Hari ini, tanggal 19 Desember 2021, dunia maya masyarakat provinsi NTT dihebohkan oleh beritu duka, berpulangnya salah sata putra terbaik NTT, yaitu manta Gubernur NTT dua periode (2008-2013 dan 2013-2018).Â
Berita ini mengagetkan publik, mengingat secara fisik dan usia, secara manusia, Leburaya seharusnya masih cukup enerjik dan seharusnya belum menemui ajalnya. Namun kehidupan manusia adalah sebuah misteri, apalagi waktu kematian.Â
Frans Leburaya adalah Gubernur NTT hasil pemilihan secara langsung oleh masyarakat NTT untuk pertama kalinya. Politkus kelahiran Pulau kecil Adonara ini berhasil memenangkan pemilihan Gubernur NTT sebanyak dua kali atau menjabat selama 10 tahun.Â
Walaupun berasal dari pulau kecil, tidak menjadi hambatan baginya untuk merebut mayoritas pemilih di NTT. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pawainya beliau dalam politik terutama dalam upaya meraih simpati masyarakat.Â
Pria yang mengaku sebagai anak petani ini pernah mengisahkan perjalananan hidupnya di kampung yang sulit terutama ketika menjalani pendidikan dasar dan menengah di kampung halaman di Adonara. Bahkan ia mengaku tidak pernah bermimpi untuk menjadi Gubernur NTT.Â
Namun siapa menyangka anak kampung ini ditentukan menjadi orang nomor 1 di NTT pada masanya, meskipun beliau adalah lulusan FKIP Undana. Ya... seorang guru dari keluarga petani ditetapkan memimpin NTT selama 10 tahun.Â
 Sempat menjadi wakil Gubernur NTT tahun 2003-2008 mendampingi Piet Tallo, ia kemudian maju dalam pemilihan langsung pada tahun 2008 berpasangan dengan Eston Funay dengan tagline Fren bersaing dengan pasangan Ibrahim Medah - Paulus Moa dan pasangan  Gasper Ehok - Julius Bobo.Â
Pemilihan ini dimenangkan dan mengantarkannya memimpin NTT selama 5 tahun. Di tahun 20013, Leburaya kembali bertarung di pilgub NTT, kali ini berpasangan dengan Benny Litelnoni. Pasangan ini harus bersaing dengan 4 pasangan lainnya yakni pasangan Eston Funay-Paul Tallo, Beny K Harman - Welem Nope, Ibrahim Medah-Melki Lakalena dan Christian Rotok-Abraham Liyanto.Â
Lagi-lagi Leburaya memenangkan pertarungan ini walaupun melalui pemilihan tahap ke dua, sehingga kembali diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk memimpin NTT hingga tahun 2018. Beliau tidak lagi mencalonkan diri di tahun 2018 karena tidak diijinkan oleh regulasi.Â
Dari perjalanan hidupnya, dapat kita saksikan bahwa Leburaya merupakan seorang tokoh politik yang piawai. Hal ini ditunjukkan oleh bagaimana ia memenangkan pertarungan politik meskipun harus berhadapan dengan politisi senayan seperti Beny Harman.Â