Mohon tunggu...
Kostan D. F. Mataubenu
Kostan D. F. Mataubenu Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi Gado-gado

Suka olahraga sepak bola Memvaforitkan LIVERPOOL. . . Sesekali melirik politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Kisah Natal Masa Kecil di Dusun Kecilku

24 Desember 2021   22:49 Diperbarui: 24 Desember 2021   23:01 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunang-kunang

Salah satu hal unik di dusun saya adalah serangga bercahaya, kunang-kunang yang sering muncul bergerombolan di malam Natal atau disekitar Natal. Gerombolan kunang-kunang ini hinggap di pohon sekitar rumah di malam hari yang gelap. Kita seakan menyaksikan pohon-pohon Natal raksasa di malam hari dengan lampu alami dari ribuan kunang-kunang yang hinggap pada pohon-pohon tersebut. Kunang-kunang turut memeriahkan Natal di dusun kala itu dan sangat saya rindukan. 

Baju Natal

Menjelang Natal, Ibu akan selalu berupaya membelikan sehelai baju entah kaos atau kemeja sebagai kado Natal. Ini adalah hal yang sangat menyenangkan, karena baju yang saya miliki mungkin tidak sampai 5 buah. Itu sudah termasuk pakaian rumah dan pakaian bepergian. Sepatu? Tidak ada selain sepatu sekolah. Punya sendal jepit sudah luar biasa dan bisa dianggap orang kaya😅.

Vocal group

Terkadang di malam Natal, ada anak-anak muda tertentu yang pulang dari rantau dan mahir bermain gitar, menyanyi dengan gitar pada ibadah Natal. Bukan main senangnya menyaksikan alunan gitar sambil mengidolakan sang pemain gitar itu. Ya. . . Itu salah satu hal yang mengisi memori saya tentang Natal di dusun. 

Cerdas Cermat Alkitab

Natal di dusun saat itu selalu disertai dengan lomba yang disebut cerdas cermat Alkitab. Saya selalu terlibat dalam lomba tersebut dan sering mendapat juara. Tentunya ada hadiah yang diberikan. Siapa yang tidak senang kalau diberikan hadiah?😅

Terjang Banjir dan Jalan Rusak

Ketika usia sekolah, di dusun baru ada SD dan SMP yang baru dibuka tahun 1997. Jadi untuk sekolah SMA, harus ke kota Kupang yang jaraknya kurang lebih 120 km. Jalan belum diaspal dan melalui puluhan sungai, sehingga perjalanan membutuhkan waktu 7-8 jam jika kendaraan tidak rusak. Kalau rusak atau di musin hujan, bisa berhari-hari lama perjalanannya. Nah, yang sulit itu saat Natal tiba. Saya selalu merindukan perayaan Natal bersama keluarga di dusun kecil. Tantangannya adalah harus menerjang lumpur dan banjir untuk pergi dan pulang lagi karena musim hujan saat Natal tiba. Begitu kondisinya setiap kali Natal ketika saya di bangku SMA dan kuliah, di mana Natal di dusun sangat menyenangkan, namun ada harga perjalanan yang harus dibayar lunas.

Itulah kenangan Natal di dusun kecilku, Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang NTT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun