Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Menuju Bogor!

6 Juni 2024   10:07 Diperbarui: 6 Juni 2024   10:13 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi shema melihat lampu bus Sinar Jaya. sumber gambar: (dokpri/obin)

Dari segi fasilitas, bus Sinar Jaya mempunyai AC, tempat charger, selimut dan makan malam satu kali. Tempat duduknya sangat nyaman.

Hal yang lebih seru di perjalanan kali ini. Kedua anak kami, Nael dan Shema sangat senang. Mereka sangat gembira, senyum, tertawa hingga bercerita dan berinteraksi dengan penumpang lain.

Sembari mereka bermain, istri saya menyuapi kedua anak kami secara bergantian. Mereka perlu makan dulu agar sehat, nyaman dan mereka tidak masuk angin. Demikian kata-kata istri saya.

Apalagi di dalam bus yang menggunakan AC, sangat perlu mereka makan dulu agar tidak masuk angin. Selain itu, agar mereka tidak rewel.

Setelah mereka makan, keduanya bermain. Karena kami duduk bersebelahan. Jadi, kadang Nael atau Shema ke pangkuan saya sembari berinteraksi dengan Mbah di samping saya.

Kadang pula, Nael atau Shema yang ke pangkuan Mamanya. Sembari berinteraksi dengan Mbah di belakangan kedua kursi mereka. Apalagi ketika Shema mau menyusui, ia pasti ke Mamanya, dengan sautan: Ma... nen...nen...nen!  

Hal yang sangat menyenangkan di dalam bus itu adalah kedua anak kami. Mereka berinteraksi alias bawel. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Biasanya anak-anak orang lain sudah tidur di bawah jam 9 malam.

Tidak demikian dengan kedua anak kami. Bahkan sampai jam 11 malam pun, keduanya belum istrahat. Mereka masih bermain dan berteriak-teriak layaknya suara anak-anak.

Di satu sisi mengganggu para penumpang lain yang sudah istrahat. Tetapi di satu sisi, mereka sedang mengekpresikan kebahagiaan mereka di dalam bus.

Awalnya, kedua Mbah di kursi belakang istri dan di  samping saya, sangat senang berinteraksi dengan anak-anak kami. Mereka sempat memuji, wahh ganteng banget.. mau ke mana? Sembari menunjukkan rasa gemes dan menyentuh pipi kedua anak kami.

Layaknya kepada cucu mereka, saat bertemu dengan kedua anak kami, sapaan mereka sangat menunjukkan rasa sayang dan kangen pada cucu mereka sendiri.

Misalnya, bapak di samping saya punya dua anak. Dari kedua anaknya, Allah karuniakan empat cucu. Dia sangat senang saat menceritakan hal ini sembari sekali-sekali melihat anak kami.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun