Mohon tunggu...
Kostan D. F. Mataubenu
Kostan D. F. Mataubenu Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi Gado-gado

Suka olahraga sepak bola Memvaforitkan LIVERPOOL. . . Sesekali melirik politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Alm Frans Lebu Raya, Gubernur Pertama Pilihan Langsung Rakyat NTT

19 Desember 2021   18:00 Diperbarui: 20 Desember 2021   08:55 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya (Foto: Primus via kompas.com)

Salah satu kenangan manis yang ditinggalkan oleh Leburaya adalah program Anggur Merah, yaitu program pemberdayaan masyarakat Desa. Program ini menghabiskan anggaran yang cukup besar untuk pemberdayaan masyarakat Desa secara langsung dan didampingi oleh seorang pendamping di setiap Desa. 

Banyak anak-anak muda NTT yang direkrut untuk menjadi pendamping Desa pada saat itu.  Terdata kurang lebih 2000an Desa yang menerima program Anggur Merah. Hal ini berarti bahwa ada 2000-an anak muda NTT yang direkrut untuk menjadi pendamping Desa, sehingga pengangguran pun bisa teratasi. 

Terima kasih karena ribuan anak muda NTT dapat menata dan membangun hidup melalui program Anggur Merah. Selain itu, tentunyauntuk masyarakat Desa yang menerima program tersebut dan menikmati manfaatnya.

Salah satu prestasi Leburaya adalah kemampuannya mengembangkan koperasi di NTT. Atas jasa itulah maka beliau pernah mendapatkan penghargaan dari presiden Joko Widodo pada tahun 2015. Tagline provinsi jagung, provinsi sapi dan provinsi koperasi menghiasi program kerjanya di periode ke dua kepemimpinannya.

Salah satu peninggalannya adalah dibangunnya gedung Sasando, kantor Gubenur NTT yang saat ini menjadi salah satu ikon unik di Kota Kupang NTT. Sebuah gedung bernuansa budaya lokal, yang menjadi perhatian publik, baik orang NTT sendiri maupun orang dari luar diprakarsai oleh Leburaya pada masa kepemimpinannya. Leburaya telah pergi untuk selamanya, namun Gedung sasando mungkin akan terus mengingatkan sosoknya.

Dari Frans Leburaya, kita belajar bahwa anak petani sederhana, anak kampung, anak dari suku kecil, tidak menjadi hambatan untuk menjadi pemimpin terutama di era pemilihan langsung yang membutuhkan banyak massa yang cenderung berbasis pada SARA. 

Hari ini, pria yang dikenal tenang dan murah senyum itu telah dipanggil Tuhan pada usia yang ke 61 tahun meninggalkan seorang isteri dan dua orang anak. Terima kasih Frans Leburaya, pernah menata kehidupanmasyarakat di NTT. Jasamu akan selalu dikenang. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun