Mohon tunggu...
Kostan D. F. Mataubenu
Kostan D. F. Mataubenu Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi Gado-gado

Suka olahraga sepak bola Memvaforitkan LIVERPOOL. . . Sesekali melirik politik

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Peliknya Persoalan Stunting di Nusa Tenggara Timur

2 Februari 2022   22:06 Diperbarui: 3 Februari 2022   08:38 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebelum penulis membahas persoalan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terdahulu akan diulas tentang apa itu stunting dan penyebabnya. Stunting merupakan persoalan gizi kronis yang dialami oleh balita dan anak-anak. Persoalan ini disebabkan karena balita dan anak-anak tidak mendapatkan asupan gizi yang seharusnya dalam waktu yang cukup lama. Akibatnya balita dan anak-anak mengalami kekerdilan dengan ciri lebih pendek atau lebih ringan dibandingkan dengan anak-anak normal yang seusia. 

Gizi  merupakan merupakan zat dasar yang dibutuhkan oleh tubuh untukpertumbuhan dan kesehatan. Setidaknya ada kurang lebih 5 macam zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk kesehatan dan pertumbuhan yaitu: karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. 

Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh yang digunakan untuk beraktivitas. Karbohidrat bersumber dari biji-bijian seperti padi, jagung, gandum, jelai, umbi-umbian seperti kentang, singkong dan ubi jalar, buah-buahan seperti pisang, alpukat, semangka, dan lain-lain. 

Lemak bermanfaat untuk menyokong pertumbuhan badan karena dapat menambah sel baru pada tubuh. Lemak bersumber dari makanan seperti ikan, telur, alpukat, kacang-kacangan, coklat, minyak, tahu, kelapa dan minyak kelapa. 

Protein bermanfaat untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak atau aus seperti luka, terlkilir dan sebagainya. Protein bersumber dari daging, kacang-kacangan, kacang kedelai, brokoli, ikan, telur, dan makanan dari produk susu. 

Mineral bermanfaat untuk mengatur metabolisme dan keseimbangan dalam cairan tubuh. Sumber mineral yaitu telur, kerang, alpukat, kacang-kacangan, ikan, sayuran hijau, buah-buahan.  

Vitamin bermanfaat dalam menyusun pertahanan tubuh untuk melawan penyakit dan anti oksidan. Sumber vitamin kebanyakan berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran. 

Ke-lima zat gizi tersebut jika diberikan secara seimbang kepada balita dan anak-anak, maka persoalan stunting dapat diatasi dengan baik. Tentunya harus sesuai dengan porsi yang dibutuhkan oleh tubuh atau tidak berlebihan. Karena jika dikonsumsi berlebihan, maka  akan memunculkan persoalan baru, yakni obesitas dan lain-lain.  

Penanganan kasus stunting harus dilakukan sedini mungkin, yakni sejak dalam kandungan. Artinya sejak dalam kandungan mulai dari umur 0 hari hingga menjadi anak-anak, asupan gizi yang diperoleh harus cukup dan seimbang. Ketika bayi masih ada dalam kandungan ibu hamil bertanggungjawab terhadap asupan gizinya. Artinya bahwa sang ibu perlu memperhatikan keseimbangan gizi makanan yang dikonsumsinya. 

Salah satu fase krusial yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting adalah pada 1000 hari pertama sejak seorang insan manusia terbentuk. Dilansir dari web fakultas kedokteran Universitas Indonesia, pencegahan stunting seharusnya dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan anak. Hal ini penting karena pada fase tersebut merupakan fase paling menentukan bagi pertumbuhan anak baik itu secara fisik dan kognitif. 

Jika tidak diperhatikan dengan baik, maka anak akan mengalami stunting dan memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Perhatian yang dimaksud adalah kecukupan asupan gizi baik pada ibu hamil dan saat anak sudah lahir dalam bentuk pola pemberian ASI yang baik dan makanan pendamping ASI yang seimbang gizinya. 1000 hari pertama disebut paling menentukan bagi perkembangan selanjutnya dari seorang anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun