Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memaknai Hari Sabat!

2 Juni 2024   14:29 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:30 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kitab suci yang terbuka. sumber gambar: (unsplash.com/jessicamangano)

Hari Minggu tadinya disebut sebagai hari Ahad.  Di Malaysia masih menggunakan sebutan ini.  Bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh bahasa Arab.  Dan bahasa Arab dipengaruhi oleh bahasa Ibrani/Yahudi.

Ahad dalam bahasa Arab artinya satu, tunggal, esa.  Dan dalam bahasa Ibrani kita kenal kata ekhad.  Gampangnya baca saja sebagai e-had.

Di dalam bahasa Ibrani, hari pertama disebut sebagai "yom rishon", artinya hari yang jadi kepala, awal, yang pertama.  

  • Yesus bangkit di hari pertama, seolah-olah ingin menyampaikan pesan bahwa Ia mengajak kita untuk memulai siklus mingguan yang baru dengan kuasa kebangkitanNya!

Hal ini juga dikiaskan dengan perjanjian sunat yang harus dilakukan pada hari kedelapan.  Atau hari pertama pada siklus berikutnya! Kita memulai siklus yang baru dengan menyunat hati kita serta menanggalkan manusia lama kita sehingga menjadi ciptaan baru di dalam Yesus!

Dalam Markus 2:23-28, dalam kebersamaan dengan murid-murid-Nya, yakni ketika Yesus berjalan di ladang gandum.  Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat.  Melihat hal ini, orang-orang Farisi mempertanyakan tindakan para murid yang melanggar ketentuan hari Sabat (ayat 23-24). 

Yesus menanggapi apa yang dipertanyakan oleh orang-orang Farisi.  Hal ini dicatatkan dalam Markus 2:27, "Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."

Tanggapan Yesus ini mengandung dua hal.  Pertama, menurut Yesus, Allah tidak pernah merancang hari Sabat agar menjadi beban bagi manusia.    Kedua, Allah mengadakan hari sabat justru untuk mendapatkan faedahnya bagi manusia. 

Oleh karena itu, Hari Sabat menjadi sangat penting untuk beribadah kepada Allah.  Kiranya artikel ini membuat kita semakin mengerti makna hari sabat.  Bukan sebagai sebuah beban dan juga intimidasi.  Melainkan kesempatan untuk memuliakan Allah dan melakukan kebaikan yang mulia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun