Kehidupan itu penuh dengan peristiwa. Â Namun, ingatlah bahwa di setiap peristiwa itu selalu ada TITIK BALIKNYA (Turning Point).Â
Pertanyaannya adalah apa itu TITIK BALIK? Â Yang dimaksud dengan TITIK BALIK adalah suatu peristiwa atau pengalaman bersejarah dan penting dalam kehidupan kita. Â Melalui peristiwa dan pengalaman itu membuat kita semakin lebih baik atau sebaliknya justru semakin lebih buruk. Â Misalnya kita menjadi seorang yang semakin mengasihi, mudah mengampuni, lebih dekat dengan Tuhan, atau sebaliknya. Â
Peristiwa dan pengalaman itu pun bisa terjadi di mana saja. Â Misalnya di dalam keluarga, tempat pekerjaan, sekolah, gereja, di jalan. Waktunya pun kapan saja dan kepada siapa saja. Â Â
Sebagai anak-anak Tuhan, bagaimana seharusnya kita harus menyikapi TITIK BALIK dalam setiap aspek kehidupan kita? Â Dalam Perjanjian Lama, kita akan belajar beberapa prinsip dan kebenaran Firman Tuhan dari salah satu tokoh familiar mengenai TITIK BALIK kehidupannya bersama Tuhan. Â Dia adalah Abraham.Â
Prinsip yang pertama, PROSES PENGENALAN KEPADA ALLAH SECARA PROGRESIF (Kejadian 12:7-8, 13:18; 21:33; 22:9).
Dalam Kejadian 11:27-31, kita dapat mengetahui bahwa Abraham berasal dari Ur-Kasdim, Mesopamia bagian utara. Â Ur-Kasdim merupakan salah satu kota pusat penyembahan dewa bulan bernama Camarina. Â Abraham, orang tua dan keluarganya menyembah kepada dewa bulan. Â Namun, dalam Kejadian 12:1-3, kita pun membaca bahwa Allah datang kepada Abraham. Â
Allah memperkenalkan diri-Nya kepada Abraham sekaligus menyatakan bahwa Abraham akan dipakai oleh Allah untuk pergi ke tanah Kanaan dan akan menjadi berkat bagi banyak orang bahkan bangsa-bangsa akan mendapatkan berkat melalui Abraham dan keturunannya. Â Namun, ada TITIK BALIK yang menjadi suatu kebiasaan dalam kehidupan Abraham setelah Allah berbicara kepadanya. Â Kita dapat membacanya dalam Kejadian 12:7-8, 13:18; 21:33; 22:9. Â
Pertama, Abraham mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mulai memanggil nama Tuhan. Â Pada jaman Abraham, mezbah adalah gundukan tanah atau batu sebagai tempat untuk mempersembahkan korban dan suatu tempat peringatan. Â Biasanya mezbah yang didirikan mempunyai hubungan dengan Tuhan. Â
Artinya, mezbah menjadi tanda di mana Abraham berjumpa dan mengenal Tuhan. Â Mezbah menunjukkan ada peristiwa yang bersejarah yang membuat Abraham ingat akan apa yang Tuhan katakanakepadanya. Mezbah berbicara tentang suatu tempat di mana Abraham mengenal Allah secara progresif (berkembang dan terus menerus). Â Â
Kedua, Abraham mendirikan kemah bagi Tuhan. Â Dalam bahasa Ibrani memakai kata OHEL artinya kemah, tenda. Â Biasanya dipakai oleh seorang pengembara di padang gurun dan sifatnya masih berpindah-pindah. Â Dalam konteks proses pengenalan Abraham kepada Tuhan, kemah berbicara tentang tempat perteduhan sementara sebab tempat dan tujuan utama Allah kepada Abraham bukan di perkemahan melainkan di tanah Kanaan. Â Namun, dalam proses menuju tanah Kanaan, Abraham telah mengalami perteduhan, pemeliharaan dan perlindungan bersama Tuhan. Â
Jadi, TITIK BALIK kehidupan Abraham adalah tadinya menyembah kepada dewa Camarina di kuil-kuil, tetapi sekarang menyembah kepada Allah. Â Tadinya berteduh di bahwa naungan dewa Camarina, tetapi sekarang berteduh dan berlindung di dalam kemah Tuhan. Â Â
Demikian juga dengan kita, TITIK BALIK di setiap peristiwa, pengalaman dan pergumulan hidup kita, seharusnya membuat kita terus mengenal  Tuhan dengan lebih baik lagi.  Â
Prinsip yang kedua, PROSES PEMURNIAN HATI DAN MOTIVASI (Kejadian 22:1a).
Dalam Kejadian  12-21 merupakan proses pengenalan Abraham kepada Allah secara progresif.  Ibarat Kejadian 12-21 adalah sekolah kehidupan bagi Abraham.  Dalam Kejadian 12:10-20, Abraham harus ke Mesir karena kelaparan di negerinya dan di Mesir  Abraham tidak mengakui Sara sebagai istrinya, tetapi sebagai saudaranya.  Hati Abraham meragukan pemeliharaan dalam hidupnya, tetapi motivasi Abraham hanya untuk mendapatkan makanan dan harta benda. Â
Kejadian 13, hati dan motivasi Abraham kembali diuji saat memilih negeri di mana mereka akan tinggal. Â Kejadian 14:1-16, Abraham mengalahkan Kedorlaomer dan raja-rajanya, tetap hati dan motivasi Abraham tidak sombong, justru ia datang kepada Melkizedek dan memberikan persembahan sebagai tanda ucapan terima kepada Tuhan yang telah memberikan kemenangan kepadanya (Kej. 14:17-24). Â
Kejadian 18:18-33, Abraham bersyafaat untuk Sodom. Â Hati dan motivasi Abraham tulus untuk keselamatan orang-orang di Sodom meski pada akhirnya hanya keluarganya yang diselamatkan. Â Allah terus memurnikan hati dan motivasi Abraham. Â Hingga di Kejadian 22:1a, "Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham." Â
Kata Ibrani "mencoba" adalah NISAH artinya menguji, ujian untuk membuktikan dirinya layak/benar, memurnikan hingga hampir tidak ada goresan. Â
Bahkan proses pemurnian hati dan motivasi yang Tuhan berikan kepada Abraham justru tentang apa yang Tuhan telah janjikan dan berikan kepada Abraham, yaitu Ishak, anak tunggalnya diperintahkan oleh Tuhan untuk dipersembahkan di gunung Moria bagi Tuhan (Kej. 22:2). Â Bukankah sesuatu yang berbanding terbalik? Â Ini masalah proses pemurnian hati dan motivasi untuk menyadari bahwa segala sesuatu adalah hak/milik kepunyaannya Tuhan. Â
Melalui ujian ini, sekali lagi Allah ingin melihat kemurnian hati dan motivasi Abraham kepada Tuhan. Â Menarik bahwa Abraham pun sukses melewatinya (Kej. 22:3-10) sehingga malaikat Tuhan menghadang Abraham untuk membunuh anak itu (Kej. 22:11-18).Â
Demikian juga dengan kehidupan kita, TITIK BALIK di setiap peristiwa, pengalaman dan pergumulan hidup, biarlah saat di mana kita menjalani proses pemurnian hati dan motivasi yang benar kepada Tuhan dan sesame kita, kepada suami-istri, anak-anak bahkan orang-orang yang bersama-sama dengan kita. Â Â
Prinsip yang ketiga, PROSES PEMBERIAN VISI, PEWAHYUAN DAN CARA PANDANG YANG BERBEDA (Kejadian 22:19a).
Kejadian 12:1-3 adalah visi yang Tuhan berikan kepada Abraham di mana Allah memberikan janji tentang tanah Kanaan dan melalui kehidupan Abraham, seluruh kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Â Abraham akan memiliki tanah Kanaan. Â
Dalam proses pengenalannya terhadap Allah secara progresif, Allah menyingkapkan pewahyuan yang baru, yaitu bahwa janji itu tidak hanya kepada Abraham tetapi hingga kepada keturunannya (Kej. 13:15; 22:17). Â Dengan kata lain, janji tentang tanah Kanaan tidak harus dinikmati oleh Kanaan, tetapi oleh keturunannya. Â Namun, dalam proses menuju tanah Kanaan, Abraham pun sudah mengalami perteduhan bersama Tuhan. Â Â
Hingga Allah mengubah nama Abram menjadi Abraham mempunyai makna yang dalam (Kej. 17:5-8). Â Nama Abram adalah tunggal (Bapa yang mulia). Â Abram dari Ur-Kasdim, tetapi Allah mengganti namanya menjadi Abraham yang mempunyai tiga penggalan kata Ibrani: Abb artinya Bapa, sumber; Â Raah artinya melihat, mempedulikan, memperhatikan; dan kata Am artinya umat atau orang banyak. Â
Jadi, Allah ingin memberikan cara pandang yang berbeda kepada Abraham bahwa dia akan menjadi Bapa yang melihat, memperhatikan dan peduli kepada banyak orang. Â
Hingga Kejadian 22:19a berbunyi, "Kemudian kembalilah Abraham..." Â Kalimat ini mengandung makna Abraham kembali dengan cara pandang yang berbeda karena pengenalannya kepada Tuhan semakin dalam dan hatinya pun terus dimurnikan oleh Tuhan. Â
Sebagai anak-anak Tuhan, proses pengenalan kita terhadap Tuhan yang semakin dalam, akan memurnikan hati dan motivasi kita. Â Tuhan akan memberikan visi dan pewahyuan yang baru serta cara pandang yang berbeda. Bukankah tTingkat kedalaman pengenalan kita kepada seseorang akan sangat menentukan cara pandang kita kepadanya. Â Â Â
Ada satu kata kunci dari ketiga prinsip di atas yaitu PROSES. Â Menarik bahwa kata PROSES berasal dari bahasa Latin: PRO artinya bergerak, aktif dan CEDER/CADAR artinya muka, wajah. Â Jadi, secara harafiah, proses artinya bergerak maju. Â
Berkaitan dengan TITIK BALIK dalam setiap kehidupan kita, seharusnya setiap peristiwa, pengalaman dan pergumulan hidup yang terjadi seharusnya membuat kita bergerak maju, terus bertumbuh dan dewasa dalam mengenal Tuhan lebih dalam lagi, hati dan motivasi kita pun terus dimurnikan dan bersiaplah untuk menerima visi dan pewahyuan yang baru serta cara pandang yang berbeda dari Tuhan. Â Amin. Tuhan Yesus memberkati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI