Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rahasia Merawat Hati [Part2: Pikiran!]

14 Juni 2024   15:23 Diperbarui: 14 Juni 2024   15:27 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khusus Kejadian 45:1-8, memberikan 2 pelajaran terbaik tentang cara berpikir Yusuf kepada kita.

Cara berpikir Yusuf yang pertama.  Jika Allah memberkati kita dengan keberhasilan dan jabatan itu bertujuan untuk menolong orang lain bahkan orang terdekat, dan bukan menekan apalagi mempersulit  orang lain.  Bukan pula kesempatan untuk membalas dendam (Kejadian 45:1-4). 

Kejadian 45:1a

"Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi" = Ibrani: aphaq; Inggris: restrain himself (berusaha tenangkan diri, kemarahan yang tertahan tapi terkontrol, diolah, dimanage).  Kata ini ibarat benci dan cinta. Makna yang hampir sama ketika Yohanes melaporkan "Masygullah hati Yesus" (Yoh. 11:33).  

Tugas kita adalah mengakui dengan jujur, tetap mengasihi keluarga, orang tua, Bapak, mama, saudara.  Meskipun di masa lalu mereka pernah menyakiti kita, salah mendidik kita dibanding sekarang. Sikap kita adalah Forget (Melupakan), Forgive (Mengampuni) dan reframe (membingkai kembali cara berpikir kita supaya sesuai dengan Pikiran Allah).

Mengakui bahwa semua pencapaian dan keberhasilan adalah berkat Allah.   Kejadian 45:8a, "Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir."

Cara berpikir yang kedua.  Jika Allah mengijinkan sesuatu terjadi dalam hidup kita, bahkan orang lain menyakiti kita, pasti ada maksud Allah meskipun itu tidak mudah (Kejadian 45:5, 7, 8) .

Tugas kita adalah: percaya bahwa pasti ada intervensi Allah di setiap proses yang terjadi dalam hidup kita, karena itu temukan maksud Allah. Mungkin bukan saat itu, tapi di kemudian hari (kelak nanti).  Percayalah bahwa Allah pasti memelihara hidup kita melalui berbagai cara dan orang lain.

Kisah Yusuf ibarat dunia sepak bola.  Setiap orang menjalani hidup sesuai dengan nilai, aturan yang ada.  Ibarat sepak bola, setiap tim menerapkan aturan dan teknik bermain demi memperoleh kemenangan.  

Namun, ketika suatu tim kalah, dia tidak berhak untuk menyalahkan, marah dan melarang tim yang menang untuk berhenti dan tidak mencetak gol. Sebaliknya, tim yang kalah seharusnya perbaiki diri, apakah di sisi penjaga gawang, pertahanan, tengah, atau striker. Artinya, mengubah cara berpikir, strategi di dalam diri sendiri.

Berdasarka pengalaman pribadi saya, setiap proses dalam hidup saya sejak kecil, SD, SMP, SMA hingga kuliah membentuk cara berpikir saya.  Ternyata setiap pengalaman yang dahulu tidak menyenangkan, Tuhan persiapkan dan sebagai cara Tuhan melatih saya untuk hal-hal yang indah di depan (masa akan datang) dengan pikiran positif.

Oleh karena itu, kita seharusnya bangga, kalau Allah mempercayakan hati kita untuk dijaga (dirawat, dipelihara). Orang yang berhasil merawat hatinya, yaitu pikirannya akan diperhtiungkan oleh Allah untuk dipercayakan lebih, seperti Yusuf. 

Pertanyaannya bagaimana kalau pikiran kita selama ini salah.  Apa yang harus kita lakukan? Mari kita dengarkan nasihat Firman Tuhan melalui Rasul Paulus dalam Roma 12:2

  • "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." 

Menurut Firman Tuhan dalam Roma 12:2, "berubahalah pembaharuan budi."  Kata "berubahlah" tidak hanya berarti perubahan fisik, tapi juga Perubahan PIKIRAN atau cara kita memahami sesuatu harus berbeda.  Artinya, kita orang Kristen harus mendasarkan kepada Pikiran Allah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun