Mohon tunggu...
rizqa lahuddin
rizqa lahuddin Mohon Tunggu... Auditor - rizqa lahuddin

hitam ya hitam, putih ya putih.. hitam bukanlah abu2 paling tua begitu juga putih, bukanlah abu2 paling muda..

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Lari Seharusnya Tidak Menyakitkan

22 Februari 2016   19:38 Diperbarui: 23 Februari 2016   15:24 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia tidak ada yang memiliki anatomi tubuh yg sama persis. Masing-masing orang adalah unik. Jadi sepatu yg paling sempurna tentu saja yg dibuat khusus untuk kaki kita. Sayangnya hanya atlit yg mendapat keistimewaan seperti itu. Jadi jika anda membeli sepatu lari ada baiknya ditemani dengan orang yg mengerti tentang olahraga lari, mencoba sebanyak mungkin jenis sepatu, dan tidak usah sungkan untuk mencoba berlari-lari kecil di toko tersebut supaya bisa dirasakan enak atau tidak saat dipakai.

2. Cara Berlari yang Salah

Jika ingin melihat seperti apa cara berlari yg benar, lihat saja bagaimana seorang anak kecil berlari. Mekanika tubuh mereka masih alami sehingga hanya mengandalkan "insting". Sedangkan kita orang dewasa memiliki mekanika tubuh yg mulai berubah. Seseorang bisa mengalami cedera saat lari bisa juga karena cara lari nya yg salah.

3. Terlalu Terburu-buru

Jika anda tiba-tiba bergabung dengan komunitas lari, dan menemui orang yg sanggup berlari marathon disana, jangan terlalu bersemangat untuk bisa melakukan hal yang sama. Butuh latihan bertahun-tahun untuk bisa mencapai hal tersebut. Mulai lah dengan jarak 5km, kemudian tingkatkan menjadi 10, 12, 15, 18 kemudian half marathon. Hampir semua pelari mulai dari 5km. Jangan sampai terjadi over training. Bukannya sehat, malah bisa-bisa harus masuk rumah sakit.

Jika masih cedera juga, mungkin perlu mempertimbangkan beralih ke sepatu bertipe minimalis atau bahkan barefoot running supaya bisa mengembalikan anatomi tubuh kita seperti saat sebelum mengenal sepatu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun