Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sehari Bersama Keluarga: Beribadah, Berkunjung, Ngobrol dan Bermain!

5 Mei 2024   23:13 Diperbarui: 5 Mei 2024   23:35 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibadah syukur 38 tahun gsja horeb. sumber gambar: (dokpri/obin)

Minggu, 5 Mei 2024 merupakan salah satu hari berkesan dalam hidup kami.  Mengapa?  Karena dalam satu hari, kami melakukan empat kegiatan yang baru pertama kali dialami.  Keempat kegiatan itu adalah:

Kegiatan Pertama: Beribadah Bersama Keluarga di Ulang Tahun GSJA Horeb ke-38 Tahun. 

Ilustrasi ibadah syukur 38 tahun gsja horeb. sumber gambar: (dokpri/obin)
Ilustrasi ibadah syukur 38 tahun gsja horeb. sumber gambar: (dokpri/obin)
Pada pukul jam 8.00-10.30 WIB, kami beribadah di GSJA Horeb.  Karena anak-anak bangun agak siang, jadi kami agak terlambat. Sebenarnya, ini bukan yang pertama kali saya beribadah bersama keluarga.   Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda dan membuat saya menjadikan ini perdana.  

Kegiatan itu adalah Ibadah Syukur 38 tahun GSJA Horeb.  Yang menarik, dalam moment ibadah ini, konsep ibadah duduk, layaknya beribadah di Masjid (Sunda: Lesehan).  Ada juga beberapa jemaat yang duduk kursi.  Tetapi, kebanyakan duduk di lantai, beralaskan tikar, termasuk Gembala Sidang dan beberapa staf pastoral lainnya pun duduk di tikar.  

Hal lain yang menarik adalah, selesai ibadah, jemaat tidak langsung pulang, tetapi fellowship, yaitu makan minum bersama.  Menurut informasi dari Ibu Gembala Sidang, Pdt. Theli, makanan itu dibawa oleh jemaat-jemaat.  Ada yang membawa nasi, lauk, sayur, buah-buahan, kue, permen bahkan ada yang berkontribusi dalam bentuk uang. Mereka tidak membawa apa-apa, pun tetap menikmati makan minum bersama sembari menaikkan Syukur atas pemeliharaan Allah bagi GSJA Horeb hingaga berusia 38 tahun.  

Selesai fellowship, kami membantu memindahkan makan dan minuman lebih.  Selain itu, kami merapikan tikar, menyapu dan membuang sampah.  Nael, anak kami pun turut membantu saya ketika membuang sampah.  Selanjutnya, kami pamit kepada Ibu Gembala Sidang sembari salaman.  

Selamat ulang tahun ya, Tante Theli buat GSJA Horeb yang sudah berusia 38 tahun.  Kiranya Tuhan Yesus terus memberkati, mengirimkan jiwa-jiwa, melayani semakin banyak orang yang membutuhkan kasih sayang Yesus.  

Kedua, Berkunjung ke Rumah Sepupu Kandung

Ilustrasi berkunjung ke rumah sepupu. sumber gambar: (dokpri/obin)
Ilustrasi berkunjung ke rumah sepupu. sumber gambar: (dokpri/obin)

Kegiatan kedua ini, bisa dibilang sangat berkesan.  Jam 10.30-12.45 WIB.  Yang kami kunjungi adalah sepupu kandung saya, yaitu Ibu Inneke Pakereng. Beliau adalah salah satu dosen di UKSW, Salatiga.  Sebagai orang Sumba, maka ketika berjumpa, pasti salaman dengan cium hidung. 

Saya tidak ingat persis kapan terakhir bertemu dengan beliau, saat saya masih di Sumba.  Perkiraan saat saya masih SMP, ketika ada acara keluarga.  Itu sebabnya, ketika berjumpa dengan beliau dan keluarganya, saya sangat senang.  Selain suasana senang, kami sangat ibah, karena beliau sedang dalam proses pemulihan kesehatan, oleh karena sakit jantung. 

Ketika kami ngobrol, kedua anak kami asyik melihat Dua Ekor Soang milik sepupu saya.   Mereka pun sangat senang dan ekspresif melihat Soang tersebut.  Kegembiraan anak kami, hingga dijanjikan kalau nanti Soang bertelur, akan diberikan kepada kedua anak kami.  

Di akhir kunjungan kami, saya mendoakan beliau.  Dengan menyanyikan reff pujian: Ajaib Kau Tuhan.  Lalu, kami mendoakan agar kuasa Allah memulihkan beliau.   Selesai berdoa, tidak ingin kehilangan moment itu, kami berfoto bersama.  Kamu pamit sembari bersalaman dengan cium hidung.   

Ketiga, Ngobrol dengan Ketiga Saudara dari Papua.

Ilustrasi ngobrol dengan ketiga saudara dari Papua. sumber gambar: (dokpri/obin)
Ilustrasi ngobrol dengan ketiga saudara dari Papua. sumber gambar: (dokpri/obin)
Setelah pulang dari kunjungan keluarga, kami langsung kembali ke rumah dan makan siang.  Sejam sesudah makan siang, kami istrahat dengan kompak, jam 13.30 - 15.05 WIB.   Kami berempat sangat pules istrhatnya.  Kami bangun jam 3-an sore, kemudian bersantai di samping rumah. 

Tiba-tiba salah seorang anak Papua yang mau ikut Persekutuan Anak-Anak Papua di Kampus STT Berea.  Dia lewat dan menyamparin kedua anak kami yang sedang bermain sepeda dan kuda-kudaan.  Hallo ade, sembari senyum dia menyapa kedua anak kami.  

Saya mengajaknya duduk, dan minta tolong istri buatkan Kopi Sumba.  Ketika kami duduk, beberapa rekannya pun lewat.  Ternyata keduanya adalah Hamba Tuhan yang melayani Persekutuan tersebut.   Salah satunya langsung datang dari Yogyakarta untuk melayani Firman Tuhan sore ini.  

Sebagai orang yang sangat mengerti budaya Timor, saya pun menawarkan diri untuk duduk dan lagi-lagi minta tolong istri buatkan Kopi Sumba.   Puji Tuhan, mereka mau dan istri menyuguhkan kopi Sumba.  Kami berempat duduk, sembari ngobrol, makan kue serta menikmati Kopi Sumba yang sangat nikmat.  

Ada hal yang berkesan bagi saya, ketika saya bertanya tentang alasan diadakan Persekutuan khusus Anak Papua itu.  Pak Yohanes mengatakan bahwa Persekutuan itu didirikan oleh Bapak Andreas Pagaya.  Hingga saat ini, usia Persukutuan itu sudah mencapai 25 tahun.  

Tujuan utama diadakan Persekutuan itu agar anak-anak Papua yang sedang merantau dan kuliah di Salatiga (kebanyakan di UKSW), selain mempunyai ilmu pengetahuan akademik, mereka pun mempunyai kerohanian yang baik.  Jadi seimbang.  Anak-anak Papua jadi orang-orang yang takut akan Tuhan.  Ketika mereka kembali ke tanah airnya, mereka mempunyai mentalitas membangun daerahnya dengan penuh takut akan Tuhan.  Menurut saya, ini adalah Visi yang sangat mulia.  

Doa saya, kiranya Anak-Anak Papua menjadi orang-orang hebat yang takut akan Tuhan serta ke depan menempati jabatan-jabatan strategis untuk kemajuan Papua bahkan di daerah lain pun, mereka berdampak positif.  

Keempat, Bermain Bersama anak-anak di Taman Tingkir.

Ilustrasi pakai remot kontrol kendaraan listrik untuk anak-anak. sumber gambar: (dokpri/obin)
Ilustrasi pakai remot kontrol kendaraan listrik untuk anak-anak. sumber gambar: (dokpri/obin)

Selesai ngobrol dengan ketiga saudara dari Papua, sekitar jam 5 kurang (sore), saya bersama istri dan kedua anak tadinya mau melihat sawah di daerah Tingkir.  Namun, sebelum sampai ke daerah persawahan, ternyata kami melihat Taman Bermain Tingkir yang sangat ramai dengan pengunjungnya.  

Karena penasaran, kami coba berkeliling satu kali sembari bertanya.  Iini taman apa?  Taman Tingkir!  Dibuka jam berapa sampai jam berapa?  Jam 8 pagi sampai jam 6-8 malam!   Untuk menyewa satu kendaraan (mobil motor) listrik harga berapa?  Per putaran 10 rb!   Demikianlah secara acak kami bertanya kepada beberapa orang seperti tukang parkir dan pemilik kendaraan listrik anak-anak.   

Salah satu hal yang menyita perhatian kami, terutama dari kedua anak kami adalah beberapa orang tua mendampingi anak bermain mobil atau motor remot kontrol.  Ternyata itu adalah kendaraan listrik untuk anak-anak yang bisa disewakan.  

Karena sudah mendapat informasi terkait harga dan kami membawa uang.  Akhirnya, kami bertanya kepada Nael, mau lihat Sawah atau Naik Mobil Listrik.  Ia menjawab, Naik Mobil Listrik saja sama Adek aja!   Kami pun turun dan Nael memilih mobil warna Merah.  Katanya, keren!   

Saya memegang remot kontrol dan kedua anak kami naik kendaraan.  istri saya siap abadikan.  Sungguh kerja tim yang dini.  Namun, karena ini pertama kali saya membawa mobil pakai remot kontrol apalagi kedua anak yang naik.  Jadi, saya meminta petunjuk kepada pihak penyewa kendaraan.  

Setelah diberitahukan cara penggunaannya, saya mulai menggerakkan mobil listrik itu dengan remot. Cukup grogi dan kaku sih.  Bahkan sempat hampir nyungsep mobilnya keluar dari jalan utama dan menabrak tanaman.  Tapi anak-anak, kendaraan dan tanaman tidak apa-apa.  Kami melanjutkan satu putaran mengelilingi area Taman Tingkir.   Sungguh pengalaman yang berkesan bermain bersama anak-anak hari ini.  

Anak kami sangat senang.  Saya bertanya, gimana kak?  Seru, katanya.   "Nanti kalau ke sini lagi pengen bawa yang motor orange," demikian harapan anak kami Nael. 

Doa kami, agar Taman Tingkir menjadi salah satu Taman Bermain yang menyehatkan dan terus menyenangkan bagi keluarga-keluarga, terutama anak-anak.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun