Ketika kami ngobrol, kedua anak kami asyik melihat Dua Ekor Soang milik sepupu saya. Â Mereka pun sangat senang dan ekspresif melihat Soang tersebut. Â Kegembiraan anak kami, hingga dijanjikan kalau nanti Soang bertelur, akan diberikan kepada kedua anak kami. Â
Di akhir kunjungan kami, saya mendoakan beliau. Â Dengan menyanyikan reff pujian: Ajaib Kau Tuhan. Â Lalu, kami mendoakan agar kuasa Allah memulihkan beliau. Â Selesai berdoa, tidak ingin kehilangan moment itu, kami berfoto bersama. Â Kamu pamit sembari bersalaman dengan cium hidung. Â Â
Ketiga, Ngobrol dengan Ketiga Saudara dari Papua.
Setelah pulang dari kunjungan keluarga, kami langsung kembali ke rumah dan makan siang. Â Sejam sesudah makan siang, kami istrahat dengan kompak, jam 13.30 - 15.05 WIB. Â Kami berempat sangat pules istrhatnya. Â Kami bangun jam 3-an sore, kemudian bersantai di samping rumah.Â
Tiba-tiba salah seorang anak Papua yang mau ikut Persekutuan Anak-Anak Papua di Kampus STT Berea. Â Dia lewat dan menyamparin kedua anak kami yang sedang bermain sepeda dan kuda-kudaan. Â Hallo ade, sembari senyum dia menyapa kedua anak kami. Â
Saya mengajaknya duduk, dan minta tolong istri buatkan Kopi Sumba. Â Ketika kami duduk, beberapa rekannya pun lewat. Â Ternyata keduanya adalah Hamba Tuhan yang melayani Persekutuan tersebut. Â Salah satunya langsung datang dari Yogyakarta untuk melayani Firman Tuhan sore ini. Â
Sebagai orang yang sangat mengerti budaya Timor, saya pun menawarkan diri untuk duduk dan lagi-lagi minta tolong istri buatkan Kopi Sumba. Â Puji Tuhan, mereka mau dan istri menyuguhkan kopi Sumba. Â Kami berempat duduk, sembari ngobrol, makan kue serta menikmati Kopi Sumba yang sangat nikmat. Â
Ada hal yang berkesan bagi saya, ketika saya bertanya tentang alasan diadakan Persekutuan khusus Anak Papua itu. Â Pak Yohanes mengatakan bahwa Persekutuan itu didirikan oleh Bapak Andreas Pagaya. Â Hingga saat ini, usia Persukutuan itu sudah mencapai 25 tahun. Â
Tujuan utama diadakan Persekutuan itu agar anak-anak Papua yang sedang merantau dan kuliah di Salatiga (kebanyakan di UKSW), selain mempunyai ilmu pengetahuan akademik, mereka pun mempunyai kerohanian yang baik. Â Jadi seimbang. Â Anak-anak Papua jadi orang-orang yang takut akan Tuhan. Â Ketika mereka kembali ke tanah airnya, mereka mempunyai mentalitas membangun daerahnya dengan penuh takut akan Tuhan. Â Menurut saya, ini adalah Visi yang sangat mulia. Â
Doa saya, kiranya Anak-Anak Papua menjadi orang-orang hebat yang takut akan Tuhan serta ke depan menempati jabatan-jabatan strategis untuk kemajuan Papua bahkan di daerah lain pun, mereka berdampak positif. Â
Keempat, Bermain Bersama anak-anak di Taman Tingkir.