--
Mencintai apa yang dilakukan. Itu adalah kunci keberhasilan si mantan kapten dan sang presiden. Ketika dia masih kecil, dia peluk bolanya. Dia cuci bolanya dan dibawanya tidur. Tiada hari tanpa bermain bola. Saat mau berangkat sekolah dia berlatih bola. Saat di sekolah, diapun bermain bola saat tidak belajar. Selesai pulang sekolah, sore harinya dia bermain bola dengan teman kampungnya.
Betapa dia mencintai apa yang dia lakukan. Mimpinya kuat sekali menjadi pemain sepak bola yang luar biasa nantinya yang dapat mengangkat negaranya.
Kalau dia bercerita mimpinya, semua orang dengan cepat berkata padanya “jangan pernah bermimpi”.
Tapi yang dia lakukan adalah sebaliknya, dia semakin kuat menanamkan mimpinya. Semakin orang meremehkan dirinya, Dia semakin kuat berlatih. Dia tonton pertandingan terbaik, dia beli VCD dan DVD rekamannya. Kadang dia merekam sendiri pertandingan-pertandingan terbaik dunia. Dia coba semua gerakan, tendangan dan teknik bola. Dia putar ulang-ulang semua moment mencetak gol. Semua rekaman gol-gol indah ada semua dia otaknya. Tidak ratusan kali, bahkan ribuan kali dia putar2 menontonnya.
Kebiasaannya ini ditularinya pada teman klubnya, teman timnas. Hasil menonton mereka diskusikan dan mereka racik dalam pola latihan mereka. Alhasil klub kecilnya menjuarai liga. Kebanyakan teman klubnya membela timnas negara mereka.
Kebiasaan latihan dan secara ilmiah mendiskusikan pola permainan terbaik merupakan kebiasaan mereka.
Dan itu juga yang dia lakukan saat menjadi presiden. Dia begitu mencintai negaranya. Dia belajar dari negara manapun yang baik ekonominya, pertaniannya, teknologinya. Pokoknya apapun yang terbaik yang ada didunia ini dia pelajarai dan dia olah bersama rakyatnya.
Dia tantang rakyatnya membangun negara mereka. Seakan ada gerakan bersama membangun negara mereka.
Dia dengungkan pada rakyatnya, apapun bidang keahlian rakyatnya harus dilandasi dengan cinta. Cinta pada pekerjaan, cinta pada negara, untuk membangun, untuk memajukan keluarga. Jika keluarga maju, maka pasti negarapun maju. Negara ini maju hanya karena bola, susah dipercaya.
--