friendly ada Diadora dan Kalenji dengan harga yang sangat terjangkau tetapi kualitas lumayan. Jangan membeli barang bajakan atau KW (kelas berapapun) karena justru akan membuat kaki cedera. Kadang biaya pengobatan jika sudah cedera bisa lebih mahal dari harga sepatu itu sendiri.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun