Mohon tunggu...
Kornelius Ginting
Kornelius Ginting Mohon Tunggu... Administrasi - Lelaki Biasa

-”Scripta manet verba volant”. https://www.korneliusginting.web.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Turunan Masalah Setelah (Selama) Covid-19

5 Mei 2020   09:24 Diperbarui: 5 Mei 2020   09:37 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat berita pagi disalah satu stasiun TV masalah Covid 19 belum ada tanda kejelasan pandemi ini akan berakhir. Memang angka kesembuhan meningkat sementara angka kematian menurun.

Di DKI dilaporkan 15 persen angka kesembuhan dan 5 persen angka kematian. Semoga ke depan persentase angka kesembuhan semakin meningkat dan angka kematian menurun (amin).

Tapi masalah sejatinya belum berhenti disana. Imbas turunan dari Covid 19 (saya menyingkatnya C-19) sudah siap menanti. Yang pasti terekspos media sekarang adalah pemberhentian pegawai disalah satu retail modern di Bogor sejumlah 300 karyawan.

Bahkan Jawa Barat, sampai dengan pagi 5 Mei 2020 mereka melansir setidaknya 3 juta angka pemberhentian dan paling banyak disektor pariwisata.

Wow, Covid menghajar bukan hanya dari ke khawatiran terdampak pada kesehatan tubuh, kesehatan pikiran juga dihajar (kekhawatiran beraktivitas seperti biasa) belum selesai disana.

Katakanlah syukur tidak terkena dampak pandemi kesehatan dari C-19 faktanya dampak ekonomi yang disebabkan sudah pasti akan terimbas baik langsung atau tidak langsung.

Mengapa langsung, mengapa tidak langsung?

Langsung.

Biasanya yang terkena dampak langsung adalah karyawan atau pekerja diberhentikan karena ketidakmampuan perusahaan lagi membayarkan upah tenaga kerja.

Saat ini pandemi C-19 menghajar ekonomi pariwisata secara langsung, mereka mau tidak mau harus berhenti karena jumlah kunjungan tidak ada (benar benar nol). Bagaimana bisa ada sementara diberlakukan Physical Distancing dan Social Distancing yang memaksa untuk tinggal dirumah atau menghindari keramaian.

Praktis disektor pariwisata harus stop. Berikutnya sektor transportasi, bagaimana efektivitas pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memaksa sektor ini harus stop melakukan aktivitas.

Dan masih ada beberapa sektor lainnya yang terkena imbas dampak langsung C-19.

Sementara yang tidak langsung.

Ini juga tidak kalah banyak, yang terlihat saja di keseharian. Pedagang makanan yang masih berjualan (terutama sore hari menjelang waktu berbuka) sepi pembeli imbas banyak pemberhentian karena terimbas langsung.

Banyak yang menahan pengeluarannya (bahkan dalam bentuk makanan) sebisa mungkin masak dirumah meskipun alakadarnya ketimbang harus beli.

Praktis pedagang makanan tadi yang biasa omset perharinya 100 piring (bungkus), drastis turun menjadi 10-20 piring saja sudah luar biasa. Bahkan mungkin saja meskipun sudah dipajang tidak ada yang membeli.

Atau lainnya adalah sektor biro jasa, pasar pojok pramuka praktis ikutan berhenti beraktivitas. Semua kegiatan dan tugas sekolah, mengajar dan belajar yang dillakukan secara daring tugas pun diselesaikan paper less, bagus sich tapi hal ini membuat pencari rejeki disektor ini juga terkena imbasnya. Penjualan jasa pengetikan, jasa penjilidan, jasa servis printer dan komputer perlahan melambat menuju berhenti sesaat.

Tapi ada ga sektor lainnya yang meningkat pasca pandemi ini berlangsung? Ada jawabnya. Sektor telekomunikasi dan teknologi informasi.

Imbas harus beraktivitas dirumah saja dan berkegiatan secara daring. Saat ini penyedia layanan sambungan inet sangat dibutuhkan (data pastinya belum tahu) sebut saja provider X yang biasanya memberikan bonus hanya dengan pengisian nominal kecil, saat ini harus dengan nominal besar dan beberapa persyaratan lainnya.

Bagi yang mampu tidak ada masalah, sementara lainnya harus memikirkan ulang, mencari yang sesuai kemampuan meskipun masih kurang banyak dari spek yang dibutuhkan.

Lalu bagaimana lagi? 

Ya tidak bagaimana-bagaimana lagi. Memang melalui C-19 ini tidak mudah dan semudah yang dibayangkan. Selesai pun pandeminya dampaknya masih akan tinggal menetap hingga 1-2 tahun ke depan. Bahkan kementrian keuangan mewaspadai perubahan nilai inflasi, kemampuan ekonomi masyarakat dan instrumen ekonomi lainnya.

Belum lagi kementrian tenaga kerja, ini juga tidak kalah pusingnya melihat angka pengangguran yang akan terus menanjak naik.

Bisa dipastikan nanti kurva pandemi akan segera melandai dan kurva masalah lainnya akan mengerucut naik. Tapi jauh lebih baik ketimbang tidak ada satupun grafik yang melandai.

Harapannya satu persatu grafik yang akan muncul nanti akan melandai semua dan akan menemukan titik equalibriumnya yang baru.

Semangat pagi...semangat beraktivitas.

Semangat kerja dari rumah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun