Ada keterikatan yang kuat antara Film Keluarga Cemara dengan saya, bukan hanya karena dulunya penikmat serial Keluarga Cemara dan juga sempat menyaksikan versi layar lebarnya.
Kesederhanaan alur cerita yang disampaikan penulis awalnya Om Arswendo Atmowiloto berkesan untuk saya pribadi. Alhasil ketika Keluarga Cemara muncul the series di Disney, bela-belain deh untuk cari tahu cara berlangganannya.
Tokohnya pun tidak banyak berubah dari Abah yang diperankan oleh Om Ringgo dan Emak oleh Nirina Zubir, ada juga Euis serta teman-temannya.
Yang berbeda adalah alur cerita yang telah berkembang sedemikian rupa dan menjadi lebih menarik, versi layar lebar Keluarga Cemara hanya seputar keluarga Abah dan perjuangannya, dari posisi berhasil, jatuh dan berusaha bangkit lalu kemudian menjadi bersahaja.
Keluarga Cemara The Series awal Oktober sudah masuk pada episode kedua,
4 Alasan saya memutuskan untuk menyaksikan keluarga cemara:
- Merupakan Film karya anak bangsa, kalau bukan kita yang pertama menyaksikan dan memberikan apresia, maka siapa lagi;
- Film yang cocok untuk disaksikan bersama keluarga dan dapat dijadikan bahan diskusi ketika selesai menyaksikannya;
- Alur ceritanya ringan, ga perlu mikir yang berat ketika menyaksikannya, terjadi nyata dalam kehidupan dan keseharian kita;
- Ada pesan positif, bukan sekedar menyaksikan film tetapi menerima pesan positif yang disampaikan membuat siapa saja menyaksikan akan mengangguk-angguk paham;
Namun bagi kalian yang memiliki genre progresif seperti penggemar film action, dan drama addict sudah pasti akan bertolak belakang ketika menyaksikan drama ringan (family Movies) seperti Keluarga Cemara The Series.
Media Indonesia.Com sendiri mencatat bahwa saat ini hanya 0,7% film yang menarik untuk ditonton oleh anak dan keluarga dan berharap dengan hadirnya series Keluarga Cemara dapat menjadi tontonan yang kekinian. Bukan hanya memiliki ruang untuk diskusi, tapi juga punya kesadaran bagaimana kita bertumbuh dan bersosialisasi.
Keluaga Cemara The Series bercerita tentang persahabatan Andi, Euis, Denis, Ima dan Rindu. Konflik dibangun ketika mereka sepakat mengajukan diri untuk mengharumkan nama sekolah dengan mengikuti lomba cerdas cermat.
Sialnya keusilan khas anak remaja, membuat jalan agar terpilih sebagai peserta cerdas cermat tidak berjalan mulus. Namun persahabatan tetap terjaga, kebersamaan tetap dirajut.
Jadi teringat sebuah lirik lagu tentang persahabatan, Persahabatan bagai kepompong mengubah ulat menjadi kupu-kupu, persahabatan bagai kepompong hal yang tak mudah berubah jadi indah, persahabatan bagai kepompong maklumi teman hadapi perbedaan.
Misi selesai, cerita pun berlanjut. Siapa sangka Rupanya Andi tinggal bersama Uwaknya. Ayahnya sendiri... ya gitulah.
Bahkan Bu Anjani, guru kelas mereka. Memberikan support atas kekompakan mereka, membimbing Euis dan teman-temannya menjadi pribadi-pribadi yang baik.
Plus Minus keluarga Cemara
Ditengah gempuran film action dan drama percintaan, untuk memunculkan film Keluarga Cemara The Series adalah sebuah keberanian. Pasti tidak banyak yang akan menikmatinya, terlebih dengan yang terbiasa dengan cerita complicated, teknologi canggih dan konflik yang tidak berujung. Keluarga Cemara hanya menampilkan kesederhanaan cerita dalam keseharian kita dan mengajarkan bagaimana kita harus bersikap. Tidak lebih.
Kekurangannya cuman satu, bagaimana mengiformasikan bahwa film Keluarga Cemara The Series ini ditayangkan di Disney Hotstar dan bagaimana mengaksesnya. Padahal harusnya film Keluarga Cemara ini dapat disaksikan di stasiun-stasiun TV Lokal. Sehingga tayangan untuk anak dan keluarga semakin banyak dan mudah untuk disaksikan. Jangan melulu tayangan roman picisan, azab dan sinetron dewasa yang tayang di TV Lokal.
Semoga ke depan, akan banyak muncul film-film seperti Keluarga Cemara The Series yang menampilkan kesederhanaan hidup dan bukan kemewahan. Bukan tentang siapa saya tetapi tentang siapa kita. Bukan tentang usaha saya tetapi usaha bersama.
Yuklah nonton, sayang untuk dilewatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H