Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Tiga Strategi Gereja Antisipasi Perceraian, Kedua Apalagi Ketiga, Tidak Serius Diperhatikan

25 Mei 2024   17:02 Diperbarui: 25 Mei 2024   17:03 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ada anak muda yang pacaran, gereja perlu berikan edukasi yang benar tentang pacaran. Bahkan gereja sudah mengagendakan tentang konseling bagi anak muda yang sedang pacaran.  Bukan hanya di forum umum seperti seminar.  Namun, anak muda yang sedang pacaran, dibimbing secara khusus dan terpisah. Dibanding anak muda yang belum punya pacar.

Mereka yang belum punya pacar, tetap diberikan arahan, bimbingan dan edukasi agar mereka tidak terburu-buru.  Mereka pun perlu menentukan skala prioritas.  Apalagi mereka masih sekolah atau kuliah.  

Hal ini bertujuan agar gereja memberikan konsep dasar tentang makna sebuah pacaran. Pada tanggal 30 Agustus 2020, di GSJA CALVARY CHARISMATIC Bogor, saya pernah menjadi salah satu Nara Sumber saat berbicara tentang Rethinking About of Dating. Salah satu Jemaat berbicara dari perspektif sejarah pacaran (Bro Marcell HS).  Kemudian salah satu jemaat lagi membahas dari segi praktika (Ka Peggy).  Sedangkan saya mengupas dari perspektif Alkitab. 

Bagi Anda yang penasaran seperti apa pembahasannya.  Anda bisa cek di akun youtube Next Gen Worship, "Rethinking about Dating - GSJA CC Youth Talks."  Telah ditayang pada tanggal 30 Agustus 2020.  Jadi, kami membahas topik ini di masa panndemi.  Salah satu dampak setelah youth talks ini, ada pasangan yang putus, karena merasa tidak sehat lagi.  Tetapi juga ada yang semakin setia.     

Ternyata, pacaran dalam cara berpikir remaja dan anak muda jaman now, sangat tidak Alkitabiah.  Misalnya, ketika seseorang sudah punya pacar, maka orang lain tidak boleh ada yang dekatin.  Pokok pacar itu sudah jadi miliknya. Bahkan apapun yang ia lakukan terhadap pacar sangat boleh.  

Nah, hal-hal seperti ini bukan hanya tidak Alkitabiah, tapi membuat orang tidak leluasa dalam berelasi. Baru pacaran saja sudah dikekang seperti anak kuda dalam kandang.  Model pacaran seperti ini sangat posesif.  Tidak heran ketika tidak berlanjut, sangat sakit hati bahkan terjadi kekerasan fisik.   

Gereja perlu hadir memberikan pemahaman yang benar. Hal ini menolong setiap anak muda lebih berhati-hati dan bijak dalam memilih pacar atau teman dekat.  Bagi anak-anak remaja pemuda, ketika gereja memberikan edukasi, ikuti dan hidupi.  Toh itu kebaikanmu dan masa depanmu.  

Konseling Pacaran atau yang saya singkat koran ini akan menolong setiap remaja pemuda mengerti proses pengenalan itu sangat penting dalam pacaran. Mereka pun tahu batas-batasan dalam pacaran. Terutama mereka menghargai setiap pasangan mereka sebagaimana Allah hargai sebagai pribadi yang berarti di mata Tuhan.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial media, sangat memudahkan remaja dan pemuda menemukan pertemanan dari mana saja. Bahkan ada yang pacaran hingga menikah melalui perkenalan awal di aplikasi.  Menjadi sangat kaget ketika sudah menikah, karena tak semanis waktu pacaran melalui aplikasi. 

Tidak sedikit remaja dan pemuda yang terjebak dengan wajah palsu di media sosial, tidak seperti aslinya. Akibatnya kecewa, stress bahkan bunuh diri.  Selain itu, konsentrasi pendidikan mereka menjadi tergantung.

Problematika kehidupan dan keluarga ini seharusnya menjadi perhatian gereja dalam menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menangkalnya. Gereja memang tidak sempurna dan menjawab setiap persoalan. Tapi paling tidak gereja melakukan langkah yang tepat untuk menyelamatkan generasi sehingga tidak terjerumus ke dalam keluarga yang salah dan berakhir dengan perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun