Bagaimana dengan Liverpool? Jika dibandingkan dengan Mancity dan Chelsea, kedalaman skuad Liverpool paling timpang. Pelapis Liverpool tidak sepadan dengan pemain intinya. Hal ini terlihat jelas pada pertandingannya melawan Tottenham dan Leicester City pada laga tandang. Ketika pemain seperti Thiago, Hendo absen, maka nyawa permainan Liverpool yang ganas itu seakan pudar. Beruntungnya Anfield yang dipenuhi fans menjadi suntikan semangat bagi para pemain sehingga seakan ada pemain ke-12 pada saat Liverpool bertanding di Anfield.Â
Keuntungan lain selain Anfield adalah kejeniusan Juergen Klopp sebagai pelatih. Faktor Juergen inilah yang menyebabkan mengapa Liverpool berada dalam persaingan juara atau minimal di papan atas meskipun skuad asuhannya tidak begitu dalam.Â
Apapun persoalanya, ke dua tim ini harus terus berbenah di sisa musim. Masih ada 17-18 pertandingan sisa. Segala sesuatu masih bisa terjadi, apakah itu Mancity yang terpeleset atau bahkan Chelsea dan Liverpool yang terpeleset.
Sementara Arsenal sedang mendapatkan ritme yang sangat positif. Jika Liverpool dan Chelsea tidak berbenah, jangan-jangan mereka malah digeser oleh Arsenal.Â
Liverpool dan Chelsea seperti sedang gugup dalam kejar-kejaran dengan Mancity. Sedangkan Mancity layak disebut bermental baja dan tangguh meskipun mendapat tekanan. Maklum Mancity merupakan juara bertahan yang punya pengalaman dalam persaingan seperti ini.Â
Menarik untuk melihat kelanjutan peta persaingan Liga Inggris di tahun 2022.
Salam!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI