Richi akhirnya mendapatkan selang, dan mulai memindahkan BBM dari tangki motor sewa ke motor saya. Â Richi meniup beberapa kali, tapi tidak bisa. Â Saya pun mencoba tidak bisa. Â Firmana juga mencoba, hasilnya sama, tidak bisa. Â Namun, tanpa menyerah, Richi mencoba lagi dan puji Tuhan berhasil. Â Dalam hitungan beberapa detik saja, isi tangki motor saya penuh. Â Sementara isi BBM di tangki motor sewa pun masih cukup banyak.
Percakapan dan respon spontan ini sangat berkesan buat saya. Â Saya yakin, kasih dan kebaikan hati mereka dalam bentuk sederhana, yakni BBM yang dipindahkan ke motor saya sangat berarti. Â Paling tidak, saya tidak perlu isi BBM lagi dalam satu minggu. Â Biaya BBM yang telah kami alokasikan, bisa untuk kebutuhan yang lain. Â
Jadi, sepenggal kisah ini memberikan beberapa refleksi bagi saya. Â Pertama, segala sesuatu tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semua peristiwa dalam kontrol Allah. Â Termasuk hal sekecil apapun, pasti bernilai kekal, yaitu kasih dan kebaikan hati. Â Â
Kedua, Allah dapat menggunakan berbagai macam orang untuk menolong (memberkati) kita. Â Pertolongan Allah pun tepat pada waktu-Nya. Â Jadi, jangan berkecil hati ketika sesuatu tertunda, karena dalam ketertundaan itu, justru pertolongan Allah nyata. Â
Ketiga, kedua mahasiswa STT Berea, yakni Firmana dan Ruth, termasuk Richi Bunga telah mencatat satu sejarah unik dalam hidup saya dan keluarga. Â Terima kasih ya Firmana, Ruth dan Richi. Â Doa terbaik buat pendidikan teologi kalian. Â
Khusus untuk Firmana dan Ruth, semoga skripsinya cepat kelar dan wisuda tahun ini. Â Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H