Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Enam Pertimbangan Mahasiswa Sebelum Membuat Tugas Akhir, yang Keenam Paling Sulit!

15 Mei 2024   19:25 Diperbarui: 19 Mei 2024   13:52 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa kuliah. sumber gambar: (unsplash.com/javier trueba)

Bagi setiap mahasiswa Perguruan Tinggi, tugas akhir merupakan syarat penentuan akhir dalam mencapai kelulusannya. Misalnya skripsi untuk mencapai gelar Sarjana S1. Tesis untuk mencapai gelar Magister S2. Disertasi untuk mencapai gelar Doktor S3. 

Khususnya skripsi, pada masa kepemimpinan Mentri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim membawa transformasi baru. Di mana pemerintah tidak mewajibkan lagi skripsi bagi mahasiswa Sarjana S1 untuk tugas akhir, tetapi bisa berbasis proyek atau prototipe sejenisnya. Demikian ia sampaikan dalam Rapat Kerja Bersama Komisi X DPR di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2023.

Terobosan yang dilakukan oleh Nadiem A. Makarim ini sebenarnya tidak mengubah esensi pencapaian tugas akhir atau menghapus skripsi. Artinya, setiap pencapaian gelar akademik, tetap menuntut adanya tugas akhir yang dikemas dalam bentuk yang berbeda oleh pihak kampus. Jadi, tugas akhir tetap ada.

Oleh karena itu, berikut saya akan memberikan enam pertimbangan yang perlu Anda pikirkan sebelum Anda akan membuat tugas akhir. Urutan penulisan ini tidak menentukan prioritas, artinya sangat fleksibel. Tergantung konteks keberadaan Anda. Namun, bagi Anda yang sudah menyelesaikan tuntutan mata kuliah dan tinggal tugas akhir, maka artikel sangat bermanfaat. 

Tanpa berlama-lama lagi, berikut saya akan berikan enam pertimbangan mahasiswa sebelum menulis tugas akhir. 

1. Pemilihan Topik/Judul

Dalam membuat tugas akhir, topik/judul bisa dibilang paling awal ditentukan sebelum pertimbangan yang lain. Saya menyebut topik atau judul itu seperti visi. Apa yang akan Anda mau kerjakan.

Topik yang ditentukan perlu berkorelasi dengan jurusan yang sedang diambil. Selain itu, topik ini dapat menjadi proyeksi untuk dikembangkan di kemudian hari. Manfaatnya pun bisa dinikmati banyak pihak terkait.

Topik harus menjadi minat (kesukaan) Anda sendiri. Jika tidak, maka dalam proses mengerjakannya, Anda bisa mudah untuk mengubahnya hanya karena tidak suka. Juga berpotensi untuk Anda berhenti mengerjakannya di tengah jalan.

Jika kita buntu dalam menentukan topik, Anda bisa berkonsultasi dengan dosen terkait. Juga kepada mahasiswa senior atau rekan yang mengerti dinamika topik tersebut. Yang pasti, topik yang diambil bukan hanya karena suka tidak suka, tetapi pertimbangkan yang kedua ini. 

2. Kemampuan

Kemampuan adalah pertimbangan kedua sebelum membuat tugas akhir. Dengan topik yang diambil, apakah Anda bisa mengerjakannya? Kemampuan Anda sangat menentukan keberhasilan dalam menyelesaikan tugas akhir itu.

Jika Anda tertarik seputar pertanian, produksi, pemasaran dan proses distribusi, apakah Anda mempunyai kemampuan di bidang itu? Dalam konteks Perguruan Tinggi Teologi, jika Anda hendak mengeksegesis, apakah Anda menguasai minimal Bahasa Ibrani, Bahasa Ibrani kemudian disiplin ilmu hermeneutikanya. Demikian juga di bidang lainnya. 

3. Waktu

Pertimbangan ketiga adalah waktu. Dengan topik yang Anda pilih dan kemampuan yang Anda miliki, apakah dalam waktu tertentu, misalnya enam bulan, satu tahun, Anda bisa menyelesaikannya? Apalagi ketika Anda masih mengambil beberapa mata kuliah. Itu berarti, selain tugas akhir, Anda masih perlu mengerjakan tugas-tugas mata kuliah. 

Untuk hal ini, diperlukan disiplin waktu. Anda perlu time table dalam proses mengerjakan keduanya. Belum lagi ada tugas-tugas tambahan di kampus. Misalnya Anda sebagai Pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa).

Sebagai Koordinator di salah satu bidang. Belum lagi tugas akhir yang Anda buat adalah kwantitatif, yang memerlukan survei dan wawancara. Proses pengumpulan data ini sangat menguras waktu, pikiran dan tenaga. 

4. Biaya

Pertimbangan keempat ini tidak kalah penting dengan ketiga pertimbangan di atas. Hal ini sangat ditentukan oleh bentuk tugas akhir yang Anda buat. Jika dalam bentuk studi Pustaka, maka Anda hanya perlu meluangkan waktu untuk ke Perpustakaan di Kampus dan mengasa otak.

Namun, jika sumber tidak memadai di perpustakaan kampus, maka Anda perlu studi ke perpustakaan lain yang menyediakan sumber yang diperlukan. Apalagi penelitian Anda adalah penelitian lapangan, tidak hanya biaya, Anda pun perlu mempertimbangkan transportasi dan akomodasinya hingga obat-obat yang perlu untuk menunjang stamina Anda. 

5. Sumber-Sumber

Keempat pertimbangan di atas akan menjadi sia-sia jika Anda tidak mempunyai sumber-sumber yang mendukung tugas akhir Anda. Sumber-sumber ini bisa dapat bentuk literasi buku-buku hardbook di perpustakaan, softbook seperti di Internet. Menurut www.firstmedia.com, disebutkan 5 website yang bisa menunjang penyelesaian tugas akhir, yaitu Google Schoolar, ResearchGate, ProQuest, Grammarly dan Zotero. 

Namun, jika dalam bentuk penelitian lapangan, itu berarti perlu sumber dari orang-orang yang hendak diwawancarai. Anda perlu siapkan alat-alat bantu seperti kamera untuk mendokumentasikan, Audio untuk merekam dalam kapasitas memori yang memadai. 

6. Kesiapan Mental

Meskipun Anda sudah mempertimbangkan kelima hal di atas, namun Anda harus siap mental dalam proses menyelesaikan tugas akhir. Mengapa? Anda perlu antisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi di luar kendali kita. Misalnya koreksi dosen pembimbing, saat ujian proposal bahkan ujian progres. Juga kesulitan sumber, biaya dan kemampuan.

Saya teringat ketika saya mulai mengerjakan skripsi di pertengahan tahun 2009, satu minggu sebelum ujian proposal, tiba-tiba skripsi saya hilang karena terkena virus di komputer. Sementara saya belum simpan di file lainnya. Saya cukup stres, menangis dan hampir menyerah.

Puji Tuhan dimotivasi oleh rekan-rekan untuk bangkit. "Pak Agus saja (saat ini Dosen dan Rektor STT Sati Malang) pernah alami, sekarang jadi dosen! Mungkin kamu juga nanti akan jadi dosen." Pinta seorang rekan saya bernama Rey Christian Sitaniapessy, yang akrab dipanggil Reno. Akhirnya saya harus memulai dari awal lagi hingga selesai dan wisuda pada tanggal 28 Mei 2010. Dan sekarang, benar-benar terjadi, saya jadi dosen tetap di STT Berea, Salatiga.

Selain itu, dalam proses penyelesaian skripsi, saya pernah dikoreksi habis-habisan oleh dosen pembimbing dan dosen pembaca. Oret-oretan merah sangat banyak. Bahkan ada candaan tapi menusuk tajam.

Namun, bimbingan dan koreksi mereka membuat tulisan saya lebih terarah.

Tidak hanya itu, saya pernah dihantui oleh berita dari keluarga Sumba tentang ayah saya yang sakit kritis. Berita itu cukup mengganggu konsentrasi saya.

Namun, saya mendoakan dan menyerahkan semua kepada Tuhan. Kebetulan tugas akhir yang saya ambil saat itu adalah kualitatif, yaitu eksegesis. 

Itulah enam pertimbangan yang saya bisa bagikan. Ketika saya menyelesaikan tugas akhir skripsi di mulai tahun 2009 sampai tahun 2010 untuk pencapaian gelar sarjana S1. Keenam pertimbangan ini yang saya terapkan.

Jika ada pertimbangan yang lain, silahkan dicantumkan di kolom komentar. Mana tahu bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi rekan-rekan yang berencana atau sedang dalam proses pembuatan tugas akhir tidak hanya S1, mungkin S2 (Tesis), bahkan S3 (Doktoral).

Saya mau mengakhiri artikel kali ini dengan pantun. Dijawab ya, hehehe....

Pergi ke pasar beli ikan kakap... (Cakap..) Pulang ke rumah memotongnya dengan kapak (Cakap...). 

Saya senang menulis di Kompasiana. Apalagi dibaca oleh orang-orang yang cakap-cakap! 

God bless you all. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun